Chapter 06

195 37 0
                                    

Lukisan-lukisan itu sangat cantik dan mempesona, sosok pemuda yang menunjukkan kemuliaan dan kecantikan murni, dalam berbagai posisi dan latar belakang.

Entah bagaimana, bagi Lan Wangji dan setiap mata yang melihat, lukisan itu bagaikan telah berubah menjadi sosok nyata karena sentuhan tinta dan warna warni lembut. Setiap kali matanya balas menatap, seolah dipenuhi oleh hasrat.

Shizui menahan nafas saat pertama kali melihat lukisan yang diperlihatkan Lan Wangji pada penghujung hari itu. Di matanya kekaguman dan rasa penasaran melintas. Betapa halus dan rumitnya pekerjaan sang pelukis, bahkan pakaian yang dikenakan pemuda objek lukisan pun nampak seperti sungguhan. Begitu banyak ekspresi terekam dalam beragam posisi, sehingga mereka bagaikan berputar dan menari di depan mata siapa pun.

"Sungguh aneh," Shizui berbisik, mencondongkan wajah ke salah satu lukisan. Matanya berkedip lambat-lambat.

Mereka berdua di ruangan luas lantai dua tempat Lan Wangji biasa menyendiri menyelesaikan lukisan dan kaligrafinya.

"Bagaimana kau bisa mengingat detail orang itu dengan begitu baik dan sempurna? Ini lebih berupa pemujaan alih-alih kekaguman."

Mendengar komentar Shizui, Lan Wangji tersenyum penuh kebanggaan.

"Wei Ying bagaikan malaikat, tampaknya kau setuju denganku. Kekaguman di matamu menjelaskan segalanya."

Shizui berdehem, dia menatap pemuda dalam lukisan dan wajah tampan Lan Wangji secara bergantian.

"Menurutku kalian sama sama memiliki daya tarik luar biasa. Aku nyaris berpikir kalian sangat cocok. Ehm, sebagai pasangan." Shizui menutup mulut sembrononya dan meringis.

Ucapan manis Shizui disertai pemandangan indah dalam lukisan yang begitu menggairahkan mengguncang hasrat Lan Wangji yang murni. Dia membayangkan dirinya sendiri bersama Wei Wuxian menyatu bersama dalam lukisan itu, ikut ambil bagian di tengah keindahan, dengan tubuh bersatu dalam kebisuan. Lan Wangji merasakan hawa panas naik ke wajahnya sebagai reaksi atas pikiran nakal itu.

"Eh, kau? Kenapa wajahmu memerah?" Shizui berkata usil, mengarahkan telunjuk ke wajah Lan Wangji.

Sang pelukis hanya mendelik sekilas padanya tanpa mengatakan apa-apa.

Shizui mengerti bahwa Lan Wangji jatuh cinta pada pemuda dalam lukisan. Tidak ada penjelasan lain. Dia terlihat bangga dan sangat mengagumi hasil karyanya.

"Kau lihat, aku telah memindahkan hasrat dan keindahan ke dalam lukisan ini," gumam Lan Wangji setelah diam beberapa lama.

Ekspresi penuh cinta menutup wajah Lan Wangji, membuat pemuda itu tidak bisa melihat pemandangan lain secara netral dan objektif. Hatinya sudah tidak berada di tempatnya, melainkan terbaring di kaki bayang-bayang Wei Wuxian seperti seekor binatang liar.

"Aku akan berhenti melukis bunga-bunga dan pemandangan alam. Aku hanya akan melukis dia, malaikatku, inspirasiku yang terindah. Wei Ying."

Shizui mengangguk-angguk, memilih setuju demi kebahagiaan sang pelukis, walaupun pikirannya sulit menerima dan mencerna semua ini. Tetapi dia percaya atau tidak, apakah itu penting?

"Wei Wuxian dalam mimpiku jauh lebih cantik dari lukisan ini."

Shizui memandangi wajah tampan yang tersenyum bahagia. Sumber kebahagiannya adalah pemuda dalam mimpinya. Apa seseorang akan mengerti jika mendengar itu?

Kenyataannya, sejak Lan Wangji berjumpa dengan Wei Wuxian dalam mimpi, hidupnya seolah bersinar.

"Mungkin kau tak akan percaya akan eksistensi semacam itu. Tapi aku tidak akan menyalahkanmu. Aku tahu akan sulit bagimu untuk percaya pada satu kejadian yang aku sendiri yang mengalaminya sulit untuk percaya."

𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐖𝐞𝐚𝐯𝐞𝐫 (𝐖𝐚𝐧𝐠𝐱𝐢𝐚𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang