Ditinggal Ibu

1.2K 222 6
                                    

Sudah biasa bagi Ayu bangun di pagi hari. Tidak asing bagi tubuhnya untuk bergerak kesana-kemari walaupun diluar sana orang-orang masih berlari di alam mimpi. Dari pukul 3 dini hari Ayu sudah bangun, mengumpulkan nyawanya selama 15 menit lalu ia langsung mandi dengan air dingin supaya semua nyawanya cepat terkumpul.

Dilihatnya Pram dan Hazel yang masih terlelap bersama bersampingan diatas kasur besar yang empuk. Ingin rasanya Ayu kembali tertidur, namun tidak bisa ia sibuk hari itu. Selepas mandi ia langsung mengenakan pakaiannya yang sudah ia siapkan semalam sebelumnya lalu memoles wajahnya tipis-tipis supaya terlihat lebih segar.

Setelah merapihkan semua bawaanya, Ayu menghampiri Pram dan Hazel yang masih pulas tertidur. Ayu perhatian setiap detail milik Hazel, sedih rasanya harus meninggalkan sahabat kecilnya. Ia kecup dan peluk Hazel sampai membuatnya sedikit menggeliat terusik.

"Mas," panggil Ayu. Pipi Pram terasa ada yang menepuknya pelan, "Hmm?" ucapnya, matanya masih menutup rapat.

"Aku pergi dulu,"

Mendengar Ayu berpamitan, dengan paksa ia membuka matanya. Terlihat Ayu yang sudah sangat rapih untuk pergi. "Oh iya," ia kembali menutup matanya.

"Kalau mau makan dikulkas masih ada makanan tinggal kamu angetin. Susu Hazel ada di freezer, nanti angetin. Kasih susunya waktu bangun tidur, mau tidur siang, sama mau tidur malem aja ya. Eh aku malem juga udah pulang sih," jelasnya.

Pram masih memejamkan matanya, "hmm," hanya geraman yang keluar sebagai jawabannya dari penjelasan panjang lebar Ayu.

"Update terus ke aku ya mas. Kalau gak dibales juga tetep aja kirim update kamu dan Hazel seharian ini, oke?"

Ayu mengelus pipi Pram, lalu berpamitan untuk yang terakhir kalinya karena ia sudah benar-benar harus pergi sebelum matahari terbit. "Yaudah aku berangkat ya."

Walaupun matanya terpejam Pram dapat merasakan jika sosoknya mulai menjauh. Dengan hitungan detik ia membangunkan badannya, berjalan agak sempoyongan dengan rambut lebatnya yang jigrak.

"Hati-hati," suara berat Pram yang baru bangun tidur terdengar jelas di telinga kanan Ayu.

Pram memeluk Ayu dari belakang. Masih mengantuk, ia malah mendusel di balik rambut Ayu sambil memejamkan matanya. Ayu mengelus tangan Pram yang melingkar di pinggangnya, mengecup pucuk kepala Pram, lalu melepaskannya.

"Dah ya, jagain anaknya yang bener," sebelum benar-benar pergi Ayu berpamitan dulu kepada putri kecilnya yang masih tertidur. Ia kecup dan ditatap lama sebelum akhirnya ia benar-benar pergi, "ibu tinggal dulu ya cantik. Baik-baik sama bapak."

...

Pagi hari yang sangat-sangat pagi untuk Pram terbangun di hari sabtu. Ayu tidak ada dirumah, itu artinya ia harus mengurus Hazel seharian.

"Bapak ngantuk nak...," ucapnya.

Hazel yang sudah bangun beberapa menit yang lalu terus menepuk-nepuk wajah Pram membangunkannya karena ia lapar. "Ah!" ia sedikit menjerit dengan pukulan terakhir di wajah Pram. Bangun bapak aku lapar, batinnya.

"5 menit lagi ya,"

"Nyah, hu, hiks," bayi itu mengomel tak henti. Dari memukul wajahnya sampai menari kaos bajunya, Pram tidak juga bangkit. Jika Ayu tahu sudah habis dia diomeli seharian.

"Hiks," mendengar tangisan kecil dari putri kecilnya, dengan paksa ia bangun. "Yuk, makan, let's go."

Karena ibu sedang tidak ada. Dan perintah dari sang ibu hanya perlu menghangatkan makanan yang ada dikulkas. Pram mematuhinya, ia memberikan Hazel bubur oatmeal sebagai sarapannya. Sehabis makan Pram langsung memandikan Hazel dengan air hangat. Bedanya saat Hazel dimandikan oleh Ayu dan dimandikan oleh Pram adalah tidak banyak mainan yang ada. Saat dimandikan oleh Pram cukup keluarga bebek saja yang menemani Hazel mandi. Kaos bagian depan Pram kuyup karena cipratan dari Hazel yang sangat bersemangat bermain air bersama keluarga bebek.

My Heart Calls Out For Youحيث تعيش القصص. اكتشف الآن