Sakit

431 67 5
                                    









Giana membuka matanya perlahan, dan yang pertama dia lihat adalah Alya, teman satu jurusannya yang tersenyum ke arahnya dengan mata yang memerah. Seingatnya tadi dia bersama Alya pergi bersama ke kantin.

"Udah bangun Gi" ucapnya dengan suara serak

"Kamu tadi pingsan" lanjutnya seperti tahu apa yang Giana tanyakan.

Giana mengangguk paham, sepertinya asam lambungnya kambuh lagi akibat dia yang bangun kesiangan dan tidak sempat sarapan.

"Maaf, malah ngerepotin kamu kayak gini" ucap Giana, karena sejujurnya dia tidak terlalu dekat dengan Alya sehingga membuatnya merasa tidak enak pada Alya.

"Gak masalah Gi, sini aku bantuan duduk" tawarnya yang kemudian dengan hati-hati agar tidak mengenai selang infus kemudian memberikan segelas teh manis hangat padanya.

"Untungnya tadi ada dua temen cowok kamu yang kebetulan lewat, kalo nggak aku nggak tau gimana cara bawa kamu ke sini" ungkap Alya sembari meletakkan kembali gelas yang sudah habis Giana minum.

"Dua cowok?" tanya Giana kembali sambil mengedarkan pandangannya di setiap sudut ruangan

"Mereka aku suruh beliin makanan buat kamu, biar bisa minum obat" jelas Alya yang terlihat mengetahui apa yang Giana cari.

Giana hanya mengangguk mendengarnya. Yang kini Giana tahu, bahwa Alya adalah orang yang sangat peka.










"Udah bangun?" seorang laki-laki datang diikuti satu orang lainnya dengan menenteng sebuah plastik berwarna putih susu

Giana tersenyum, mengetahui siapa yang datang menghampirinya. Mereka adalah Yesa dan Haidan, teman satu SMA lamanya.

"Nih, kalian makan dulu" ujar Yesa memberikan bungkus plastik itu pada Gimana yang berisi bubur dan nasi bungkus.

"Bukannya kalian pilih kasih?" omel Giana, yang mengetahui maksud mereka

"Kan kamu lagi sakit, makan bubur dulu aja" balas Yesa lagi, yang membuat Giana pasrah.

Jika kalian bertanya sepetinya Haidan seorang pendiam, itu salah. Lebih tepatnya karena Giana tidak akrab dengannya yang membuat dia terlihat canggung. Padahal menurut kata Risa, dia adalah orang yang sangat berisik di kelas. Berbeda dengan Yesa yang satu kelas dengan Giana, dan juga mantan pacar dari Risa juga. Dan juga, entah kenapa saat di SMA dulu, banyak orang menganggap kalau Giana memiliki sikap yang begitu dingin. Makanya banyak orang yang takut mendekatinya, walaupun sebenarnya Giana hanya seorang gadis pemalu dan tidak terlalu pandai bergaul saja.

"Sebelumnya makasih ya Sa, Haidan" ujar Giana pada kedua laki-laki di depannya itu

"Sama-sama Gi, lagian sesama teman harus saling tolong menolong" ucap Haidan yang malah ditoyor oleh Yesa

"Dasar sok bijak, cuma gendong angin aja bangga" sindir Yesa yang merasa tidak terima karena sebenarnya dia sendiri lah yang menggendong Giana menuju  ruangan kesehatan.

"Kamu juga Gi, udah tau punya asam lambung, gegayaan banget nggak sarapan!" omel Yesa.

Dan bisa dipastikan, makan siang Giana hari ini ditemani oleh ceramahan panjang dari Yesa. Sedangkan Haidan sudah melipir ke Alya sekaligus meminta makanan dari Alya, dan dengan polosnya gadis itu setuju berbagi makan siangnya dengan Haidan.














Giana kini sudah berada di mobil Yesa. Laki-laki itu memaksa untuk mengantar pulang Giana. Sedangkan Alya sudah lebih dulu pulang diantar oleh Haidan. Katanya anggap saja sebagai rasa terima kasihnya pada Alya karena sudah berbagi makan sidangnya. Walaupun sebenarnya itu hanya modus saja agar bisa mengantar Alya pulang.

Unrequited loveWhere stories live. Discover now