Semoga Awal Yang Baik

297 35 8
                                    

📎📎📎


























...

Bingung, mereka semua agaknya sangat mewakilkan kata itu. Dimana semua orang dibuat kebingungan dengan apa yang terjadi.

Jika ditilik lagi, mereka ingin berhenti rasanya. Tapi tanggung, banyak janji yang mereka ucapkan. Sampai kapanpun, janji adalah hutang yang harus ditepati.

"Gue mau lanjut. "

Kata kata Tristan itu membuat semua orang menoleh padanya. Kehilangan sebuah barang tidak akan berpengaruh apa apa untuk niatnya. Memang, ada sedikit rasa tidak rela. Tapi Tristan yakin, dengan dia berbuat yang baik, akan mendatangkan sesuatu yang baik juga.

"Gue berhenti. "

Shaga memijat keningnya. Mendengar tentangan dari Frans juga membuat kepalanya pening. Antara Tristan dan Frans saja membuatnya gundah, apalagi jika ditambah yang lain.

"Gue ditengah tengah. Ada banyak alasan buat menentang kedua jawaban itu. Tapi gak bisa disangkal juga, kalau ini adalah mimpi kita. " Nadine bersuara.

Biasanya, jika seperti ini, saran Cleopatra dan Agam juga diperlukan. Tapi apa mau dikata? Mental mereka baru saja dikoyak dengan belati tajam.

Terlihat dari tidak hadirnya Cleo saat ini, karna gadis itu memilih pulang lebih dahulu. Dan wajah frustasi Ragam yang semakin menjadi dingin. Semua itu sudah jelas, jika mereka tidak bisa memberi bantuan.

"Hei guys. Ini cuma kehilangan barang, kita masih bisa nyari lagi. Tapi pengalaman gak bisa diulang lagi kan? Kalian mau nyerah? " Ucap Saski.

"Lo gimana sih? Bukan cuma barang yang ilang Sas, tapi ini soal mental juga. " Sanggah Dara.

Saski tidak bisa menampik fakta itu. Sekarang dia tidak bisa berkata apa apa lagi. Melihat peluang di depan mata, atau mundur karna memilih menjaga salah satu dari mereka.

"Lo juga. Sahabat macam apa lo?! Gak liat tadi gimana?! Ada hati lo masih mau lanjutin semua ini?! " Suara Dara yang meninggi pada Tristan.

Tristan menggeleng keras. Lalu teringat dengan apa yang terjadi di kampus tadi. Benar benar mimpi buruk bagi dirinya. Lalu bagaimana dengan Cleo? Jika Tristan saja merasa seperti itu.

"Tapi gue setuju sama Saski dan Bang Tristan. Emang masalah mental apa sih? C'mon Man! Ini pengalaman sekali seumur hidup! " Ucap Wista yang tidak tau tentang Cleo.

"Goblog! Gak liat sekarang kayak gimana?! Barang barang kita banyak yang ilang! Bukan soal harganya, tapi ini soal kepercayaan diri kita! Udah rusak tau gak?! " Bentak Frans.

"Gue yakin yang kehilangan barang gak ada yang keberatan! Kenapa lo yang sewot?! Emang dari awal gak mau kan ikut kegiatan ini?! "

"Lo gak inget ada guci Kei yang ilang?! Itu pemberian Neneknya ke kita! Dan sekarang beliau udah gak ada jadi mau gimana?! Mental kita perlu diperbaiki lagi bangsat! " Pekik Frans.

Kei yang mengingatnya kembali terhenyak. Benar, guci yang berada di kontrakan mereka adalah pemberian mendiang Neneknya. Tentu Kei sangat tidak rela. Tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur, tidak akan bisa diubah lagi.

b e s t a r iWhere stories live. Discover now