[❤︎] BAB 41

522 77 211
                                    

╔═══━━━─── • ───━━━═══╗
BAB 41
I Wanna Reset
╚═══━━━─── • ───━━━═══╝

Gak adil kalo rasa sakit cuma di balas dengan maaf—Jay.

❦────── HAPPY READING ──────❦

Sadar akan aktivitasnya yang sibuk menikmati puding tengah menjadi pusat perhatian Jay mampu membuat Ara salah tingkah. Tidak tahu saja sebenarnya kini Jay tengah sibuk bergulat dengan pikirannya, memikirkan tindakan keji apa yang telah gadis itu lakukan.

"Bisa biasa aja gak tatapannya?" tanya Ara dengan kedua pipi yang bersemu merah muda.

Senyuman yang terlihat di paksakan itu menjadi respon dari Jay. "Ra, lo inget gak preman-preman yang culik lo kemarin?"

"Kenapa?" tanya Ara mulai merasa curiga saat Jay tiba-tiba membahas topik yang sensitif untuknya.

"Enggak. Pengen gue kasih pelajaran aja karna berani culik calon pacar gue," jawab Jay, berusaha mengembalikan kepercayaan Ara yang sempat menaruh rasa curiga.

"Oh, itu mereka koperasi ilegal kalo gak salah alamatnya di jalan Batwi blok 12. Aku inget banget dulu aku sama papa pernah ke sana buat cari pinjaman," ujar Ara menceritakan yang langsung di cerna oleh Jay.

Karena dinding restoran yang tembus pandang membuat Jay dengan mudah melihat siluet Lauren yang berjalan terburu-buru.

Jay mengernyitkan dahi, harusnya perempuan itu bersenang-senang bersama teman-temannya di time zone. Tetapi baru lima menit dia tinggal kenapa perempuan itu sudah berjalan-jalan sendiri?

"Ara, gue ke toilet bentar, ya?" pamit Jay dan langsung mendapatkan persetujuan dari Ara tanpa menaruh rasa curiga.

Cowok itu berlari kecil menyusuri mall yang lumayan ramai pengunjung kala petang itu. Saat di lantai dua Jay sempat berdecak kecil begitu mendapati Lauren yang berlari kecil menuruni eskalator yang bergerak turun ke bawah.

"Ck! Padahal tujuan eskalator di buat biar gak harus jalan ke bawah, dasar cewek gak sabaran."

Sibuk mencibir tingkah laku Lauren cowok itu langsung berteriak keras begitu sadar Lauren hendak terjatuh karena tali sepatu gadis itu yang tak terikat. "HATI-HATI!"

Tidak hanya Lauren, bahkan seluruh pengunjung mall celingukan mencari pemilik suara besar tersebut.

"Orang gila mana yang teriak-teriak di tempat umum?" gumam Lauren lalu melanjutkan jalan cepatnya menuju parkiran.

"Woy, Jay! Mantan lo kabur!" adu Alea ngos-ngosan karena lelah berlarian guna mencari keberadaan Lauren bersama teman-temannya.

Tidak ada niatan untuk membalas, Jay hanya mampu menghela napas panjang. Kalau di pikir-pikir mempertemukan Lauren dan teman-temannya adalah tindakan yang salah. Perempuan itu tidak mungkin langsung welcome begitu saja, mengingat problem dalam persahabatan mereka.

Walupun putus dari Lauren tidak membuat Jay tidak tahu masalah-masalah yang menimpa mantan kekasihnya. Dari keputusan Lauren yang keluar dari ekskul dance, keterangan Chelsea dan teman-temannya hingga memperburuk keadaan usaha mendiang Rea, serta kesalahpahaman dengan Karina.

Tidak mendapatkan respon apapun, Alea kembali bersuara. "Lo kok sekarang jadi pendiem?"

"Hehe, iya. Kalo rame lanjut part 2," balas Jay.

"Kalo abu-abu di blokir," tambah Reva.

"Kayaknya persahabatan kita sama Lauren gak bakal bisa kaya dulu, deh." Chelsea menyeletuk tiba-tiba. Apalagi mengingat perilaku Lauren tadi yang tampak tidak nyaman berada di sekitarnya membuat Chelsea dihantui rasa pesimis. "Padahal gue tadi juga udah minta maaf."

Your Smile (On Going)Where stories live. Discover now