[❤︎] BAB 02

1.6K 111 20
                                    

╔═══━━━─── • ───━━━═══╗
BAB 02
Perkara Chat
╚═══━━━─── • ───━━━═══╝

Jangan berharap terlalu tinggi. Inget lo tuh pendek gak mungkin nyampe—Jay.

❦────── HAPPY READING ──────❦

Gerbang rumah yang menjulang tinggi itu langsung terbuka hanya dengan sekali tarikan dari tangan Jay.

Cowok yang tengah mengenakkan celana berwarna hitam pendek sebatas lutut serta sweater putih itu berjalan menyebrangi jalan menuju gerbang hitam yang terletak tepat di depan gerbang rumahnya.

Langkah kakinya terhenti di depan gadis yang tengah berjongkok sembari bermain ponsel dengan mangkuk di dalam dekapannya.

Kedua tangan Jay di masukkan ke dalam saku celana. “Wifi rumah lo eror apa gimana sih, Ren? Di telfon gak di angkat, chat cuma di read.”

“Siapa tau pas gue bales nanti, ada yang bilang gue perusak hubungan orang,” sindir Lauren cuek tanpa melepas aktivitasnya.

Karena motif pertengkaran Lauren dengan Abbie tadi pagi adalah room chat gadis itu bersama Jay. Hingga Abbie berasumsi Lauren adalah cewek ganjen yang berusaha menggoda Jay.

“Gak usah dengerin omongan Abbie, gue udah putus sama tuh cewek. Jadi angkat telfon gue, bales chat gue,” kata Jay menegaskan dengan suara lantang.

Tahu penuturannya kembali tak di gubris, Jay kembali bersuara. “Lo nggak liat berita yang lagi rame? Leher di gorok, perut di tikam, cuma gara-gara di cuekin?”

Lauren mendesis pelan lalu mendongak menatap Jay yang masih berdiri di depannya. “Lo nggak bakal gitu, kan?”

“Gak tau, sih. Tergantung mood,” ujar Jay sembari mengedikkan kedua bahunya.

“Ck! Gak usah nakut-nakutin orang laper, gak berkah,” tutur Lauren semakin mendekap erat mangkuknya.

“Nyokap lo nggak masak?”

“Mama lagi di luar kota,”

“Biasanya juga masak mie instan, habis stok mie lo?”

“Gasnya yang habis, gue gak bisa masang.” Lauren membuang napas kasar. Dirinya merasa kesal kerena terus-menerus membutuhkan bantuan Jay, karena itu dia memilih diam hingga cowok itu bertanya dengan sendirinya. “Makanya gue di sini nunggu tukang bakso lewat.”

“Ayo masuk, gue masakin.” Jay mengulurkan satu tangannya bermaksud membantu Lauren berdiri dari posisi jongkoknya yang di sambut dengan senang hati oleh Lauren.

Di dalam dapur, kedua bola mata Lauren terus bergerak mengikuti aktivitas Jay yang memasak dengan lihai layaknya chef handal.

Ini bukan kali pertama Lauren di masakan cowok itu, jika ditanya siapa yang paling sering merasakan masakan Jay jawabannya adalah Lauren.

Tidak ingin menjadi beban, Lauren berinisiatif membantu. Ia memasukkan beberapa nugget ayam ke dalam wajan yang di dalamnya sudah terdapat minyak goreng yang sudah panas.

Your Smile (On Going)Where stories live. Discover now