Baby grow up so fast

1.4K 220 14
                                    

"Mas! Hari ini Hazel jalannya udah bisa lima langkah," ucap Ayu heboh.
Pram yang baru saja sampai rumah setelah seharian harus pergi bekerja sampai rasanya sangat lelah, langsung sirna rasa lelahnya saat Ayu menceritakan kejadian hari ini. 

Hazel sudah bukan bayi yang hari-harinya hanya tidur, tengkurap, dan meminta susu. Kini Hazel sudah tumbuh semakin besar, bukan hanya perutnya. Ia sekarang sudah bisa meminta ingin satu paham ayam seperti yang dimakan kedua orang tuanya. Dan baru-baru ini, bayi itu sudah mulai bisa berjalan. Kedua kakinya sudah semakin kuat. Pram selalu menantikan momen dimana ia bisa jogging bersama putri kecilnya.

Pram menggendong Hazel, sesekali melemparnya ke udara. "Wow, keren." Kecupan dari bapak selalu menggelitik dan membuat Hazel tertawa.

"Coba lagi, bapak mau liat."

Awalnya Hazel menolak karena ia masih ingin di gendong oleh bapak. Beberapa alasan diberikan oleh ibu dan bapak agar ia bisa menunjukan langkahnya yang seperti bebek di depan bapak. Sangat tidak mudah. Kakinya masih gemetar dan belum seimbang membuatnya terus jatuh dan berakhir merangkak lagi. Memang belum bisa dipaksa. Pram menyudahinya, dan berlalu meninggalkan Hazel dan Ayu untuk pergi ke kamar.

"Mas! Liatt," Pram langsung menengok melihat apa yang disuruh Ayu. Hazel berjalan sempoyongan ke arahnya.

"Yeayyy," Pram memeluk Hazel, menangkapnya saat keseimbangan Hazel akan hilang, "udah gede anak bapak."

Pram benar-benar dibuat kaget dengan beberapa perubahan Hazel. Padahal ia juga masih bertemu Hazel setiap hari, tapi kenapa rasanya Pram seperti selalu melewatkan perubahan tersebut. 

"Bu..., cucu," ucap Hazel. Sepertinya ia sudah mengantuk.

"Oke, ibu buatkan dulu ya." Kenapa ibu tidak membuatnya sejak tadi, sekarang Hazel sudah tidak sabar. "sabar ya cantik. Gak lama kok buatnya."

Ayu selalu menyimpan susu Hazel, air hangat, dan botolnya di kamar. Karena kamar mereka berada di lantai dua, agak capek juga jika Ayu harus turun dulu. Sedangkan Hazel sudah tidak sabar. 

"Udah gak Asi lagi?" tanya Pram terheran melihat Ayu membuatkan Hazel dengan susu formula. 

Sejak usia Hazel memasuki 6 bulan keatas Ayu mulai mengajarkannya untuk meminum susu formula. Agar tidak berkegantungan dengan Asinya terus. Walaupun Asi baik untuk dikonsumsi sampai usia berapun, tetap saja Ayu ingin agar Hazel bisa mencicipi yang lain. "Nggak dong, udah officially out from breastfeed," ucapnya bangga.

Tidak mudah untuk Ayu mengajarkan Hazel untuk memulai minum susu formula dan begitu juga saat mulai makan. Sama seperti ibu, Hazel sangat picky. Banyak rintangan yang Ayu lewati sampai akhirnya ia mengetahui apa yang Hazel suka, langsung ibu catat dengan telaten.

"Huhu..., anak bapak udah jadi gadis bukan bayi lagi," ucap Pram. 

"Kok cepet banget ya sayang," Pram memperhatikan Hazel yang sedang asyik sendiri menikmati susunya. Seperti baru kemarin ia menyaksikan anaknya lahir, tubuhnya mungil dan sangat pink. Mereka harus begadang bergantian untuk mengurus Hazel. "Nak..., jadi bayi lagi mau gak?"

"Hmm?" Hazel tidak paham maksud bapak. Ia berbalik menatap bapak, menangkup pipi bapak. "ahumm."

"Iya...," tidak paham juga Pram ia bicara apa. "Jangan ngomong dulu, abisin susunya nanti kesedek."

Disisi lain Ayu juga memperhatikan interaksi keduanya. Sangat romantis melihat bapak dan anak itu saling menatap. Berbagi cerita lewat tatapan penuh cinta. "Mas, nanti kalau Hazel udah umur 3 tahun mau aku masukin preschool ya."

"Mau gak anaknya?"

"Ya gak tau," Ayu sangat ingin Hazel menjadi anak yang bisa belajar dengan cepat. Berbagai sumber ia cari tahu dan tanyakan. Dan ternyata anak batita sudah bisa di sekolahkan. Preschool namanya, Ayu pun sudah cari tahu apa itu preschool dan apa manfaatnya bagi anak-anak. "Biar dia gak diem doang dirumah gitu loh mas, kan enak kalau di sekolahin sejak dini. Nantinya gak akan malu atau takut buat ketemu orang banyak."

My Heart Calls Out For YouWhere stories live. Discover now