04

2.6K 125 3
                                    




Ashlyn melihat makanan yang baru saja diberikan oleh penjaga. Entah ini sudah berapa lama waktu berlalu, tapi ia masih terkurung di penjara yang gelap dan lembab. Sendirian.

"Sial sampai berapa lama kita harus memberinya makanan." Keluh salah satu penjaga.

"Tugas memberi makan lebih mudah daripada kau harus ikut berperang." Balas penjaga satunya.

"Kau benar. Dari mana makhluk-makhluk aneh itu muncul."

"Ku dengar pasukan kita kualahan menghadapi mereka."

Sepertinya sedang ada peperangan. Ashlyn tak tau segenting apa keadaan, tapi melihat keadaannya yang masih mendapatkan makan setiap hari membuktikan bahwa kerajaan ini masih berdiri.

Ashlyn memakan rotinya. Tiba-tiba ia mengusap air matanya karena mengingat ayahnya dan orang-orang dipusat penelitian. Ayahnya sudah berusaha untuk menyelamatkan nyawanya tapi Ashlyn malah berakhir menjadi orang tak berguna seperti ini.

"Kau menangis lagi." Suara berat terdengar dari keheningan penjara.

Ia melihat sosok di sel seberang yang duduk dalam kegelapan. "Maaf." Ucap Ashlyn pelan. Dulu ia sempat dimarahi oleh pria itu karena menangis terlalu keras. Dan itu membuatnya terganggu.

Pria yang bersandar dalam kegelapan itu melihat Ashlyn. Ia tak mengerti dosa apa yang dilakukan gadis kecil itu hingga berakhir mendekam di penjara sepertinya. Terlebih level penjara ini cukup berat.

"Siapa namamu?" Tanya pria itu.

"Ashlyn."

"Kau ingin keluar dari sini?"

"Ya. Aku tak bisa diam di sini dan mengabaikan pengorbanan mereka."

"Berikan aku alat makanmu."

Ashlyn melihat sendok dalam sup nya. Ia mengambil sendok tersebut dan melemparnya ke sel seberang. Apakah dengan sendok ia bisa keluar dari sini?

Pria tadi mengambil sendok Ashlyn dan membengkokannya. Ia membuat sedemikan rupa hingga bisa digunakan untuk membuka gembol sel.

Ashlyn menatap tak percaya ketika sel di seberangnya benar-benar terbuka. Bagaimana bisa dia melakukannya?

Pria berambut hitam legam itu keluar dan berdiri di depan sel Ashlyn. Ia membuka gembok tersebuk dan membuka pintu sel.

Ashlyn berdiri dan berjalan keluar. Dia benar-benar bisa keluar. Tanpa kata, pria itu melangkah lebih dulu.

"Tunggu sebentar." Ashlyn mengambil las labnya yang tersimpan di sudut sel lalu mengikuti pria tadi.

"Kau menyihir?" Pria itu bertanya ketika melihat Ashlyn memakai gelang belenggu.

"Iya."

Sekarang pria itu sedang menebak seberapa hebat sihir Ashlyn hingga bisa menjadi ancaman bagi kerajaan?

"Kenapa mereka bisa keluar?" Dua penjaga yang tadi memberi merka makan pun langsung menarik pedangnya. Tapi pria berambut hitam dengan cepat begerak. Dengan menggunakan sendoknya ia meyayat titik vital penjaga dan membuat mereka terkapar.

Ashlyn baru pertama kali melihat orang sekuat itu. Dia membuang sendok yang sudah tak berbentuk lagi itu dan mengambil pedang milik penjaga.

"Anu, tuan.." Ashlyn memanggil ragu.

"Kau bisa memanggilku Diego."

"Jika kau bisa bebas dengan mudah kenapa selama ini kau hanya diam?"

Diego melangkah menaiki tangga. "Mereka tak pernah memberiku alat makan."

DARKENEDWhere stories live. Discover now