єммєт тнєяєѕѕα 39

2.8K 74 2
                                    

Mea menggelengkan kepalanya berkali kali , airmatanya itu di tahan agar tak jatuh..

"Bryan tak ada kena mengena dalam hal kita.. you tak patut masukkan dia dalam hal ni.."

"'No..  i tetap dengan keputusan i.. you
boleh pergi kalau you nak tengok Bryan you masuk jail sebab you.. and you boleh stay dengan i kalau tak nak Bryan kena hukuman berat tu.."

Mea mengetap bibirnya , airmata turun perlahan , matanya yang berkaca kaca itu masih memandang Eian dengan raut tak percaya , kenapa Eian Emmet begitu kejam terhadapnya ?

"Kenapa you kejam sangat  ?"

Bergetar suara Mea bertanya , wajahnya sudah kemerahan.. Eian menelan liur , jiwa terseksa melihat airmata isteri , kalau bukan dengan cara ini , cara mana lagi dia mampu dekat dengan Mea ?

"Penting sangat ke Bryan dalam hidup you..?"

Hatinya seperti di cucuk cucuk.. kenapa airmata itu begitu menyeksanya ? Terlalu penting ke Bryan di dalam hidup Mea ? Mea menatap saja wajah itu tanpa jawapan , pandangan benci di berikan kepada suami.. Eian mendekat , sebelum memeluk erat badan Mea.. seolah menenangkan isteri..

"I sayang you Mea.."

Mea masih beku dalam posisinya.. tiada pula dia menghalang dari di peluk Eian , airmatanya yang turun itu di biarkan saja.. hatinya begitu tawar untuk menghadap sikap pentingkan diri seorang Eian Emmet.. pernah ke sekali dia mengerti hati dan perasaan Mea ?

*
*
*

Eian memegang erat tangan milik Mea , sebelah lagi tangannya mengawal stereng kereta.. Mea hanya membisu dari tadi , pandangan juga di lemparkan keluar cermin kereta itu..

"Sayang.."

Eian mengelus lembut tangan milik Mea , jauh sangat isterinya termenung.. kediaman Mea sedikit sebanyak merunsingkan hatinya..

"You nak makan apa apa ?"

Soal Eian lagi... diam...

"Sayang.. are you okay ?"

"Soalan tu tak patut terbit pada mulut you.."

Perlahan dan dingin Mea bersuara.. Eian memandang sekilas pada isterinya , mencari wajah itu.. Mea tampak murung dari sisi.. tiada sedikit pun senyuman yang muncul pada wajah isterinya.

"I buat semua ni sebab kita.."

"Sebab you.. jangan kaitkan kita dalam hal ni.. you pentingkan diri sendiri , dalam otak you tak pernah fikir pasal orang lain.. orang selfish macam you , tak patut cakap macam tu.."

Eian menelan kesat semua kata kata Mea.. perlu ke dia memaksa maksa Mea tanpa kerelaan.. sedangkan hatinya juga terseksa menerima layanan dari isteri.. perlu ke dia rela dengan keputusan Mea untuk pergi dari hidupnya ?

"I kan jaga you dengan baik.. i promise.."

"Yakin sangat you , macam mana I nak hidup dengan orang yang I tak sayang.. peristiwa hitam dulu masih membekas kat otak i.."

Tajam sindiran Mea.. Eian diam seketika.. matanya yang berkaca itu di kesat laju.. macam mana dia boleh lemah sebegitu.. kata kata isteri ibarat peluru yang menembusi jantungnya saja..

Sketsa Sebuah Cinta Where stories live. Discover now