You Were More Than Beautiful

4.5K 344 18
                                    

"Hazel ikut?" Pram sudah bersiap untuk pergi malam itu mengantar Ayu yang ingin berbelanja. Ayu sedang bersiap-siap di meja riasnya, dan Hazel kecil tertidur lelap dikasur, ia pun sudah siap dari beberapa menit yang lalu. "Ikut dong, aku juga mau jalan-jalan bapak," ucap Ayu yang berpura-pura menjadi Hazel, Ayu menggendong Hazel dan membawanya keluar.

"Gak apa-apa? mau titip mama bentar gak?" Pram mengekor dibelakang Ayu, mengikutinya keluar rumah.

"Jangan dititip ah ngerepotin, kita jalan-jalan aja bertiga, kamu gamau?"

Pram membuka pintu belakang mobil, membantu Ayu mendudukkan Hazel di car seat - nya, "Kan udah malem, takutnya kenapa-kenapa."

"Gak apa, aman kok, yuk berangkat," saat semua sudah masuk mobil, Pram menyalakan mesinnya dan langsung mengendarai mobil tersebut membawanya ke tempat tujuan utama mereka.

Jalanan malam hari yang tidak terlalu padat membawa mereka sampai di salah satu mall kota lebih cepat dari biasanya, setelah mencari dan mendapatkan tempat untuk memarkirkan mobilnya Pram membantu Ayu keluar dari mobil dan menyiapkan stroller Hazel dari bagasi mobil.

Ayu menunggu Pram yang tengah kesulitan menyiapkan stroller, "susah ya, Hazel aku gendong aja deh mas, atau nanti sekalian cari stroller yang lebih gampang buat dilipetnya," tetap berusaha Pram sangat fokus untuk terus mencoba membuka stroller tersebut, yang akhirnya membuahkan hasil, dengan semua kekuatan ototnya stroller Hazel sudah bisa dipakai.

"Iya beli yang lebih gampang aja, agak repot ini bongkar pasangnya," Hazel sudah tertidur nyaman di stroller - nya, takut waktu semakin larut mereka langsung masuk ke dalam mall. Pram hanya mengikuti arah jalan Ayu karena dirinya memang hanya mengantar.

Dari satu toko ke toko lain tugas Pram hanya mendorong stroller, membawa tas belanja, dan menggesekan kartunya. "Apa lagi?" tanya Pram, yang ditanya bingung sibuk memutarkan badannya melihat-lihat toko mana yang belum ia kunjungi, "Aku udah sih, oh kita ke mothercare dulu liat stroller, jam berapa?"

Pram melirik jam yang bertengger di lengannya, "baru jam 7, yaudah jalan ayo keburu malem belum makan," patuh dengan perintah suaminya, Ayu langsung berjalan menuju toko selanjutnya. Sudah merasa lelah, Pram memilih untuk duduk sebentar dan membiarkan Ayu berkeliling toko seorang diri.

"Loh udah?" kaget saat tak lama Ayu menghampirinya dengan stroller baru untuk Hazel, "udah, yuk pulang, laper aku."

"Ini bayar pake apa?" Pram masih terheran dengan tingkahnya yang menghilang dan kembali dengan barang belanjaan baru.

"Pake daun, ya pake uang lah, ini pake uang aku aja daritadi gesek pake uang kamu terus, gantian hehe,"

"Apaan maksudnya gantian, gak boleh lah, berapa ini?"

"Udahlah kenapa sih, tadi aja baju abis berapa pake uang kamu, gapapa massss, yuk kita makan yukkk,"

"Berapaan dulu ini bilang,"

"5 juta aja, ayooo laperrrr," Ayu mendorong Pram untuk mempercepat jalannya, karena jam makan malam mereka sudah lumayan telat.

Sampai ditempat mereka makan Pram terus mengomel karena Ayu membiarkan dirinya memakai uang miliknya tanpa izin dari Pram. Tak ingin ambil pusing, Ayu asyik berkaraoke dengan lagu dari playlist mereka dari zaman berkuliah. "Mas mau itu boleh gak?" tunjuknya dengan binar mata yang antusias saat melihat tukang jual telur gulung, "Nggak," singkat, padat, dan jelas jawaban yang membuat antusias Ayu turun.

"Beli 2000 aja deh gak pake saos,"

"Gak boleh, aku gak ada cash,"

"Aku ada," jawabnya cepat sambil mengeluarkan dompetnya dari dalam tas, "Cukup aku izinin beli McD aja ya, jajanan kayak gitu gak boleh sayang," Pram menyimpan dompet yang sudah setengah dikeluarkan oleh Ayu kedalam tasnya kembali.

"Big mac beef, french fries, chicken nugget bbq sauce, minumnya air mineral aja, sama mcflurry oreo," Ayu menjelaskan rentetan menu yang ia inginkan dengan nada datar.

"Kok marah?"

"Nggak, cepet itu mbanya nungguin kamu mau apa?"

Setelah menyelesaikan pesanannya, mereka tengah menunggu di tempat pick up, "Jangan marah dong, nanti lagi ya beli telur gulungnya, kamu kan lagi menyusui gak baik makanan yang kayak gitu, oke?" pasrah, Ayu hanya menganggukkan kepalanya dan menyenderkan dirinya lesu. Sambil menunggu pesanan jadi, dari arah car seat Hazel menangis, "eh lupa, Hazel belum mam ya sayang, gak bawa asi di botol lagi,"

"Nanti aku parkirin dulu mobilnya," di waktu yang sama, pesanan mereka sudah selesai. Pram memarkirkan mobil di parkiran yang tersedia di McD, Ayu keluar terlebih dahulu untuk membawa Hazel ke kursi penumpang di depan.

Sambil menyusui Hazel, Ayu juga mengisi perutnya. Pram juga ikut mengisi perutnya yang sudah keroncongan, sambil memperhatikan kedua bidadari di sampingnya. Akhirnya, mereka memakan semua makanan di parkiran, "Sayang sini bentar, majuin kepala kamu aja bisa gak?"

Bingung akan suruhan yang tiba-tiba, namun tetap menurutinya, Ayu menyondongkan kepalanya kearah Pram

cup

"Gila kali, apaan sih," Pram melumat sisi bibir Ayu, "saosnya belepotan, aku bantu bersihin,"

"Kan kamu punya tangan mas,"

"Penuh," balasnya santai sambil mengangkat kedua tangannya, disisi kanan dengan ayamnya dan sisi kiri dengan nasinya.

Selesai dengan makannya, Ayu membersihkan tangannya dan mulutnya yang mungkin saja belepotan dengan saus, "Ini ibu udah abis big mac sama chicken nugget, kamu belum beres nak?" Ayu terheran dengan Hazel yang masih menikmati makan malamnya, tak lama Hazel melepaskan putingnya, "tersinggung dia yang hahaha," ucap Pram.

"Gak boleh banyak-banyak tar gumoh, kamu udah?" Pram mengangguk, ia rapihkan sisa makanan disekitarnya untuk selanjutnya berkendara pulang.

Di depan kaca wastafel kamar mandi Ayu mengurungkan niatnya untuk membuka pakaiannya karena Pram masuk begitu saja. Ia perhatikan gerak-gerik Pram yang akan buang aing kecil dari kaca di depannya. Sambil menutupi dadanya dengan kemeja baju yang kancingnya sudah semua terbuka, ia terus menujukan pandangan kepadanya.

"Kenapa?" dengan santainya Pram bertanya, "kayak pasutri baru aja tingkah kamu."

Bukannya keluar kamar mandi, Pram malah mendekati Ayu ia lingkarkan kedua tangannya di pinggang kecil Ayu, "mas, gamau," aneh dengan penolakannya, Pram memutarkan badan Ayu membuat mereka menjadi berhadapan, "mas aku mau ganti baju dulu."

"Tinggal lepas, kok kamu jadi malu-malu gitu," Pram membantu melepaskan kemeja yang masih terpakai di badan Ayu, "mas!"

"Aku malu... perut aku masih gendut,"

Tak menyangka dengan jawaban dari tingkah yang tidak biasa ia tunjukan kepadanya, Pram tetap melepaskan kemeja Ayu, memeluk pinggangnya sambil meraba perut Ayu, "hey... you're not fat, gausah malu-malu aku udah tahu semuanya, your whole appearance already lock on my head, you want to know kayak apa?"

Sudah tidak ada jarak diantara keduanya, Pram masih melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ayu dan tak disadari Ayu sudah melingkatkan kedua tangannya di leher Pram. Pram mengangkat badan Ayu menaruhnya di antara dua wastafel kamar mandi,

"You were more than beautiful, you're perfect for me," ucapnya dilanjutkan dengan ciuman panas di malam itu.

My Heart Calls Out For YouWhere stories live. Discover now