11

2.1K 173 13
                                    







Ashlyn menunjukkan sihirnya pada spesimen ayahnya yang lain. Mereka adalah orang-orang yang Ashlyn temui pertama kali. Ia baru mengetahui bahwa mereka masih memiliki sisi manusia. Hanya saja di saat tertentu, mereka bisa berubah dan kehilangan kendali. Itu lah sebabnya mereka menyerang kota.

"Apa kau juga bisa membuat api?" Ashlyn merasa jiwa mereka lebih muda darinya padahal umur mereka beberapa tahun di atasnya. Itu mungkin di sebabkan mereka harus berada di inkubasi untuk proses menyeimbangan.

"Tidak. Tapi aku bisa membuat ini." Ashlyn menunjukkan matahari kecil yang terlihat menggemaskan.

"Ini bisa dipegang?" Sosok lain bertanya dan meraih matahari kecil tersebut. "Ini hangat."

Ashlyn tersenyum. Ia benar-benar merasa sedang dikelilingi oleh adik besar. Memang sedikit lucu tapi terasa sangat menyenangkan.

Di sela bermainnya, mata Ashlyn menangkap sosok Kylian yang berjalan melewati mereka. "Kau mau ke laboratorium?" Tanya Ashlyn sembari mengelus rambut pria yang saat ini tiduran di pahanya.

Kylian melihat sekilas dan melanjutkan langkahnya ke dalam laboratorium. "Sebenar ya, aku akan main lagi nanti." Ashlyn mengikuti Kylian masuk ke lab.

Ini saatnya Kylian mendapatkan inkubasi yang dilakukan tiga hari sekali. Mark belum datang dan Ashlyn mengambil sesuatu dari meja lalu memberikannya pada Kylian. Itu sebuah elixir.

"Selama paman Mark mencari bahan elixir yang lebih bagus. Kau bisa mengonsumi ini dulu."

Kylian menatap botol kecil tersebut lama. Tangannya malah meraih tangan kiri Ashlyn dan menaruhnya di pipinya. Ia memejamkan matanya, seolah sedang merasakan kehangatan yang menjalar dari tangan tersebut.

"Kau harus segera meminumnya." Ashlyn menyentuhkan ujung botol kecil tersebut pada bibir Kylian. Pria itu membuka matanya perlahan dan meminum apa yang Ashlyn suapkan padanya.

"Ughh.." lagi-lagi rasa sakit menghantui tubuh Kylian. Pria itu menarik pinggang Ashlyn untuk lebih mendekat. Nafasnya naik turun dan Ashlyn bisa merasakan cengkeraman di pinggangnya.

"Apakah masih sangat sakit?" Ashlyn sepertinya harus segera membuat elixir yang istimewa agar Kylian tidak merasakan sakit setiap harinya.

"Kalian sudah ada di sini?" Mark masuk dengan sebuah keranjang berisi bahan-bahan. Ia menaruhnya di atas meja dang menghampiri dua orang yang terlihat sedang berpelukan itu. "Kau bisa melepaskan bajumu, aku akan memeriksamu dulu."

Kylian melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Entah kenapa mata Ashlyn langsung tertuju pada banda besar yang menggantung di bawah sana. Gadis itu mengalihkan wajahnya dan menuju meja. Tak ingin melihat Kylian.

"Apakah kau mendapatkan semuanya?" Tanya Ashlyn, memeriksa bahan-bahan yang telah Mark dapatkan.

"Ya, apakah segitu cukup? Ada beberapa bahan yang sedang tidak musim jadi mereka jarang menjualnya."

"Ya, ini cukup."

Mark memeriksa tubuh Kylian. "Kau baru saja memberinya elixir?" Tanyanya ketika mendapati reaksi sel pada Kylian.

"Ya, baru saja."

Mark mengambil alat suntik dan memindahkan cairan dari botol kecil. Pria itu mengusap lengan Kylian sebelum menyuntiknya, memindahkan cairan tersebut pada tubuh Kylian. Sepanjang tindakan Mark, mata Kylian terus melihat ke arah Ashlyn. Dan itu di sadar oleh pria berkacamata itu.

"Apakah sekarang kau mendapatkan nafsu seksualmu?" Mark berucap sembari mempersiapkan tabung yang akan Kylian gunakan. Matanya melirik milik Kylian yang setengah berdiri.

DARKENEDWhere stories live. Discover now