-PERTAMA-

80 7 0
                                    

ㅤ Baru saja beberapa menit ke dapur, Lila kembali menemui Mika dengan totebag di tangannya.

"Mika, selai stroberi Lo udah kadaluarsa kayaknya, baunya ga enak. Gua pergi ke minimarket buat beli yang baru ya? Sekalian beli jajan buat nyetok."

Mika menatap Lila dengan cemberut, padahal dirinya sedang ingin sekali roti panggang dengan selai stroberi sekarang juga. Tapi mau bagaimana lagi? Dia menurut saja.

Lila menepuk kepala Mika dengan lembut kemudian pergi ke luar rumah untuk berbelanja.

Mika dan Lila sudah berteman hampir 15 tahun lamanya, itulah mengapa mereka sangat dekat bahkan seperti saudara kandung.

Lila sangat menyayangi Mika karena Mika adalah satu-satunya teman yang sudah menemaninya sampai sejauh ini. Mika adalah gadis terbaik yang Lila kenal.

Lila bahkan rela melakukan apapun agar Mika bisa tersenyum bahagia. Tetapi Mika sendiri, dia masih belum bisa menyayangi Lila sejauh itu karena di sisi lain dia juga menyayangi Renji.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ•~•~•~•~•~•

ㅤ Setelah menghabiskan hampir satu jam untuk berbelanja akhirnya Lila kembali ke rumah Mika dan membuatkan roti panggang selai stroberi untuk sarapan.

Mika duduk di meja makan menunggu Lila membuatkan sarapan sambil tersenyum manis memandanginya.

Lila tidak heran dengan sikap Mika yang mudah berubah-ubah, dia sudah mengenal Mika hampir 15 tahun jadi kenapa dia harus heran? Malah menurutnya, Mika yang seperti itu terlihat menggemaskan.

"Sarapannya udah jadi nih. Roti panggang selai stroberi dan milkshake stroberi juga. Hari ini full strawberry special for Mika!"

Mika makin mengembangkan senyumnya dan langsung menyantap sarapannya dengan senang.

"Aku ke kamarmu dulu ya, bersih-bersih."

"Syap bows!" jawab Mika saat mulutnya penuh roti.

Lila bergegas ke kamar Mika untuk membersihkannya. Gadis itu tau, sahabatnya itu pasti belum merapikan kamarnya sendiri. Hal itu sudah dilakukannya sejak sebulan yang lalu, tepat setelah Mika mendapat kabar jika Renji hilang.

Tanpa pikir panjang, Lila langsung membersihkan kamar mika dan merapikannya. Sesekali dia memandangi beberapa polaroid yang tertempel di dinding. Ini bukan pertama kalinya dia melihat polaroid-polaroid itu tapi perasaan tetap sama.

Lila tersenyum melihat polaroid yang memperlihatkan dirinya dan Mika berfoto bersama dan terlihat bahagia. Selain polaroid, ada juga foto lama seperti foto saat mereka berdua berumur 6 tahun.

Tapi senyum gadis itu perlahan luntur saat dia mulai melihat polaroid-polaroid dengan wajah Renji.

Cowok itu sudah merebut kebahagiaannya dan jika boleh jujur, Lila membenci- tidak, lebih tepatnya sangat-sangat membenci cowok yang dia sebut brengsek itu.

"Lo harus tanggung jawab, brengsek. Mika sekarang nangis cuma gara-gara Lo hilang, gua benci banget sama Lo, sialan!" umpat Lila sambil memandangi polaroid itu.

Ingin rasanya Lila merobek polaroid itu dan membuangnya ke sampah, tapi dia tidak ingin Mika malah membencinya karena hal itu.

Setelah membersihkan kamar Mika, Lila memutuskan untuk kembali ke dapur. Dari perkiraannya, Mika masih belum menyelesaikan sarapannya.

Dan benar saja. Saat dia kembali ke dapur, Mika masih duduk tenang di kursinya sambil menyantap sarapannya dan sesekali menyeruput milkshake nya.

Mika makan dengan tatapan kosong dan memakan sedikit demi sedikit seperti tidak ada nafsu makan sama sekali.

Kacau. Gadis itu menjadi kacau sejak mendengar berita hilangnya Renji. Lila tau bagaimana gadis itu sangat-sangat menyukai kekasihnya itu.

THE IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang