[❤︎] BAB 29

898 94 68
                                    

╔═══━━━─── • ───━━━═══╗
BAB 29
Renggang
╚═══━━━─── • ───━━━═══╝

Lo udah tiga hari gak bilang I love you—Jay.

❦────── HAPPY READING ──────❦

Kemarin dan juga hari ini Lauren di buat kebingungan dengan sifat Jay yang tiba-tiba berubah menjadi cuek. Cowok itu cenderung tidak banyak bicara dan sibuk dengan aktivitas sendiri saat keduanya tengah bersama.

Seperti sekarang ini mereka tengah berlari-lari kecil mengelilingi kompleks sebagai kegiatan untuk mengisi weekend pagi mereka, namun mereka terkesan seperti tengah perang dingin. Suasananya terasa hening, tidak ada satupun dari mereka yang mau memulai pembicaraan.

Dirasa sudah muak, Lauren mengalah untuk berbicara lebih dahulu. “Ayo habis ini beli burger?”

“Gak.”

Lauren berdecak, lagi-lagi Jay merespon cuek. Ini lah kenapa dirinya enggan untuk memulai obrolan lebih dahulu.

“Kalo gitu ayo beli kue putu.”

“Gak. Gunanya olahraga buat apa? Cuma fomo?”

“Nggak gitu, ish!”

Menurut Lauren jajanan di pagi hari adalah surga dunia. Apalagi saat weekend banyak sekali jajanan di pinggir jalan yang menggoda perutnya.

Keduanya masih berlari-lari kecil dan sama-sama diam untuk beberapa saat. Salahkan saja Lauren yang tidak ada habisnya untuk mencari perhatian Jay, gadis itu sengaja menginjak tali sepatunya dan pura-pura menjatuhkan diri ke atas trotoar.

Brukkk!

Mendengar bunyi itu membuat Jay cepat-cepat menoleh ke belakang. Matanya melebar saat tahu Lauren sudah terjatuh di belakangnya. Lauren sempat merasa senang saat Jay menghampirinya, tetapi tak lama ekspetasinya runtuh saat cowok itu hanya membenarkan tali sepatunya tanpa berbicara sepatah katapun.

Cowok dengan airpons di kedua sisi telinganya itu kembali berdiri dan meninggalkan Lauren yang masih duduk di atas trotoar jalan.

“Ish! Tuh cowok kenapa, sih?” Lauren berusaha berpikir keras. Mengingat-ingat kesalahan apa yang dia perbuat beberapa hari terakhir ini yang mampu membuat Jay bersikap cuek seperti itu.

Tidak ada yang janggal, Lauren tidak merasa membuat kesalahan apapun. Dia juga tidak genit maupun caper pada cowok-cowok.

“Bodoamat! Gue mau beli jajan!”

Tidak ingin mencari perhatian Jay lebih jauh lagi, Lauren memutuskan untuk berlari berbalik arah yang berlawanan dengan arah yang di tempuh oleh Jay. Memilih mengunjungi tenda-tenda kecil yang terpasang di pinggir jalan, yang tak lain adalah pedagang kaki lima yang sempat dia lewati tadi.

Senyum Lauren terbit saat penjual menyerahkan kue putu hangat yang baru di masak, begitu pun dengan Lauren yang menyerahkan uang sesuai harga yang tertera.

Kakinya berjalan pelan, gadis itu meniup kue putu yang masih terasa panas lalu memakannya dengan perhatian yang sibuk memperhatikan sekitar.

Satu hal yang membuatnya tertarik, anak-anak ayam dengan bulu yang berwarna-warni membuat Lauren langsung bergegas menghampiri.

Sebenarnya dia sudah sering membeli anak ayam. Namun tidak ada yang mampu bertahan, paling lama dua minggu setelah itu mati.

“Saya mau beli yang warna biru, Pak.”

Your Smile (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang