13

1.4K 156 19
                                    




"Ughhhh.." Ashlyn memejamkan matanya ketika benda itu menerobos masuk. Dia  kembali keluar dan masuk perlahan. "Unnghh.."

Kylian menatap wajah Ashlyn yang terpejam erat. Apakah sesulit itu? Tapi di bawah sana miliknya sangat susah masuk karena sempit. Itu bahkan belum ada sepertiga. Kylian menarik keluar miliknya dan kembali mendorongnya pelan.

"Ngghh.. keluarkan. Sakitt.."

Rasanya ada sesuatu yang terus menghalanginya masuk. Pria itu kembali menarik miliknya dan kali ini ia menyentaknya lebih kuat. Mata Ashlyn terbelak dan air matanya menetes. Ia merasa sesuatu di dalam tubuhnya robek.

Kylian menjilat ujung mata Ashlyn. Pria itu membenamkan miliknya sejenak sebelum mengeluarkan miliknya dan mendorongnya lagi.

"Angghhh.. hhh.." nafas Ashlyn terdengar berat. Bagian bawahnya rasanya penuh dan nyeri.

"Sempit.." gumam Kylian. "Aku tidak bisa masuk semua.." Kylian menyentuh pinggul Ashlyn. Ia mengeluarkan miliknya dan menyentaknya hingga benar-benar masuk.

"Ughhh.. hhh.." Ashlyn menyentuh perutnya. Air matanya kembali tumpah. "Sakit.. cepat keluarkan.." milik Kylian rasanya menembus dirinya sangat dalam dan Ashlyn baru pertama kalinya merasakan sakit seperti ini.

"Mereka senang.." gumam Kylian yang tak dimengerti Ashlyn. Kylian mengeluarkan miliknya dan kembali memasukkannya lagi perlahan.

"Ughhh.."

"Ashlyn.." gumam Kylian sembari menggerakkan pinggulnya. Tangan-tangan itu kembali membelai setiap tubuh Ashlyn.

Mata berair Ashlyn menatap Kylian yang ada di atasnya. Ia kembali memejamkan matanya ketika pinggul Kylian bergerak semakin cepat.

"Unghhh.. nghh.. hhh.." tubuh kecil itu terus bergerak mengikuti irama Kylian. Rasa sakit yang awalnya Ashlyn rasakan perlahan menghilang, bergantikan sensasi aneh.

Suara rendah pria itu terus memanggil namanya dengan nada yang aneh. Tubuh Ashlyn bergetar hebat. Sesuatu dalam dirinya ingin meledak keluar. Nafasnya mulai putus-putus dan kakinya bergerak gelisah.

"Nnghhhh.. hhhhhh.." desahan panjang keluar dari bibir keduanya. Ashlyn merasakan sesuatu tumpah begitu banyak di dalam perutnya.

Dada Ashlyn naik turun. Matanya masih berair dan tubuhnya bergetar.

"Ash..lyn.."

Lagi-lagi Kylian memanggil namanya, namun kali ini berbeda dari sebelumnya karena mata pria itu terbuka lebar. Menatapnya dengan sangat jelas. Tubuh pria itu menjadi kaku. Sekelebat ingatan mulai memenuhi otaknya.

"Profesor Eder.." Kylian memanggil seseorang yang terbalut dengan jas laboratorium berwarna putih.

"Apa kau merasa baikan?" Pria bernama Eder itu bertanya.

"Aku merasa baikan."

"Senang mendengarnya. Tapi maaf aku belum bisa menemukan cara untuk merubahmu menjadi normal."

Kylian menggeleng. "Itu bukan salah profesor." Mata Eder menangkap sesuatu yang berbeda dari Eder. "Kenapa kau tampak sangat bahagia?"

Eder tersenyum senang. "Ini karena putriku sangat pintar. Dia baru saja memberikan elixir buatan pertamanya padaku."

"Putri?" Ulang Kylian.

"Ya, namanya Ashlyn. Kau akan mengenalinya jika bertemu." Eder menjeda. "Ashlyn sangat imut dan cantik seperti ibunya. Tapi dia giat dan pintar sepertiku." Eder terlihat bahagia membicarakan putrinya. "Aku harap Ashlyn bisa hidup sesuai dengan keinginannya."

DARKENEDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt