16

1.1K 119 4
                                    




Ashlyn masih di meja belajarnya untuk merangkum jurnal ayahnya. Matanya teralihkan pada sulur hijau yang merangkak di atas meja. Tangannya terulur menyentuh Lily.

"Lily, apakah kau masih tak melihat Kylian?"

Ekspresi yang ditunjukkan Kylian terakhir kali membuatnya semakin khawatir. Kemana dia pergi? Apakah dia sudah tenang?

Ashlyn menopang dagunya. Dia juga harus kembali masuk ke laboratorium untuk mencari rujukan lain.

Lily membelit jari Ashlyn dan menyuruh wanita itu untuk mengikutinya. Mereka keluar dari rumah dan Ashlyn mengikuti petunjuk Lily untuk melihat ke atas. Di sana, entah sejak kapan Kylian sedang duduk menghadap ke pusat kota.

"Kylian!" Ashlyn memanggil, membuat Kylian menoleh dan turun.

"Dari mana saja kau? Dan apa yang kau lakukan di atas?"

"Hanya melihat apa yang bisa dilihat." Jawab Kylian dengan nada datarnya.

Tubuh Kylian sudah kembali normal dan sepertinya pria itu tak kehilangan kendali lagi.

"Jangan pergi tiba-tiba. Aku membutuhkanmu, aku harus masuk ke laboratorium."

Ashlyn mendekat dan menyentuh tangan Kylian. Perlahan wanita itu memeluk Kylian dan menutup mata. Tanpa protes, tubuh mereka berpindah ke dalam laboratorium.

Naga kecil yang sudah beberapa hari terjebak di dalam laboratorium tiba-tiba langsung terbang menghampiri Ashlyn dan membuat wanita itu terkejut.

"Oh? Kau di sini?" Ashlyn menggendongnya dan mengelus kepala naga tersebut.

Pandangan Ashyn kembali ke Kylian. "Mulai hari ini kita akan mulai ekperimen."

Kylian menatap Ashlyn cukup lama sebelum membuka suara. "Kau tidak perlu melakukannya."

"Aku akan melakukannya." Ucap Ashlyn yakin. "Aku akan menghilangkan sihir hitam di dalam tubuhmu."

Kylian tau seberapa yakinnya Ashlyn dengan kemampuannya. Tapi ada banyak hal yang Ashlyn tak ketahui. Dan tak mungkin Ashlyn bisa melakukan hal yang ayahnya saja tak bisa lakukan selama bertahun-tahun.

"Aku sudah tak mengharapkan diriku kembali normal."

Keheningan terjadi sesaat. Ashlyn sedang berusaha mencari ekpresi apa yang sedang Kylian tunjukkan. Tapi pria itu hanya bersikap tenang dan menerima keadaannya sekarang.

"Ini bukan tanggungjawabmu maupun profesor Eder." Lanjut Kylian. "Lupakan aku dan fokus saja dengan yang lain." Ya, daripada Kylian mengharapkan sesuatu yang mustahil, ia lebih berharap teman-temannya bisa kembali normal. Setidaknya mereka tak bernasib seperti dirinya.

Entah kenapa ada rasa marah yang menyelimuti hati Ashlyn. Dia memang tau seberapa keras ayahnya memulihkan keadaan Kylian hingga seperti sekarang. Bertahun-tahun Eder melakukan ekperimen hingga pria itu bahkan mencoba mempelajari sihir hitam yang seharusnya tak boleh di sentuh.

Ya, Ashlyn mendapatkan fakta baru bahwa ayahnya mencoba menghilangkan sihir hitam dengan sihir hitam lain. Ia bahkan mengurai linkaran sihir yang ada untuk menemukan rumus dasarnya. Tapi Eder tak bisa secara penuh menguasainya karena ia tak mau terjerumus ke dalam kegelapan.

"Apakah kau menyerah?" Tanya Ashlyn.

"Aku sudah muak berharap. Yang aku inginkan sekarang hanyalah melihat yang lain kembali normal."

"Tidak." Tegas Ashlyn. "Aku tetap akan melakukannya." Ada kilatan keyakinan pada mata Ashlyn, dan itu membuat Kylian kembali mengingat sosok Eder. Keduanya memiliki jiwa keyakinan yang sama.

Namun ia ragu akan kemampuan Ashlyn dan entah sampai kapan wanita itu akan terus melakukan hal tak berguna untuk dirinya. Cukup profesor Eder yang mengorbankan nyawanya untuk dirinya dan juga teman-temannya.

:::

Ashlyn merubah rumahnya menjadi laboratorium. Ia memindahkan beberapa barang yang masih bisa digunakan dari lab dan memulai penelitiannya. Sejak hari itu, tak banyak percakapan yang terjalin oleh keduanya. Kylian hanya ada saat Ashlyn membutuhkannya untuk memasuki lab dan setelahnya pria itu entah kemana.

Hari ini ditemani Dragy—nama anak naga, Ashlyn memasuki hutan yang ada di belakang Fanaya. Di sana terdapat banyak tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat elixir.

Semakin dalam Ashlyn memasuki hutan, semakin banyak tanaman yang sulit ditemukan. Dulu para peneliti sering membawanya ikut mencari bahan-bahan, dan itu membuat Ashlyn cukup hafal dengan hutan tersebut.

Tapi ada beberapa hal yang Ashlyn sebelumnya tak pernah lihat. Sebuah bangunan besar yang terlihat belum lama berdiri. Walaupun Ashlyn melihatnya dari balik pohon, tapi ia sama sekali tak menemukan seorang pun di sana.

"Kyuu~" Dragy terbang ke arah belakang bangunan dan itu membuat langkah kaki Ashlyn bergerak mengikutinya.

"Ada apa Dragy?" Ashlyn bertanya karena melihat tingkah aneh Dragy yang hanya terbang berputar di atas tanah.

"Kyuuu"

Ashlyn melihat sekitar. Di bangunan belakang hanya ada sebuah pintu besi yang tertutup rapat tanpa tanda kehidupan lain.

Perlahan ia pun menghampiri Dragy yang sekarang sedang menggali tanah. Ashlyn bisa melihat ada piringan besi yang tertutup oleh tanah tersebut. Apakah Dragy ingin dirinya menggali?

Akhirnya Ashlyn ikut menggali dan menemukan sebuah pintu. Ia mengangkat pintu tersebut hingga menampilkan tangga yang menuju bawah. Tepat setelah pintu terbuka, Dragy langsung melesat masuk ke dalam dan itu membuat Ashlyn juga ikut turun.

Pintu tersebut tak begitu besar dan hanya cukup untuk ukuran seorang manusia. Setelah turun, ia sekarang berada di lorong yang memaksanya untuk menunduk. Sebuah cahaya terlihat dari kejauhan dan Ashlyn menghampiri sumber cahaya tersebut. Dari lubang yang ada, Ashlyn bisa melihat sebuah aula tengah yang besar. Sepertinya ia sekarang berada di dalam bangunan.

Tak ada siapapun di sana. Tapi Ashlyn bisa melihat lingkaran sihir besar yang ia yakini sebagai lingkarang sihir teleportasi. Melihat dari besarnya ukuran lingkaran sihir tersebut, itu menandakan bahwa hanya penyihir tingkat tinggi yang bisa menggunakannya.

"Kyuu~"

Ashlyn menoleh ketika suara Dragy terdengar. Naga kecil itu terbang menuju lorong lain dan Ashlyn pun kembali mengikutinya. Di tengah perjalanan, Ashlyn menghentikan gerakannya saat mendengar suara.

"Sampai kapan kita akan melakukan ini." Keluh seorang pria.

"Cepat lemparkan dan kunci pintunya."

Ashlyn mengintip di sebuah celah. Dua orang pria sedang mengangkut tubuh remaja yang tak sadarkan diri dan melemparkannya ke dalam ruangan. Setelahnya, pintu besar itu tertutup rapat dan sihir pengunci aktif.

Kedua pria tadi segera pergi meninggalkan tempat tersebut.

Ashlyn menyadari bahwa dirinya sudah tidak berada di aula. Itu adalah laboratorium sihir. Kenapa ada laboratorium di tempat seperti ini?

Beberapa pertanyaan muncul di benak Ashlyn. Ia kembali mengikuti Dragy hingga ia sampai di sebuah lubang ventilasi dimana Dragy hanya duduk sembari menatap keluar.

Semakin Ashlyn mendekat, suara-suara hewan semakin terdengar. Ashlyn melihat keluar lubang dan mendapati berbagai jenis hewan yang terkerangkeng. Mata Ashlyn terbelak saat menyadari sesuatu. Tubuh hewan-hewan tersebut tak lagi asli. Semuanya telah dimodifikasi dan dicampurkan dengan jenis lain.

Sejak kecil Ashlyn memang sering melihat hewan yang dikembangkan oleh paman Russel, tapi semua itu tak pernah berwujutd seburuk ini. Di tambah, Ashlyn bisa merasakan aura tidak menyenangkan dari para hewan tersebut. Dan saat itulah Ashlyn sadar bahwa itu adalah sihir hitam.

Suara auman dan dentingan rantai tersengar memekakan telinga. Salah satu hewan tersebut bergerak agresif dan Ashlyn terkejut saat matanya berpapasan dengan mata hewan tersebut. Sebuah tatapan yang tidak bersahabat.

:::


Bersambung...

DARKENEDWhere stories live. Discover now