Bestari dan Kisahnya

323 29 5
                                    

📎📎📎















...

PRAKK

"mulai besok bawa walkie talkie lo pada! " Ucap Shaga keras.

Dirinya ternyata sudah mulai melemah saat ini. Sudah berjam jam berlalu, 3 orang dari anggotanya belum juga kembali. Ditambah dengan cuaca yang seperti ini.

Tentu saja menambah kekhawatiran dan kegelisahan mereka khususnya Shagara. Disini, dia adalah pemimpinnya. Dan lelaki itu tentu saja mempunyai tanggung jawab akan setiap dari mereka.

"Bang lo serius? " Wista mengikuti Sam dan Nora dari belakang.

Pemuda itu terus mengikuti Samuel kemana mana sejak tadi. Terlebih saat pria itu mengucap jika dirinya mau mencari keberadaan sang adik.

"Tolong jagain Nora. Gue keluar dulu. " Ucapnya pada Wista.

Nora menahan tangan Sam. "Jangan kemana mana! Kalo kamu keluar aku ikut! Sam please be aware! Kamu pikir kalau kamu keluar bisa langsung nemuin Hazel?! "

Sam terdiam. Entahlah, dia merasa jika Hazel ketakutan diluar sana. Sam membayangkan jika Hazel kesulitan disaat keadaan dan cuaca seperti ini. Pikirannya kacau balau tak karuan.

"Kalau kamu juga kesesat gimana?! Tolong jangan gegabah! Aku tau kamu khawatir, tapi jangan kayak gini! Kita tunggu sampe minimal hujannya reda, baru cari Hazel. "

Wista ikut mengangguk setuju dengan Nora. Jangan bilang jika dia dan Nora tidak khawatir pada 3 orang itu. Semua manusia yang ada disana, sangat amat khawatir dengan hati yang tentu saja gelisah.

Langit sudah semakin gelap, volume air yang masih saja pada tempatnya, juga hujan yang belum mau berhenti. Mau ditambah apa lagi kegelisahan mereka.

Di tengah kekalutan itu, Frans masih mencoba menghubungi nomor Genta. Pemuda itu masih bersikukuh untuk mengubungi meski hasil tidak dapat dipungkiri.

"Percuma lo telfon terus. Gak bakalan ada sinyal kalo kayak gini. "

Frans tidak peduli dengan ucapan Dara di sampingnya. Karena pemuda itu merasa, setiap detiknya sangatlah penting. Dan hal itu sepertinya sama dengan Nadine.

Gadis yang kali ini menggerai rambutnya itu, sama sakali belum berhenti menghubungi nomor 3 orang yang berada diluar sana. Sesekali, gadis itu bahkan mengumpat dalam hatinya.

Menyayangkan sinyal yang buruk saat ini.

"Kak, udah dulu aja. Sinyalnya gak bakal muncul pas hujan gede gini. "

Seperti Frans, Nadine menghiraukan kata kata Keila. Setidaknya, dengan terus melakukan ini, hatinya bisa sedikit tenang. Hal yang tentu saja bodoh jika dipikir oleh kita semua. Tapi bagi mereka, tidak ada hal yang bodoh dan sia sia untuk keadaan yang menerpa.

📎
📎
📎

Sepertinya, alasan untuk seorang Ochalina agar segera kembali kepada teman temannya yang lain akan bertambah. Pada awalnya, alasannya hanya karena dia takut kelaparan dan sesuatu buruk terjadi.

b e s t a r iWhere stories live. Discover now