Beradaptasi dan Berserah diri

254 22 1
                                    

📎📎📎














...

"Tangan ke atas! Tangannya ke bawah! Satu! Dua! Tu! Dua! "

Sorot mentari pagi yang menyengat mata nampaknya tidak menghilangkan semangat mereka. Sejak mentari terbit tadi, para berbaik hati itu telah keluar untuk menjalankan tugas.

Begitu juga dengan Genta bersama dua gadis lain. Mereka bertiga memang ditugaskan untuk memimpin senam pagi bagi anak anak sekolah disana.

Dan syukurlah, jumlah anak disana tidak banyak. Hingga Genta tidak perlu mengeraskan suaranya untuk memimpin. Berbeda dengan Genta yang berada di depan, Hazel dan Ocha berdiri dibagian belakang.

Dan tak terasa, sudah beberapa saat berlalu. Kini Genta mulai merasakan lelah dan panas di tubuhnya. Salahkan bahan pakaian yang dia gunakan kali ini.

"Kok udahan? " Tanya Ocha.

Anak anak disana juga bersorak sorak tidak mau bila kegiatan senam pagi selesai. Padahal, pemimpin senam mereka sudah sangat merasa encok.

"Gerah gue. "

Pemuda itu berlalu setelah membubarkan anak anak. Lagi pula, jam pembelajaran sudah harus dimulai. Tidak baik bila menunda nunda.

"Cemen lo, Bang. Tau gitu gue aja yang jadi instrukturnya. "

Hazel terkekeh atas pernyataan Ocha. Berbeda dengan Genta yang mendengus. "Abis ini lanjut kerja. Tenaga gue abis nanti berabe, Cil. "

Mendengar panggilan itu, Ocha berdecih tidak terima. "Masih tuaan gue sama Kei jadi gue bukan bocil! "

Hazel menepuk nepuk pundak Ocha. "Bocil manggil bocil, ya gak? " Tanyanya pada Ocha.

"Gua masih lebih tua dari ratu mesir ya! " Pekik Genta tak terima.

Tawa kedua gadis itu keluar. Entah itu karna ekspresi Genta yang tak terima atau pada guyonan mereka pada Genta. Intinya, jika ada teman bergurau, sudah pasti akan seru.

"Ratu mesir, anjirr! "

Hazel tertawa lagi. "Ngikut si Dami lo manggil ratu mesir. Cleo ngamuk baru tau rasa! "

Genta mengedikkan bahunya tak peduli. Lagi pula, Cleo tidak ada disini pikirnya. Jadi tidak apa. Kalau ada Cleo, mana berani dia menyebutnya begitu? Bisa bisa, tangannya akan menjadi korban.

"Lebih tua dari ratu mesir, berarti lo firaun ya Bang? "

"Anjir! "

Hazel menutup wajahnya, tidak kuat menahan tawa. Berbeda dengan Ocha yang tertawa lepas dan bahagia tanpa beban. Membuat satu satunya pemuda disana mendengus.

"Emang bener harusnya gue ajak si Tristan kesini aja tadi. " Gumam Genta yang berpasrah.

"Ah gue haus. Pulang yuk! "

Ajak Ocha pada kedua kakak tingkatnya itu. Gadis yang mengambil jurusan kedokteran itu bangkit lebih dulu dan berjalan keluar area sekolah.

Hazel berjalan di belakangnya yang diikuti oleh Genta disampingnya. Ocha sudah melangkah jauh di depan mereka namun masih bisa terlihat.

b e s t a r iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang