10

2.2K 158 8
                                    







Dengan bantuan Xander yang memiliki akses informasi di dalam guild, Ashlyn perlahan bisa menemukan titik terang dari keberadaan Kylian. Setelah malam itu, belum ada serangan lagi di kota dan Ashlyn harus pergi ke tempat Kylian berada untuk bisa menemuinya.

Ashlyn memasukan elixir dan beberapa benda yang ia ciptakan ke dalam tas. "Kau yakin akan pergi? Diego akan marah jika mengetahui kau mengejarnya." Xander duduk sembari melihat Ashlyn yang bersiap-siap.

Berkat bantuan Ashlyn, dalam beberapa waktu terakhir guild mereka tak perlu mengkhawatirkan tentang obat karena gadis itu banyak membantu Xander. Oleh karena itu kehadirannya diterima oleh semua orang, tapi gadis itu berencana pergi tanpa berpamitan dengan yang lain.

"Aku akan akan berkunjung setelah urusanku selesai."

Ashlyn keluar di saat guild sedang sepi. Gadis itu menutup wajahnya dengan tudung dan berjalan menuju tempat Kylian berada. Salah satu alasan kenapa ia masih berjuang adalah untuk mencari tau sebenarnya apa yang diinginkan ayahnya. Kenapa ia membuat eksperimen yang berbahaya seperti itu?

Karena Ashlyn berjalan kaki, ia baru tiba di sore hari. Matanya menatap bangunan rumah besar di hadapannya. Benarkah ini tempatnya? Tapi ini tidak terlihat sebagai tempat tinggal para makhluk hitam itu. Melainkan lebih seperti rumah bangsawan.

Ashlyn mengetuk pintu rumah itu. Ia menunggu cukup lama tapi tak ada yang merespon. Seakan rumah itu kosong.

Tiba-tiba pintu di hadapannya terbuka, seorang pria berkacamata berumur empat puluhan membuka pintu.

"Kami tidak memberikan sumbangan." Pria berkacamata itu sepertinya menyangka bahwa Ashlyn adalah orang pencari sumbangan yang kadang datang ke rumah bangsawan.

Ashlyn membuka tudungnya. "Apakah Kylian ada di sini?"

Pria itu diam menatap Ashlyn, seakan ucapannya barusan adalah sebuah hal yang tak terduga. "Aku hanya tinggal sendiri, dan tidak ada orang bernama Kylian di sini." Jawab pria itu dengan sangat tenang.

Suara keributan terdengar dari lantai atas dan Ashlyn tau bahwa pria itu sedang berbohong. "Jika tidak ada urusan lagi, sialahkan pergi."

Ashlyn menahan pintu yang baru saja akan tertutup. "Tunggu. Aku adalah perawat pribadi Kylian. Aku harus bertemu dengannya."

Pria berkacamata itu menutup pintu rumahnya tapi Ashlyn masih bersikeras menahannya. "Tidak ada orang bernama Kylian di sini. Pergilah."

"Paman, aku tau kau berbohong. Jadi biarkan aku masuk dan melihatnya."

"Sudah ku bilang tidak ada Kylian di sini." Aksi dorong mendorong daun pintu pun tak terelakan.

"Sayang, ada apa?" Seorang wanita turun dari tangga dan melihat suaminya sedang bermain dorong-dorongan pintu. Ia melangkah mendekat dan melihat wajah Ashlyn.

"Bibi, suamimu ini telah tidak sopan dengan mengusir tamu yang telah menempuh perjalanan jauh."

Wanita yang dipanggil Ashlyn bibi tersebut terkejut mendengar perkataan Ashlyn. Setelahnya ia tersenyum. "Maaf kami sudah sangat lama tidak menerima tamu."

Ketiganya akhirnya duduk di ruang tamu. Silvy yang merupakan nyonya rumah tersebut membuka percakapan. "Jadi ada urusan apa nona muda ini datang jauh-jauh ke rumah kami?"

"Kylian. Biarkan aku bertemu dengannya."

Silvy melihat Ashlyn bingung. "Aku tidak pernah mendengar nama itu. Apakah kau sedang mencari seseorang?"

Wajah Ashlyn terlihat kecewa. Apakah Kylian benar-benar tidak ada di sini? Tapi menurut informasi yang ia kumpulkan, Kylian ada di sini.

Melihat wajah murung Ashlyn membuat Silvy kembali bertanya. "Siapa namamu nak?"

DARKENEDWhere stories live. Discover now