Chapter 05

200 39 1
                                    

"Wei Ying ... "

Aroma arak manis terbiaskan oleh wangi cendana di musim gugur, berbaur dengan aroma tanah tersiram hujan di luar jendela.

Wajah berseri yang selalu dirindukan terlihat mengabur, perlahan membentuk menjelma dalam satu sosok laksana malaikat.

"Lan Zhan ..."

Lan Wangji terlihat anggun dalam pakaian putih. Iris mata seterang emas yang mencair terpaku menatap Wei Wuxian.

Salah satu tangannya yang seputih giok dan sempurna seperti dewa kecantikan itu terulur menyentuh bahu Wei Wuxian sebelum meraih lengan pemuda setengah mabuk itu dan dengan paksa mengangkatnya. Menempatkan kepala Wei Wuxian di dadanya yang bidang dan kokoh.

"Ya, ini aku. Bagaimana kau bisa melakukan hal seperti ini? Kau terlihat kacau sekarang. Sungguh memalukan, " dia berbicara sambil mengguncang lembut bahu Wei Wuxian.

"Aku baik-baik saja, arak tidak akan membuatku sakit," sahut Wei Wuxian, getar kegembiraan bersatu dengan kekhawatiran.

Apakah ini nyata?

Wei Wuxian menatap melalui matanya yang sedalam jurang, tampaknya mata itu mengatakan sebaliknya, dalam jejak secercah cahaya ditambah dengan beberapa kegembiran dan rasa sakit yang dirasakan saat dia melihat Lan Wangji.

"Tubuhmu sedikit demam dan jiwamu juga sedang lemah. Apakah kau sering menghabiskan semua energi untuk mencari kesenangan melalui minum minuman keras?"

Wei Wuxian tidak tahu bagaimana menjawabnya. Dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Tidak mengerti bagaimana Lan Wangji tiba-tiba muncul di dekatnya.

Dia bisa merasakan bahwa Lan Wangji memiliki ketertarikan yang tidak biasa padanya, dan meskipun usaha nalurinya lemah untuk mencoba dan membebaskan diri, dia tahu dia tidak akan bisa melarikan diri.

"Sepertinya kau bisa datang dan pergi sesuka hatimu. Itu berarti kau benar-benar memiliki kekuatan, mungkinkah aku sesekali bisa datang padamu?" berbicara seperti ini, ekspresi wajah Wei Wuxian yang sempurna diliputi kesan menyedihkan, meskipun dengan cepat disembunyikan.

"Aku khawatir justru kaulah yang bisa datang dan pergi sesuka hati," desah Lan Wangji, tidak setuju.

Jemari Wei Wuxian terulur menyentuh pipi halus dan dingin milik Lan Wangji.

"Ah, mungkin kau benar. Kau adalah mimpiku. Aku bisa datang padamu, meski dalam beberapa keadaan tertentu kadang mimpi itu tak pernah hadir, seperti tertelan gelapnya malam. Tapi aku yakin aku bisa mendatangimu."

Tubuh Wei Wuxian membeku begitu dia melihat ekspresi sedih di mata Lan Wangji. Sekilas hal itu menyebabkan kecemasan bangkit sekali lagi. Sekarang ia merasakan sesuatu yang lebih dalam dan dia tidak bisa melarikan diri dari pemuda yang memeluknya erat.

"Jika benar begitu, aku hanya bisa menunggu, dan aku khawatir kau tidak bisa menemukanku dalam mimpimu."

"Tidak, Lan Zhan. Jangan khawatir, sejak aku menemukanmu, aku akan selalu mengikutimu," Wei Wuxian berkata lagi dengan tersenyum.

Wei Wuxian terlalu lemas dan sakit kepala untuk memprotes. Dia hanya bisa menyaksikan saat wajah Lan Wangji semakin mendekat beberapa detik kemudian. Sensasi indah tak berujung segera menggantikan pemandangan yang samar, kala kedua bibir mereka bertemu dalam satu ciuman hangat di tengah dinginnya udara malam.

Wei Wuxian sedikit gugup dan menarik mundur wajahnya, membuat jalinan bibir mereka terlepas. Dia merasa wajahnya menghangat karena Lan Wangji telah mengamatinya dengan hati-hati dan penuh rasa ingin tahu yang sangat dalam. Seolah dia sanggup memandanginya seperti itu sepanjang malam.

𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐖𝐞𝐚𝐯𝐞𝐫 (𝐖𝐚𝐧𝐠𝐱𝐢𝐚𝐧) Where stories live. Discover now