Obstacles

1.6K 202 20
                                    

mature content 🔞

Pram pulang ke rumah tanpa sambutan dari siapa pun. Kemana kedua perempuannya pergi? sejak tadi juga Pram belum mendapatkan pesan apapun dari Ayu. Sebelum membersihkan badannya ia menelepon Ayu terlebih dahulu.

"Dimana?" tanya Pram to the point.

"Di rumah mami, bentar lagi pulang."

Tidak banyak basa-basi, setelah tahu dimana keberadaan Ayu dan Hazel, Pram langsung menutup panggilannya dan bergegas mandi.

Perbedaan jam dari saat ia terakhir menelepon Ayu sampai sekarang waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, Ayu dan Hazel belum juga sampai di rumah. Ponsel Ayu juga sepertinya tidak aktif. Semakin membuat Pram gelisah dan khawatir.

Tidak beberapa lama

"Langsung ganti baju ya sayang," terdengar suara pintu terbuka dan suara - suara yang tidak asing ditelinganya. Ayu dan Hazel akhirnya sampai di rumah.

"Darimana aja? Bapak sendiri loh," adu Pram kepada Hazel dengan nada sedih.

Bukannya menjawab, Hazel malah memamerkan boneka barunya. Di sisi lain, Ayu juga membawa kantung besar yang tentu saja berisikan mainan milik Hazel. "Diajak mami ke mall. Sini bersih - bersih dulu, ganti baju terus kita bobo ya." Layaknya anak baik, Hazel mengekor ibunya menuju kamar.

Sambil menunggu Ayu dan Hazel kembali dari kamar. Pram memasak mie instan, ia lupa belum makan lagi setelah makan siang. Jika Ayu tahu bisa habis ia dengan berbagai omelannya. Memasak mie memakan waktu lebih cepat daripada Ayu dan Hazel kembali menghampirinya. Isi mangkuk sampai sudah habis, baru Ayu menghampirinya. Ternyata, Ayu menidurkan Hazel terlebih dahulu.

"Baru jam segini udah tidur?"

"Tadi gak tidur siang. Rewel banget berisik," Ayu mendudukan dirinya disamping Pram, "mau jugaa."

"Aku bikinin ya?" tawar Pram yang di balas anggukan oleh Ayu. Senangnya punya suami peka seperti Pram. Bisa saja ia masak mie sendiri, tapi suaminya lebih dulu menawarkan diri jadi yasudahlah kenapa harus menolak.

Agar masih bisa disebut istri yang berguna. Ayu membuatkan dua cangkir teh hangat untuk mereka minum. Jika sudah malam Ayu melarang Pram untuk meminum kopi. Tidak baik untuk kesehatan, apalagi Pram seperti orang gila jika sudah minum kopi, tidak ada hentinya.

"Gak asin ih."

"Sengaja, jangan terlalu asin." Menyebalkan. Begitulah Pram, ia bisa mengatur diet Ayu tapi untuk dirinya sendiri sangat kacau.

"Kenapa gak di abisin?" Pram bertanya melihat Ayu yang menyudahi makanannya tanpa menghabiskannya, "gak asin. Mending bikin sendiri kalau gini," protesnya.

"Jangan marah-marah mulu Hazel gede," bibir manyun Ayu dicubit oleh Pram dengan gemas. "Ih," protes Ayu, tidak terima dengan perbuatan Pram, bibirnya malah semakin memanyun.

"Yuk tidur." Ajak Pram. Tumben sekali, baru juga pukul 9 malam ia sudah mengajaknya untuk tidur. "Apaan sih, belum ngantukkk," protes Ayu lagi.

Protesannya tidak di gubris oleh Pram. TV langsung dimatikan secara sepihak. Dan kini badan Ayu sudah di gendong ala koala. "Ih belum ngantuk tau," protes Ayu untuk yang kesekian kalinya. Walaupun begitu, ia tidak meronta saat digendong oleh Pram, malah ia memeluk leher Pram, menenggelamkan setengah wajahnya.

"Mau gosok gigi dulu," ucap Ayu membuat Pram mengurungkan niatnya untuk merebahkan badannya. "Hm?" Pram meminta penjelasan.

"Gendong lagi hehe," Pram terkekeh gemas. Dalam hatinya ia sangat senang jika Ayu sudah dalam mode manja. Ini saatnya ia beraksi.

My Heart Calls Out For YouOù les histoires vivent. Découvrez maintenant