4

97 12 0
                                    


Namjoon,
Somewhere, 13th April 2020

Seorang laki-laki berusia dua puluh tahunan, yang dipilih sebagai leader sebuah boy group ternama, selama kurang lebih lima tahun  hidupnya dipenuhi hingar bingar dunia hiburan. Terkadang Namjoon merasa tidak nyaman karena keadaan dimana ia dituntut harus mendekati kata sempurna. Harus selalu tersenyum dihadapan kamera walaupun rasa lelah menyerang dirinya dan member.

Jang Namjoon merasa saat ia berada disebuah kebun yang luas dengan mengendarai sepedanya melihat padang rumput yang berwarna hijau segar ditemani musik kesukaan yang ia putar dan ia dengarkan melalui earphone yang tertanam di ponselnya.

Disitulah sebenarnya diri seorang Jang Namjoon.

Atau bahkan pergi kesebuah museum sebagai laki-laki biasa dengan menanggalkan predikat idolnya. Karena itu saat menerima sebuah surat undangan yang dititip melalui agency untuk menghadiri acara sebuah pameran Namjoon segera melihat jadwal pada ponselnya, karena ia sungguh benar-benar menjadi dirinya saat berada didalamnya.

Terkadang Namjoon melakukan hal sederhana yang membuatnya bahagia setengah mati, bukan membeli mobil mewah, atau apartement mahal. Namjoon cukup bahagia membawa pulang pohon bonsai untuk ia pajang di pojok ruangan tidurnya. Atau bahkan membeli buku tebal untuk ia baca setelah menyelesaikan makan malamnya.

Untuk sekian kalinya, Namjoon paham bahwa kemewahan tidak selalu indah.

"Namjoon, kau mendapat undangan untuk mengunjungi pameran besok sore"ucap Manager Se dengan sedikit mengangkat kacamata yang kenakan. "Mau datang? Kebetulan jadwal kau dan member kosong"

Namjoon menoleh dan menutup buku yang sedang ia baca. "Apakah memungkinkan aku untuk datang?"

"Kenapa tidak? Besok kau akan pergi bersamaku"sambung Manager Se.

"Baiklah"

***

Lampu-lampu terang benderang membuat suasana pada sebuah ballroom mendadak menjadi sangat serius, beberapa karya berhasil membuat Namjoon terkagum-kagum. Berkali-kali ia bertanya apa arti dari lukisan itu.

Saat ia terhenti pada sebuah lukisan abstrak yang penuh dengan warna.

"Apa artinya?"tanya Namjoon pada seorang staff yang mendampinginya untuk berkeliling.

"Apa gunanya menjadi cantik, jika menderita."

Namjoon mematung mendengar jawaban singkat staff itu. Lalu kembali melanjutkan langkahnya diikuti Manager Se dibelakangnya.

"Namjoon-ah, sepertinya aku ingin ketoilet sebentar. Tidak apa-apa kau sendiri. Aku janji hanya sebentar"

"Ah, baiklah. Silakan. Aku akan berkeliling tidak jauh dari sini"

Berkali-kali Namjoon mengabadikan beberapa lukisan didalam kamera ponselnya bahkan ia berfoto selfie dengan lukisan yang ia anggap menarik. Sampai ia berdiri cukup lama dengan melipat kedua tangan diantara dada dan perutnya melihat dengan kagum salah satu lukisan yang ada di dalam pameran itu.

"Adakah seseorang yang bisa memfotokan aku disini, diantara lukisan indah ini"gumamnya dalam hati, seraya ia melihat sekelilingnya.

Tatapannya tertuju pada seorang gadis muda, tidak... Bahkan masih sangat muda yang menggunakan pakaian rapi dengan rambut yang digulung keatas layaknya pramugari.

Rest In Love [ Namjoon ] [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang