Chapter 03

305 41 8
                                    

🌸 Happy Reading 🌸

Aku memiliki seorang malaikat yang selalu menemaniku di dalam kepalaku, bahkan ketika ia tak ada di dekatku.

Dia ada dalam diriku, setiap saat dari hidupku.

Sejak saat ia muncul, ia memiliki diriku, hati dan jiwaku.

Dia kegembiraan dan penghiburanku juga kesedihanku yang terbesar di dunia.

Kami terhubung secara spiritual.

Dia memiliki kecantikan terindah yang sulit dilukiskan.

Rambut hitam bergelombang, sepasang mata indah bak kilau mutiara di laut lepas.

Sebuah senyuman yang sanggup memerangkap jiwa

Anggun, mengagumkan, menarik pandangan.

Setiap orang yang mengenalnya bisa terjatuh.

Jatuh hati pada daya tarik jiwanya.

Dia malaikatku yang tersenyum.

Hidupku, cintaku, inspirasiku.

Wei Ying ....

🌸🌸🌸

Distrik Gusu

Ruangan itu berada di lantai dua, lantai yang paling atas. Luasnya sekitar enam kali tujuh meter, dengan jendela besar yang bisa memperlihatkan pemandangan seluruh kota.

Kondisi ruangan itu cukup berantakan. Ada banyak lukisan dengan berbagai ukuran. Sebuah meja besar dengan peralatan lukis berserakan. Rak buku tua di sudut yang penuh sesak oleh buku-buku tentang seni melukis, koleksi pelukis dan penyair terkenal.

Ada sebuah lukisan tinta dengan kuas berukuran sekitar enam puluh kali tiga puluh inchi terpasang di salah satu dinding.

Lukisan seorang pemuda yang duduk di taman di tepi sebuah telaga, berlatar belakang bunga-bunga yang indah berwarna putih.

Pemuda itu digambarkan cukup jelas, sangat tampan menawan sekaligus cantik, rambutnya berwarna hitam berkilau dan memegang sebuah guci arak di tangannya, pakaian serba hitam dengan ikat pinggang melambai, jubahnya sangat panjang sampai terhampar ke permukaan air.

Nampaknya si pelukis sedang berusaha menggambarkan seorang dewi laut yang muncul ke permukaan. Siapa pun akan terpesona dan terpaku lama oleh permainan cahaya yang terpantul dari air telaga dalam lukisan itu.

Sang pelukis benar-benar seorang brilian.

Ruangan ini adalah bagian dari galeri Sakura milik Lan Wangji, sang pelukis. Seorang seniman terbaik yang dimiliki Distrik Gusu.

Lan Wangji hidup seorang diri setelah orang tuanya meninggal dan mewariskan sebuah rumah besar dan tua yang dia sulap menjadi galeri lukisan di lantai bawah dan tempat tinggal dengan beberapa ruangan di atasnya.

Dia melangkahkan kaki ke dalam ruangan kerjanya, menghampiri sebuah meja yang terletak di dekat jendela. Dia memandang ke luar sana. Di atas meja terhampar media kertas yang siap untuk dilukis. Biasanya dia banyak mendapatkan inspirasi dari taman-taman rumahnya. Dia senang bekerja pada pagi yang sunyi, ketika sebagian kota masih tertidur. Menyatu dalam sentimentalitas pagi hari. Atau pada senja hari, di mana matahari mulai tenggelam dan udara mulai dingin. Langit senja sangat indah baginya, dan penuh inspirasi.

𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐖𝐞𝐚𝐯𝐞𝐫 (𝐖𝐚𝐧𝐠𝐱𝐢𝐚𝐧) Where stories live. Discover now