08

2.3K 154 11
                                    










Sham berdiri dan memegangi lehernya yang masih sakit. "Jika kau tidak segera keluar, aku akan menerobos masuk."

Setelah Sham keluar, Ashlyn melirik benda yang ada di antara paha pria itu. Ugh, Ashlyn juga belajar tentang anatomi tubuh pria dan ia tau kenapa benda besar itu masih berdiri tegak.

Ashlyn berjalan mendekat. Dengan ragu tangannya terulur menurunkan celana pendek lusuh tersebut. Jantung Ashlyn tiba-tiba berdegup kencang. Ini pertama kalinya ia melihat penis secara langsung. Apakah memang biasanya terlihat seperti ini?

Benda itu terlihat jauh lebih besar dan berurat. Dia berdiri tegak bak sedang ingin berperang.

"Aku akan sedikit membantumu." Ashlyn memegang benda berurat yang terasa panas. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menggerakkan tangannya.

Rasanya benar-benar aneh. Semburat meras menghiasi pipi Ashlyn. Ia melirik, mencuri pandangan pada banda yang saat ini sedang ia pegang. Ada air kecil yang menggenang di ujungnya. Ia medongakan pandangannya dan terkejut melihat ekspresi wajah pria itu.

Tangan Ashlyn dipegang dan pria itu kembali menggerakkan tangan Ashlyn agar terus melakukan seperti sebelumnya. Entah kenapa Ashlyn tiba-tiba merasa panas. Matanya menjadi tidak fokus dan bergerak ke sembarang tempat.

"Nghh.."

Ashlyn melihat ekspresi pria itu yang seakan menikmati setiap gerakan tangannya.

"Mmhh...aaahhh..."

Mata Ashlyn membulat ketika cairan putih kental menyembur mengenai bajunya. Tangannya masih kaku dan dia melihat milik pria itu masih berdiri. Bukankah seharusnya tadi bisa menenangkannya.

Tubuh Ashlyn terdorong ke dinding. Tangannya kembali diraih dan pria itu menuntunnya untuk kembali melakukannya lagi. Ashlyn berpikir untuk segera melakukannya dan berbicara dengannya. Tangannya bergerak, mengocok benda berotot tersebut.

Pria itu menundukkan wajahnya dan menyentuhkan hidungnya dengan Ashlyn. Nafas panas pria itu menerpa wajah Ashlyn. Entah kenapa ia merasakan sesuatu mengalir dari area kewanitaannya. Ahslyn membuang pandangannya dan semakin mempercepat gerakan tangannya.

"Nnghhh..." pria itu mengendus pipi Ashlyn, lalu ke telinga dan turun ke leher. Entah kenapa tubuh Ashlyn merasa aneh setiap nafas panas itu menerpa kulitnya.

"Unghh.. aaahhhh.."

Nafas Ashlyn ikut terengah. Wajahnya memerah ketika pria itu mendapatkan pelepasannya.

"Sekarang kita perlu berbicara." Ashlyn menurunkan tangannya yang basah. Cairan putih menetes jatuh dari tangan yang tadi digunakan untuk mengocok milik pria itu.

:::

Nama pria berambut silver yang saat ini duduk di sebelah Ashlyn itu telah memperkenalkan dirinya dengan nama Kylian. Saat ini anggota inti guild sedang duduk mengerubunginya, lebih tepatnya mengintrogasinya.

"Apa kau mengingat sesuatu?" Kali ini Diego yang duduk di hadapan Ashlyn pun bersuara. Tapi pria pucat itu sepertinya tak ingin menjawab.

"Kami telah mengkonfrimasi namamu." Sham menaruh selembar kertas berisikan sebuah biodata dengan foto anak laki-laki. "Kylian Prodras. Pangeran kerajaan Artas yang hilang sepuluh tahun yang lalu."

Ashlyn mengambil kertas biografi yang tertulis nama Kylian. Foto tersebut terlihat saat ia masih pertengahan remaja tapi ia yakin bahwa dia merupakan orang yang sama dengan yang duduk di sebelahnya. Bagaimana seorang pangeran kerajaan lain bisa menjadi spesimen?

"Jadi kau tak ingat kenapa kau menggila?" Ulang Diego.

Bibir Kylian tertutup rapat, seakan pria itu tak ingin mengatakan apapun. Dan Diego merasa percuma berbicara pada pria yang sedari tadi hanya membisu tersebutkan. Apakah dia benar-benar bisa berbicara? Ataukan Ashlyn hanya membual?

DARKENEDWhere stories live. Discover now