-KEDUA-

42 6 0
                                    

ㅤ Pagi ini hujan turun dengan cukup deras membuat warna langit yang seharusnya biru cerah tertutup oleh awan-awan mendung.

Mika terbangun di kamarnya tepat pukul 7 pagi dan seharusnya sudah bersiap untuk pergi bekerja, tetapi karena cuaca yang tidak mendukung dia memutuskan untuk tidak berangkat.

Lila sudah pulang ke rumahnya kemarin malam. Sebenarnya rumah Lila dan Mika ada di gang yang sama hanya saja jaraknya agak jauh.

Ngomong-ngomong tentang Lila, gadis itu sudah ada di rumahnya sejak pagi tadi bahkan sebelum Mika terbangun dari tidurnya.

Rumah ini memang punya Mika, tapi Lila adalah gadis yang selalu membawa kunci rumah. Itulah mengapa dia bisa masuk dengan mudah seolah-olah rumah itu adalah rumahnya sendiri.

Tidak perlu terkejut, Lila sudah melakukannya sejak mereka masuk SMA. Mika awalnya heran dan agak khawatir tapi gadis itu mengerti jika Lila hanya khawatir kalau-kalau dirinya yang lain akan kabur dari rumah.

"Kali ini gua buatin nasi goreng telur mata sapi, habisin ya?"

Mika mengangguk sembari tersenyum "Siap boss!" ucapnya senang.

Tok tok tok...

Disaat-saat yang tenang itu, suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar mengganggu kegiatan sarapan mereka.

"Li, bukain pintu gih."

Lila dengan cekatan pergi ke depan rumah dan membuka pintu dimana dia melihat seorang gadis seumurannya yang memiliki tatapan misterius.

"Maaf permisi, saya mau tanya apa benar ini rumahnya Mikayla Sonata?"

Lila melihat gadis itu dari bawah sampai atas, sepertinya teman Mika tapi Lila tidak pernah bertemu atau merasa pernah melihat gadis itu.

"Bukan, ini rumah saya, Kaylila Samantha. Tapi kebetulan Mika itu sahabat saya, ada perlu apa mencarinya?"

"Cuma mau membahas sedikit tentang masalahnya Ren-"

"Lilaaa, lama amat? Siapa sih?" Mika tanpa diduga malah menghampiri Lila.

"Mikayla Sonata?"

"Cari saya? Ada perlu apa ya?"

Sebelum mendapatkan jawaban dari gadis itu, Lila langsung menutup pintu dan menguncinya. Dia menarik Mika ke meja makan di mana mereka seharusnya masih sarapan.

"Kok Lo ga sopan sih? Cewek itu kayaknya ada urusan penting sama gua tau."

"Cewek ga jelas, kelihatan mencurigakan. Dari wajahnya aja udah ga nyantai. Kita lanjutin sarapannya , yuk?" Lila merangkul Mika dan berjalan ke meja makan.

Seolah-olah tidak ada yang terjadi, mereka kembali duduk di kursi masing-masing dan melanjutkan sarapan mereka dengan mengobrol ringan.

Sedangkan di luar sana, sang gadis yang kehadirannya ditolak langsung kembali ke mobilnya. Iya, dia orang yang bisa dibilang memata-matai rumah Mika.

"Lila dan Mika, wah kayaknya ini bakal lebih rumit dibanding yang gua kira sebelumnya." Gadis itu menarik sudut bibirnya sekilas lalu melajukan mobilnya pergi.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ•~•~•~•~•~•

ㅤ Hari itu dihabiskan oleh Mika dan Lila seperti biasanya. Mereka mengobrol banyak hal dan bercanda. Lila sangat senang karena seharian itu Mika tidak menyebutkan Renji sama sekali.

Malamnya Lila memutuskan untuk menemani Mika sampai tidur sebelum dia pulang ke rumahnya.

Sebenarnya Lila bisa saja menginap di rumah Mika tapi dia selalu merasa tidak aman saat tidur di rumah sahabatnya itu. Dia sering mendengar suara berisik dan teriakan, hal itu membuatnya merasa tidak nyaman saat tidur apalagi telinganya begitu peka. Berbeda dengan Mika, gadis itu tidur dengan nyenyak tak peduli seberapa keras suara itu terdengar.

Tapi malam itu, Lila pulang lebih larut dari biasanya karena Mika agak kesulitan tidur. Dia takut meninggalkan Mika sendirian di saat gadis itu belum tidur.

Setelah Mika tidur dengan nyenyak, Lila bersiap untuk pulang dan jam menunjukkan pukul 11 lebih 30 menit. Lila baru sadar jika suara berisik itu sudah tidak terdengar lagi.

"Telinga gua ga tuli kan? Tumben suaranya ga kedengaran? Ah bodoamat, gua bisa nginap di sini malam ini."

Lila menyalakan smartphone nya dan mengetikkan sesuatu di benda pipih itu sebelum akhirnya kembali ke kamar Mika dan tidur di samping gadis itu.

Tapi tidak lama kemudian Lila mendengar suara ketukan pintu di kamar Mika. Lila pikir dia berhalusinasi tapi suara itu benar-benar terdengar dan membuatnya mau tidak mau harus membuka pintu.

Setelah pintu dibuka, Lila tidak menemukan siapapun di sana. Oh hei lagipula ini sudah malam hari, siapa orang gila yang berani masuk ke rumah orang dan mengetuk pintu kamarnya malam-malam?

Lila merinding, terlebih saat dia mendengar suara langkah kaki dari arah dapur. Merasa dirinya tidak aman, Lila bergegas mengecek ke dapur suara apa yang dia dengar itu.

Tapi saat gadis itu sampai di dapur, Lila terkejut mendapati jendelanya terbuka dan dia segera menutup jendela itu juga menguncinya.

Seseorang baru saja membobol rumah Mika dan dia mencurigai satu orang.

Gadis yang berkunjung tadi pagi.

TBC

THE IDOLWhere stories live. Discover now