-KEENAM-

25 6 0
                                    

ㅤ Rumah Prima bisa dibilang agak menjauh dari perkotaan dan lebih dekat dengan pendesaan. Gadis itu tinggal sendirian karena dia ingin hidup mandiri.

Prima menempati rumah itu setelah sang kakek dan nenek memutuskan untuk tinggal di panti jompo.

Rumahnya sederhana tapi jika dibandingkan dengan semua rumah di desa, rumah Prima terlihat lebih mewah dan minimalis.

Tidak jarang Prima merasa kesepian karena dia hanya bekerja di hari Jum'at dan Sabtu, itu pun dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang saja. Malamnya, Prima tidur lebih awal atau terkadang menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

Prima sudah cukup lama mengenal Renji. Mereka adalah bersahabat dekat sejak bertemu di club dance yang pernah mereka ikuti saat masih SMP. Mungkin karena mereka sering dipasangkan, mereka menjadi lebih dekat.

Prima dan Renji seperti sepasang kekasih yang sangat romantis. Mereka sering bercanda tak kenal tempat dan sering terlihat bersama di cafe maupun di taman, di mana saja. Prima juga adalah orang yang memberi dukungan penuh saat Renji mengatakan jika dia ingin menjadi seorang idol suatu hari nanti.

Tapi setelah lulus SMP, mereka masuk SMA yang berbeda. Beruntungnya, mereka masih bisa bertemu saat berada di club dance yang masih mereka ikuti saat itu.

Singkatnya, Prima dan Renji sangat dekat dan sangat suportif terhadap satu sama lain. Dan sejak Renji berhasil menjadi seorang trainee dan keluar dari club dance, Prima juga memutuskan untuk keluar dari club itu dan mulai bekerja. Tetapi mereka masih sering mengobrol di chat atau DM saat keduanya ada waktu senggang.

Ada suatu hari, di mana Renji mengatakan jika dia ingin kabur dari perusahaan. Saat ditanya mengapa, Renji menjawab karena dia ingin. Prima menganggap hal itu hanya bercandaan karena Prima tau jika Renji dari dulu ingin sekali menjadi seorang idol, tidak mungkin dia serius mengatakan hal itu.

Dan saat Renji hilang, Prima sadar jika keinginan Renji waktu itu sepertinya bukanlah candaan.

Hal itulah yang membuat Prima ingin sekali mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dengan Renji dan tentunya dia mencurigai para anggota Street Kids- Ah, tidak hanya anggota Street Kids, Prima juga mencurigai Mika dan Lila.

Dulu Prima pernah mendengar rumor tentang kedekatan Renji dan Mika, mereka sepasang kekasih yang romantis kata orang-orang. Tapi Renji sendiri jarang menyebut nama Mika. Bahkan Prima tau gadis itu dari artikel yang muncul saat predebut Street Kids dan berita itu juga diabaikan sampai hilang begitu saja.

Hari ini secara kebetulan Prima melihat Reno dan Rayyan yang sedang menghabiskan waktu di cafe. Walaupun mereka menggunakan masker dan topi, Prima masih bisa mengenali mereka.

Prima masuk ke cafe yang sama dan bertingkah seolah-olah dia hanyalah pelanggan biasa. Diam-diam gadis itu duduk di dekat tempat mereka tetapi mencoba untuk tidak memperlihatkan wajahnya sama sekali.

"Lo serius digituin sama grup itu, kak?"

"Sumpah. Gua awalnya ngira mereka ramah, soalnya waktu gua wawancara sama si Minnie, mereka emang kelihatan akrab dan ramah banget."

"Ngakak, ketipu ya Lo, kak? Hahaha."

"Yah gimana ya? Namanya juga dunia hiburan, kebanyakan muka dua."

"Lo juga kan, kak?" Nada Rayyan terdengar serius.

"Lo juga ya, cil." Tapi Reno membalasnya seakan itu candaan.

Tak lama setelahnya mereka tertawa bersama. Prima jadi bingung dengan bagaimana cara mereka bercanda satu sama lain.

Sayangnya beberapa menit ini mereka tidak membicarakan hal yang berhubungan dengan Renji. Hal ini membuat Prima hampir menyerah, bahkan kopi yang dia pesan pun sudah habis diminumnya.

Prima berniat untuk pergi dari tempat itu, tapi dia mengurungkan niatnya saat mendengar obrolan yang cukup menarik perhatiannya.

Reno dan Rayyan tiba-tiba mendekatkan diri, mereka berbisik. Sebelumnya mereka juga mengobrol dengan berbisik, tapi kali ini mereka benar-benar hati-hati. Prima bahkan tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan.

"Kak Chandra ... aneh ... .... ... ... ... dari kapan ... ... berubah ... lebih ... gitu?" tanya Rayyan bingung.

"Sejak ... ... ... dari ... .... Sena ... ... tapi dia ga ... ... ...."

"Mereka ... ...?"

"Mungkin ... yang ... ... Renji?" Mata Prima membulat sempurna saat nama Renji disebut oleh Reno.

"Kayaknya Lo .... Kak Chandra ... ... sama ..., tapi kalau ini ... ... sama ..., itu ... ... masuk ...."

"Jadi...?" Reno seakan menebak sesuatu.

Rayyan mengangguk seakan tau apa yang dimaksud Reno. "Yes. I think so."

"Wow, mengejutkan."

Demi apapun, Prima benar-benar merasa kesal karena tidak bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas.

Tidak lama setelahnya, Reno dan Rayyan pergi keluar dari cafe. Sedangkan Prima masih di dalam dengan raut wajah bingung seolah-olah mencoba menyatukan satu persatu puzzle yang ada di pikirannya.

"Renji, sebenarnya Lo diapain sih sama mereka?"

Prima tidak sadar jika dia melamun dan mengatakan hal itu dengan cukup jelas sampai-sampai membuat salah satu pelanggan yang baru saja datang tiba-tiba mendekatinya.

"Renji?"

TBC

THE IDOLWhere stories live. Discover now