9

50 5 0
                                    


"Aku yang akan menghukummu sendiri"bisiknya seduktif. "Aku akan menghukummu seperti ini"Namjoon menggenggam pergelangan tangan Chang Mi dengan kedua tangannya dan mengangkatnya ke atas.

"Sudah siap akan hukumanmu?"ucap Namjoon dengan suara serak dan tatapan tajam.

Chang Mi sungguh tidak sanggup menelan salivanya bahkan saat tidak ada jarak diantara mereka, keduanya seolah terbuai oleh perasaan yang entah berasal darimana.

Chang Mi berusaha menggeliat kecil namun cengkraman tangan laki-laki ini sungguh menjadi dua kali lipat lebih erat dari sebelumnya. "Aku pastikan semua barang-barangmu yang pernah aku ambil akan aku tebus dan aku kembalikan, ta--tapi tolong jangan lakukan ini padaku"bisik Chang Mi takut-takut.

Kini sepertinya Chang Mi harus berterima kasih pada penelepon yang menghubungi laki-laki ini, dering ponsel Namjoon berbunyi nyaring dan ia melepas cengkraman tangannya hingga ada bekas merah pada pergelangan tangan Chang Mi.

"YAAAA! Aku baru saja kembali ada apa?"jawab Namjoon dengan nada suara yang meninggi.

Namjoon berlalu dan masih terus berbicara dengan orang diseberang sana. Chang Mi yang gugup sudah mendudukan dirinya dengan tatapan nanar matanya terus melihat kearah ujung kakinya.

Dan klak suara pintu yang dibuka sontak membuat Chang Mi membelalakan matanya. Mereka duduk berhadap-hadapan. "Chang-Mi aku sungguh lelah hari ini"ucapnya sambil memijat pangkal hidungnya. "Dulu kau harus membayar hutangmu dengan bekerja pada temanmu dengan bayaran yang tidak seberapa, sekarang kau harus bekerja denganku tanpa aku bayar"

"Lalu darimana aku membiayai hidupku dan pengobatan Ayahku, aku juga harus menebus barang-barangmu jika kau tidak membayarku dari mana aku menyelesaikan itu semua"jawab Chang Mi pilu.

"Ikutlah bersamaku besok"jawab Namjoon berlalu begitu saja.

Chang Mi mengganguk ringan walaupun Namjoon tidak melihatnya.

Dengan langkah yang pelan Chang Mi memutuskan untuk pulang, ia seakan tidak sanggup menyampaikan hal yang terjadi hari ini pada sang Ayah. Hari ini sungguh buruk, begitu kalut.

Ia menyusuri jalanan, rintik hujan menemani ditengah matahari yang hampir terbenam nyata nya kota ini masih padat. Suara mesin kendaraan dan suara ribut didalam kepalanya menjadi satu sehingga membuat suara bising yang bukan kepalang, membuat Chang Mi berjongkok dan memegang kedua telinganya sambil berteriak dan menangis. Tak ada satu orang yang mengubrisnya semua sibuk dengan aktifitas masing-masing. Air matanya terus jatuh dadanya semakin sesak. Ia tau apa yang ia lakukan itu salah ia tau betul apa yang ia lakukan itu adalah tindakan kriminal. Tapi dengan menyesal apakah masalah akan selesai begitu saja? Sayangnya tidak!

Seolah kran air yang dibuka air mata Chang Mi tidak kunjung berhenti. Tubuh gemetarnya mulai berdiri dan berjalan tanpa melihat sekelilingnya. Ia melawan arus jalan raya persis seperti orang yang tidak waras. Air matanya terus jatuh namun kali ini dengan senyum samar pada bibir ranumnya. Suara klakson kendaraan dan sedikit teriakan pengguna jalan mulai terdengar pada telinga Chang Mi, namun ia tidak menghiraukannya. Chang Mi terus berjalan dan ttttiiiiinnnn satu suara kendaraan berhasil mengejutkan dirinya hingga terjatuh. "Kau ingin mati! Jangan disini kau bisa mati dengan tenang dirumahmu, kau bisa meminum banyak obat-obatan atau menusukan pisau pada dadamu. Kalau kau mati disini kau akan merepotkan banyak orang!"caci pengendara yang hampir menabrak Chang Mi.

Tiba-tiba satu tangan yang ia hapal betul menarik Chang Mi kesisi jalan dengan kuatnya. "Anak bodoh apa yang kau lakukan, kau ingin mati? Bawalah Ayahmu bersamamu. Ia sangat merepotkan ku"ucap Paman Chang Mi yang tidak sengaja menemui Chang Mi.

"Ayah... Ada apa dengan Ayahku Paman?"

"Aku lupa memberi makan dan memberinya obat, sekarang ia tidak sadarkan diri dirumah"

Rest In Love [ Namjoon ] [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang