16

48 3 0
                                    

"Ahn Chang Mi, putri Ayah..."bisik Ayah

Chang Mi membuka matanya perlahan mencoba mengingat apa yang telah terjadi. "Ayah tadi hidungku berdarah lagi namun kali ini rasanya begitu sakit"ucapnya pelan. "Bagaimana aku bisa di sini dan Ayah---"

"Namjoon, laki-laki itu tadi menelepon Ayah menggunakan ponselmu dia bilang kau pingsan dan menyuruh Ayah ke Rumah Sakit ini"

"Oh begitu, dimana dia sekarang? Ayah lebih baik kau pulang aku tidak apa-apa di sini sendiri, kondisi Ayah juga baru membaik"

"Dia pergi keluar untuk menemui dokter, baiklah Ayah akan pulang sepuluh menit lagi Nak"

Chang Mi menarik nafasnya kasar merasakan tubuhnya yang semakin tidak karuan, merasakan kepala yang semakin sakit rasanya, menatap kabur dinding putih Rumah Sakit dengan nafas yang sesak dan berat namun ia berusaha menyembunyikannya dari sang Ayah. Dan kali ini untuk membuka matanya pun Chang Mi terlihat sangat berusaha keras. "Ayah aku mengantuk ini sudah lewat dari jam sembilan Ayah segeralah pulang"

Ayah Chang Mi pun pulang dengan perasaan yang tentu tidak tenang. "Besok Ayah kesini lagi"ucapnya seraya mengusap lembut rambut Chang Mi. "Sehatlah putri kesayanganku"

Di dalam kamar Rumah Sakit yang luas daripada kamar di rumah nya, Chang Mi mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi hingga ia tak berdaya seperti ini dengan jarum yang tersemat pada salah satu punggung tangannya juga selang yang menempel pada dua lubang hidungnya.

Klak....

Chang Mi menoleh dengan mata yang setengah terbuka ia menemukan laki-laki yang ia sukai tertunduk cemas dan perlahan menghampirinya.

"Sayang, bukannya tadi kita-----"ucap Chang Mi terputus.

Namjoon segera memeluk kekasihnya bahkan sebelum Chang Mi menyelesaikan ucapannya. "Sakit sekali kah sayang?"

"Hey, ada apa Namjoon?"

"Tadi setelah kita-----, kau terjatuh pingsan dengan banyak darah yang mengalir pada kedua hidungmu lalu aku membawamu ke sini. Maafkan aku, seharusnya aku tidak melakukannya. Aku bodoh, aku tidak tahu kau sakit pada saat itu"isak Namjoon.

"Hey, dengarkan aku"Chang Mi berusaha duduk dan menangkup kedua pipi Namjoon yang sudah basah dengan air mata. "Aku baik-baik saja apapun yang aku lakukan denganmu aku tidak akan pernah menyesal. Ini hanya sakit sedikit"ucap Chang Mi sambil menempelkan jari telunjuk dan ibu jarinya.

"Tapi Chang Mi kau-----"

"Ssssttt, aku tidak mau banyak bicara. Tolong naikan selimutku di sini dingin sekali"

Namjoon menarik selimut Chang Mi dan menaikannya sebatas dada Chang Mi. "Aku akan berada di sini kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun"

Malam kali ini terasa begitu lama Chang Mi berusaha memejamkan matanya namun rasa sakit dikepalanya membuat Chang Mi terjaga di sepanjang malam, ia melihat kekasihnya yang sudah tertidur pulas di sisi ranjangnya sambil memegangi tangan Chang Mi, ia mengubah posisi tidurnya memiringkan tubuhnya sedikit kesamping mengusap lembut rambut Namjoon dengan hati yang pilu.

"Jang Namjoon bagaimana kalau ini malam terakhir kita? Bagaimana kalau besok kau tidak bisa melihat lesung pipi dan senyuman manismu. Aku sungguh takut aku sungguh tidak ingin semua itu terjadi. Bukan.... Bukan kematian yang aku takutkan, aku hanya takut berpisah denganmu, orang yang datang secara tidak sengaja lalu berhasil menjadikan aku perempuan paling bahagia, apakah episode bahagiaku sesingkat ini? Tuhan aku minta berikan aku waktu sedikit lebih lama"batinnya

Namjoon menyadari itu semua, ia membuka matanya lalu menegakkan duduknya. "Sayang sakit lagi? Kenapa kau belum tidur? Perlu aku panggilkan Dokter?"tanyanya panik.

Chang Mi menahan tangan Namjoon yang sudah hampir berdiri. "Tidak sa-sayang aku sedang menatap duniaku, laki-laki yang aku sayang sepenuh hati. Aku takut sekali"

"Sayang, ada aku semua akan baik-baik saja. Apa yang kau pikirkan dan kau takutkan, hm percaya padaku Nona Ahn Chang Mi semua akan baik-baik saja.. Yaaa?"

"Aku sedang merayu Tuhan agar diberi hidup sedikit lebih lama, aku sedang merayu nya agar episode bahagia ku tidak habis pada malam ini. Ayah bilang aku anak baik jadi kemungkinan doaku akan Tuhan dengar benarkah?"

Satu tetes air mata Chang Mi berhasil lolos kini ia terisak dalam pelukan hangat kekasihnya." Aku tau ada yang tidak beres dengan tubuhku, tapi aku mohon kali ini saja aku takut kehilanganmu"

Telapak tangan Namjoon dengan lembut mengusap punggung Chang Mi dan ia pun tidak dapat menahan air matanya untuk tidak jatuh lebih banyak merasakan sesak yang dirasakan oleh kekasihnya.

"Sayang dengarkan aku definisi cukup yang kutemukan adalah dirimu, ketidaksengajaan yang sama sekali tidak pernah aku tanyakan pada semesta. Bertemu denganmu aku mengenal kalimat mencintai tanpa tapi. Untukmu telah aku siapkan telinga untuk mendengar dan pundak untuk bersandar. Aku tahu kuat bukan berarti tak berat, ada aku... Jadi jangan berhenti di sini jangan berhenti saat ini, apa pun yang terjadi... Hmm, kau paham?"

Tangis Chang Mi kini semakin pecah, ia merasa begitu dicintai dengan segala kekurangannya.

"Besok kau harus menjalani beberapa pemeriksaan, kau tidur ya? Aku nyanyikan mau?"canda Namjoon.

"Kau tidak lelah? Kalau begitu nyanyikan aku lagu romantis"

Mereka berbagi ranjang malam ini, saling memeluk seolah-olah takut kehilangan satu sama lain, seolah malam ini malam terakhir kebersamaan mereka.

Namjoon terus bergumam menyanyikan lagu syahdu untuk kekasihnya, telapak tangannya tidak berhenti mengusap punggung Chang Mi sesekali ia meletakkan jari telunjuknya di depan lubang hidung Chang Mi memastikan kekasihnya bernafas dengan baik.

"Tuhan, dia bahagiaku saat ini. Aku ingin Chang Mi sehat dan hidup lebih lama, aku mohon jangan hukum aku dengan cara mengambil orang yang sayang. Aku mohon akhiri kisah ini dengan bahagia. Aku bersedia menukar apapun...... Apapun agar aku dan dia bisa berakhir bahagia. Aku mohon...... Tuhan"

Rest In Love [ Namjoon ] [END] ✔️Where stories live. Discover now