Early-Age Marriage [END✔]

01. Pengabdian

☄︎☄︎☄︎
٭
٭
✴
❍⌇─➭ welcome to ⌗my book: ๑ ˚ ͙۪۪̥◌ ⌨꒱
≛
꙳
≛
╭──────༺♡༻──────╮
୧܀⊱𝐄𝐚𝐫𝐥𝐲-𝐀𝐠𝐞 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞⊰܀୨
╰──────༺♡༻──────╯
✴
٭
٭
✎✎✎
🄴🄽🄹🄾🅈

Minggu, 23:00 malam,

Hembusan angin malam terasa begitu menyejukkan dan itu mampu menenangkan hati seseorang yang sekarang sedang gundah.

Beberapa orang mungkin lebih memilih malam hari dibandingkan siang. Sebab, kegelapan malam terasa lebih menenangkan dibandingkan cahaya siang hari.

Dia Seo Lexy, gadis 16 tahun yang terduduk sendu di tepi sungai dengan seragam sekolah yang masih menempel di badannya, namun seragam itu sudah tak rapi lagi seperti saat pagi tadi ia memakainya.

Air benih yang sedari tadi keluar membasahi rona merah murni pipinya kini sudah mengering tak tersisa.

Gadis itu memandangi jari kecil nya dan menatap sendu ke arah cincin indah di jari manis nya. Cincin itu terlihat berkilau akibat cahaya yang menyinarinya, Lexy tersenyum miris.

Helaan nafas panjang terdengar lagi untuk yang kesekian kalinya dari bibir kering nya. Gadis itu sangat kelelahan, ia lelah dengan takdir hidupnya. Takdir ini terasa begitu kejam untuk anak seusia nya

Sangking kejam nya sampai Lexy ingin takdir ini berubah menjadi kematian.

Ia sudah tak sanggup lagi.

Seharusnya anak seusia nya masih bersenang-senang dengan teman-temannya dalam dunia pendidikan. Mereka akan menghabiskan masa remaja mereka sebelum akhirnya berkeluarga. Menciptakan kenangan yang tak terlupakan selama masih mudah adalah impian semua anak-anak

Namun semua itu tak berlaku untuk Lexy.

Di usia nya yang masih 16 tahun sudah ddihadapkan oleh berbagai masalah yang tak berkesudahan.

Ia harus merelakan masa muda nya hanya untuk kebahagiaan kedua orang tuanya.

Tidak. Tapi semua kehidupannya ia relakan hanya untuk kebahagiaan kedua orang tuanya.

1 tahun lalu, Lexy harus menerima sebuah keputusan gila dari orang tuanya yang terus memaksa dirinya untuk menerima sebuah perjodohan konyol yang dilakukan oleh sang Ayah dengan sahabat baik nya.

Ya. Perjodohan dini.

Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan langsung melakukan upacara pertunangan hanya untuk mengklaim bahwa Lexy telah resmi menjadi calon menantu dari keluarga sahabat ayahnya, atau yang bisa disebut calon mertuanya.

Lexy bahagia? Tentu. Ia bahagia ketika melihat kedua orang tuanya bahagia, walau ia yang harus berkorban untuk itu. Baginya itu bukanlah masalah besar, tapi...