[❤︎] BAB 27

699 67 7
                                    

╔═══━━━─── • ───━━━═══╗
BAB 27
The Pawang
╚═══━━━─── • ───━━━═══╝

Bawel banget. Cium aja kali, ya?—Lauren.

❦────── HAPPY READING ──────❦

Hari terus berganti, hubungan Jay dan Lauren semakin tak terpisahkan dari waktu ke waktu. Saat semua orang mulai mengalami perubahan dalam hidupnya pengecualian untuk Juan, cowok itu tetap sama dengan sikapnya yang menyebalkan.

Ini bukan kali pertama Juan menyusahkan hidup Lauren selama di sekolah pasca maraknya berita tentang Lauren yang resmi menjadi pacar Jay. Cowok itu selalu memberikan hukuman pada Lauren, padahal kesalahan yang gadis itu lakukan hanyalah kesalahan-kesalahan kecil.

“Lo telat, Ren. Hormat di lapangan sampai mapel kedua,” suruh Juan bernada tegas bak pemimpin.

Lauren berdecak kesal. Paginya yang indah mendadak berubah menjadi pagi yang buruk setelah Juan menyapanya.

“Lo lagi, lo lagi. Kenapa gue sering ketemu lo, sih?!”

“Jodoh kali.”

“Najis.” Lauren langsung bergegas menuju lapangan, karena memang tidak ingin berkomunikasi dengan ketua OSIS itu lebih lama lagi.

Sesuai hukuman yang di berikan, Lauren meletakkan telapak tangannya di samping pelipis kanannya. Memasang gestur hormat ke arah tiang bendera.

Ingat akan sesuatu Lauren menurunkan tangannya, mengambil permen yupi yang sempat dia simpan di saku roknya. Menghiraukan Juan yang dari kejauhan tengah memperhatikan gerak-geriknya sejak tadi. Baru saja ingin membuka kemasan permen, lagi-lagi suara Juan menyapa indera pendengaran Lauren.

“Tangan lo kenapa gak hormat, Ren? Mau gue tambah hukumannya?”

“JUAN LO BISA STOP LIATIN GUE GAK?! KENAPA GAK MASUK KELAS AJA, SIH?! SHIBAL!”

“Gak.” Juan menjawab santai. Cowok itu berjalan mendekat, memperhatikan penampilan Lauren dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Rok lo kurang bahan apa gimana? Besok ganti kalo nggak mau gue sita,”

“Emang modelnya gini, anjing. Ribet banget anak OSIS,”

Perhatian Juan kini turun pada kaos kaki yang gadis itu pakai. “Kaos kaki lo warna abu-abu, ganti apa gue sita?”

“Ini warna item. Mata lo aja yang picek,”

Sebuah tangan yang tiba-tiba merangkul pundaknya membuat Juan menoleh yang ternyata pelakunya adalah Jay.

“Lo kalo mau caper ke cewek gue jangan terang-terangan gini, Bro.”

Memang. Juan memang sengaja membuat Lauren kesulitan, agar dia bisa mendapatkan perhatian dari Lauren.

Lantas Juan tersenyum miring. “Gue diem aja denger lo sama Lauren jadian, bukan berarti gue gak ada niatan buat ngerebut tuh cewek dari lo.”

Jay menjauhkan tangannya dari pundak Juan. Melayangkan tatapan seolah siap menghabisi musuh. Tampaknya cowok di sampingnya ini memang menginginkan perkelahian.

Your Smile (On Going)Where stories live. Discover now