-KETIGA-

31 7 0
                                    

ㅤ Di perkotaan yang ramai, terdapat sebuah grup beranggotakan del-ah tidak, tujuh orang yang sedang beristirahat sehabis berlatih. Mereka masih berada di dalam ruang latihan karena setengah jam lagi mereka perlu berlatih lagi.

Grup tersebut tidak lain adalah grup yang Renji tempati sebelum dia menghilang. Hilangnya salah satu anggota tidak mengubah mereka sama sekali. Walaupun ada banyak perubahan dari koreografi dance dan lagu, tapi mereka terlihat menjalankannya dengan tenang.

Mereka juga menangis, merasa kehilangan, tapi itu hanya saat mereka tersorot kamera. Masing-masing anggota grup itu tidak sedekat kelihatannya.

"Lo seharusnya nambah power waktu di part loncat itu. Loncatan Lo lemes gitu," ucap sang pemimpin-Chandra-pada anggota termuda.

"Gua udah nambah power padahal," sahut Rayyan.

"Ya berarti power Lo masih kurang. Jadi cowok yang gagah dong, jangan lempeng gitu," ucap Reno.

"Mending Lo ngaca deh, kak. Lo juga kelihatan lempeng," sahut Aji membela.

Tidak lama setelahnya, member terpendek-Calvin-datang membawa dua kantong plastik berisi ayam krispi pesanan mereka.

Perdebatan kecil itu pun terhentikan dan mereka menyantap makanan yang ada dengan lahap, sudah lama sekali mereka ingin makan ayam.

"Lo ga diwawancara dadakan waktu keluar tadi? Gua yakin ada beberapa orang yang mengawasi gerak-gerik kita sejak kasus itu," Surya membuka obrolan dengan suara beratnya.

Calvin terkekeh. "Haha, tau aja Lo. Gua ketemu sama orang mencurigakan tadi, guanya dilihatin terus."

"Hati-hati aja, orang kayak gitu berbahaya buat kita. Tapi kalau mereka tau yang sebenarnya kira-kira bakal gimana ya?" tanya Reno sambil membayangkan.

"Ya pastinya pada kecewa sama kita sih. Mereka pasti ga nyangka," jawab Sena.

Mereka mengangguk kecil kemudian melanjutkan makan dengan santainya sambil sesekali bercanda dan berdebat tentang latihan.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ•~•~•~•~•~•

ㅤ Pagi itu Mika mengepalkan tangannya kesal saat melihat berita di televisi. Berita yang mengabarkan jika Street Kids akan datang di acara musik tahunan dan membawakan lagu mereka berjudul Next Door.

"Udah gua duga kalau mereka emang bermuka dua. Kelihatannya aja berdukacita, padahal lagi bersukacita."

Mika pergi ke kamarnya untuk mengambil sebuah buku di mana buku itu berisi potongan foto wajah setiap anggota Street Kids-kecuali Renji-yang dicorat-coret dengan spidol bewarna merah.

"Lo semua bajingan sialan! Seneng kan Lo karena Renji udah ga ada?!" Mika kembali mencorat-coret foto-foto mereka.

Lila tidak datang lebih pagi seperti biasanya, gadis itu sepertinya sedang sibuk atau mungkin ketiduran. Iya, saat bangun tadi pagi Lila tidak ada di manapun. Mika mengira kemarin malam Lila pulang seperti biasanya padahal gadis itu menginap.

Lalu kemana Lila sekarang?

Lupakan saja, lagipula Mika tidak peduli sama sekali jika gadis itu datang atau tidak ke rumahnya.

Menurut Mika, Lila itu hanya parasit dalam hidupnya. Dulu, Lila sering mengadu ke orang tuanya kalau-kalau Mika menjadi anak nakal. Seperti hujan-hujanan, mengusili teman, dan banyak hal lainnya.

Saat ditanya kenapa dia melakukan itu, Lila menjawab jika ia melakukannya untuk kebaikan Mika sendiri.

Bukankah waktu itu Mika bersikap manis kepada Lila? Benar, tapi itu bukan Mika yang sebenarnya. Bocah berumur 10 tahun yang mengambil alih raganya.

Mika yang sebenarnya adalah Mika yang terobsesi dengan Renji, dan suka menghabiskan waktu di tempat ramai sambil mencium aroma alkohol.

Saat hendak mengembalikan buku itu ke tempat semula, beberapa lembaran kertas terjatuh. Mika memungutnya dan membaca satu persatu lembaran kertas tersebut.

Ternyata lembaran-lembaran kertas tersebut adalah surat keterangan berobat dari psikolog. Entah ditunjukkan pada siapa, Mika tidak tau. Tapi Mika yakin jika surat-surat itu milik Lila, karena dia sendiri tidak pernah ke psikolog.

"Gua baru tau kalau ternyata Lila punya gangguan mental."

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ•~•~•~•~•~•

ㅤ Ingat gadis pengendara mobil yang suka mengamati rumah Mika? Sekarang gadis itu sedang berada di depan pintu rumah Mika.

Dia tidak melihat Lila lalu-lalang di rumah Mika jadi gadis itu yakin jika Lila tidak ada di sana dan Mika sendirian. Maka dari itu dia memberanikan diri untuk berkunjung ke rumah Mika.

Tok tok tok

"Permisi?"

"Sebentar!" Dia mendengar suara sahutan dari dalam sana.

Tidak lama setelahnya, pintu terbuka dan menunjukkan Mika yang sedang mengelap tangannya menggunakan serbet karena basah.

"Maaf agak lama, habis cuci tangan tadi."

"gapapa kok, santai aja. Oh ya, Lo pasti Mika kan?"

Mika mengerutkan keningnya bingung. Gadis berhoodie di depannya ini tidak terlihat familiar tapi Mika seakan pernah menemuinya.

"Oh! Lo cewek yang waktu lalu itu ya?"

Sang gadis tersenyum lalu menurunkan tudung hoodienya dan mengulurkan tangan hendak berjabat tangan.

"Prima, nice to meet you." Prima tersenyum semakin lebar saat Mika menjabat tangannya.

"Jadi, ada perlu apa sama gua?"

"Gua kesini buat membahas masalah Renji. Gua denger Lo pacarnya?"

Mika terkejut saat mendengarkannya. Padahal selama ini statusnya dan Renji hanya diketahui oleh orang-orang terdekatnya saja.

"Lo... tau dari siapa?"

"Ah itu ga penting, gua cuma mau bahas tentang Renji sama Lo."

"Masuk dulu, kita ngobrol di dalam."

Mika mempersilahkan Prima masuk dan Mika melihat senyum Prima yang mencurigakan, seakan-akan ada yang direncanakannya tapi gadis itu tidak peduli.

'Sesuai rencana.'

TBC

THE IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang