Hazel Amoura Wiryadamara

1.7K 226 15
                                    

< flashback >

Sudah terhitung satu minggu sejak kehadiran makhluk kecil yang selalu menjaga Pram dan Ayu semalaman, kehadiran yang sudah ditunggu selama 9 bulan lamanya, akhirnya ia hadir di dunia. Anak pertama dan cucu pertama dinobatkan kepadanya. Semua orang tak sabar untuk melihatnya, kakek, nenek, tante, om, sampai sepupu-sepupu berebut untuk menggendong dan memeluk badan mungilnya.

Bersyukur Ayu sebagai ibunya bisa melihat dan menggendongnya kapan pun ia mau, "anak ibu mau melek apa mau tidur nih, atau kode mau susu?" dari ujung kepala sampai ujung kaki Ayu tak melepaskan pandangan darinya, pipinya yang sehalus sutra tak pernah absen ia elus.

"Sayang..."

"Sayang..."

"Sayang ibu..."

"Sayang!" panggil Pram, "liat dasi yang warna cokelat gak?" ia mendudukkan dirinya kasar di pinggir kasur yang membuat seluruh kasur berguncang, membuat Ayu khawatir jika guncangan itu akan mengganggu ketenangan Hazel. Tangisannya mulai pecah, "yang... pelan-pelan dong duduknya," benar saja apa yang Ayu khawatirkan, tingkah ceroboh Pram selalu membuat perkara. Sang pelaku malah memamerkan deretan gigi putihnya.

"Pake yang lain aja, nih yang ini, jasnya pake yang ini," Ayu menyodorkan dasi beserta jas yang bisa Pram pakai pagi itu sebagai opsi lain dari pilihan pertamanya yang tidak bisa ia cari detik itu juga, "thank you sayang," Pram langsung memakainya dan bersiap untuk pergi bekerja.

"Bapak kerja dulu ya, baik-baik sama ibu nanti sore temenin bapak nonton bola," tak lupa ia berpamitan pada putrinya yang masih sedikit merengek karena ulahnya. Baru mengambil jasnya yang tadi Ayu simpan di sisi ranjang,  ekor matanya dapat melihat Ayu yang sedang menunggu sesuatu darinya

"Pergi dulu ya sayangku, i'll be back, muah," ia hampir lupa untuk berpamitan kepada istrinya, sudah dirasa cukup dan adil berpamitan kepada istri dan anaknya Pram langsung pergi untuk bekerja.

...

Setelah memiliki Hazel, Ayu memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan di kantornya, selain karena putusannya sendiri pilihan itu pun di dorong dengan keinginan Pram, ia ingin Ayu bisa lebih banyak diam dirumah daripada harus pulang pergi mengurus pekerjaan yang melelahkan. Dengan adanya kehadiran Hazel, setidaknya kini Ayu lebih memiliki banyak hal yang harus dilakukan ketimbang saat ia masih mengandung Hazel. Di pagi hari ia menjemur Hazel lalu setelahnya ia memandikan Hazel dibantu dengan sus sementara yang akan membantunya untuk 1-2 bulan kedepan. Dan di siang hari setelah makan siang ia kan pumping Asi ataupun menyusui Hazel.

"Sayang?" Ayu yang sedang duduk di sofa kamarnya sambil menyusui Hazel terheran saat mendengar suara yang familiar terdengar di siang bolong, "hai... hehe," Pram menghampiri keduanya yang sedang berada di sofa

"Kok pulang?"

"Mau makan dulu, kamu sendirian dirumah?"

"Nggak, ini gak liat anaknya?"

"Sus mana?" Pram menyetarakan posisinya dengan Hazel yang ada di pangkuan Ayu, "tadi aku titip tolong beliin pads, udah habis, aku mau mandi,"

"Kenapa gak minta ke aku aja,"

"Aku kan gak tau kamu pulang, lagian ngapain jauh-jauh makan siang doang kerumah,"

"Nggak sih ini aku udah pulang, nanti gak ke kantor lagi,"

"Keajaiban dunia," ucap Ayu.

...

"Gini sus?" sore itu Pram belajar mengganti popok Hazel, sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya ia membantu Ayu mengganti popok Hazel, namun ia masih belum berani dan ahli untuk melakukannya berulang kali, "nah itu bisa, udah kan gampang?"

"Kuyup gini pak," Ayu menyeka bulir keringat yang menetes di kepala Pram, "gerah ini kamarnya, omg sayang aku bisa hehe," ucapnya kegirangan

"Nanti malem lagi ya," ucapan Ayu membuat Pram mematung tak bergerak, "HAHAHAHA, nanti aku bantuinnn,"

Setelah memandikan Hazel sus akan pulang dan akan kembali lagi besok pagi sampai sore untuk membantu Ayu memandikan Hazel dan menjaga Hazel saat Ayu pergi mandi ataupun makan.

"Anak ibu udah wangi lagi, eummm," tak pernah absen Ayu selalu menciumi Hazel selepas mandi, wangi telonnya sangat candu bagi Ayu, "aku juga mau cium," tak mau kalah Pram mendekatkan dirinya untuk mencium Hazel yang baru mandi, namun tak diberikan oleh Ayu, "gak! kamu bau asem hushh," bak anak kecil yang berebut mainan Ayu dan Pram merebutkan Hazel.

Karena hari itu Pram pulang sangat cepat dari biasanya, kerjaan Ayu dirumah terasa lebih ringan dan cepat selesai. "Sayang boleh tolong ambilin kota-kotak kado Hazel deket rak sepatu gak?" tanpa menjawab ya atau tidak Pram langsung mengambilkan beberapa kotak yang dimaksud oleh Ayu. Kotak-kotak kado tersebut merupakan hadiah atas kelahiran Hazel dari orang-orang terdekat, baik dari keluarga ataupun teman Ayu dan Pram. Ayu membuka satu-satu kotak tersebut mulai dari yang kecil sampai yang besar, tak lupa ia pun membaca surat ucapan yang terselip di tiap kotak.

Selesai dengan sesi unboxing kado untuk Hazel, Ayu berusaha untuk bangun dari duduknya, "hati-hati, mau kemana?" Pram membantu Ayu untuk bangun, "pipis, tolong beresin yang kotaknya, sisanya sama aku aja," dengan gerak cepat Pram membersihkan kotak-kotak dan beberapa bungkus kado yang berserakan, ia buang ke keresek sampah besar, selanjutnya ia membantu Ayu merapihkan kado-kado yang tadi baru saja dibuka. Walaupun Ayu hanya menyuruhnya untuk merapihkan sampahnya saja, tapi ia rasa lebih baik ia juga merapihkan semuanya agar Ayu tak perlu melakukannya lagi.

"Loh udah diberesin,"

"Udah dong, takut kamu capek mending sekarang tidur aja," Pram merangkul Ayu mengajaknya untuk beristirahat, "bentar aku mau nyimpen gelas dulu," mereka memutarbalikan badannya menuju dapur sebelum memasuki kamar.

Ditengah waktu istirahat yang tenang, Hazel membangunkan Pram dan Ayu dengan tangisannya. Ayu melepaskan pelukannya dengan Pram dan bergegas untuk menenangkan Hazel yang menangis, sedangkan Pram melanjutkan kembali tidurnya. Dengan rasa kantuk yang harus dilawan Ayu menimang Hazel mengayun-ayunkannya dengan pelan untuk membawanya kembali tidur, namun sudah sampai 15 menit tangisnya tak kunjung reda, tandanya ia haus. Maka Ayu mendudukan dirinya di single sofa yang ada di kamarnya, khusus sebagai tempat saat Ayu menyusui Hazel. 

Dan pada akhirnya Pram pun ikut terbangun, diliriknya jam yang menempel di dinding kamar masih menunjukan pukul 3 pagi tapi karena tangisan Hazel ia sudah tak bisa melanjutkan kembali tidurnya dengan tenang. Sambil menunggu Ayu selesai Pram memainkan ponselnya sambil tiduran di kasur. Setelah selesai menyusui, Ayu harus menimang Hazel untuk membawanya kembali tertidur, syukurnya Pram ikut terbangun jadi ia menawarkan dirinya untuk menidurkan Hazel.

"Gak usah, kamu kan besok masih kerja,"

"Gapapa, kalau sampe subuh belum tidur nanti gantian aja, sekarang kamu dulu yang tidur," 

Rugi juga jika ia tidak mengambil kesempatan ini, akhirnya Ayu setuju dan ia kembali tidur. Sedangkan Pram masih berusaha mengayun-ayunkan Hazel dalam pangkuannya untuk membuatnya kembali tertidur,  sayangnya tak membuahkan hasil Hazel tak juga memejamkan matanya. Aneh rasanya tadi dia merasa sangat segar tapi sekarang kantuknya kembali datang dan tak bisa ia tahan lagi, akhirnya Pram mengambil bantal kecil Hazel menyimpannya di antara dirinya dan Ayu. Dengan pelan-pelan ia rebahkan badannya, menyenderkan kepalanya pada kepala kasur dan masih menggendong Hazel yang masih melek.

Sambil memejamkan matanya ia menepuk-nepuk pantat dan mengelus punggung Hazel, ia biarkan kepala Hazel tertidur di dadanya, "ssttt...tidur please...sstt~" tak ada yang menyadari bahkan Pram sendiri, jika akhirnya Hazel pun terlelap di atas dada Pram.

My Heart Calls Out For YouWhere stories live. Discover now