Orange

383 82 15
                                    

Haaii I'm back ☺️
















Sore ini Giana berjalan untuk pulang sembari membawa satu kotak cheese cake dari toko favoritnya. Sore ini tampak begitu ramai dengan banyak anak kecil berjalan sore bersama orang tuanya ataupun sekadar bersantai di taman yang letaknya tak jauh dari tempatnya.

Namun tiba-tiba seorang anak kecil tiba-tiba menabraknya, yang membuat cheese cake miliknya terjatuh. Tak sampai di situ, satu anak lain yang mengejarnya baru saja menginjaknya. Giana pun dengan cepat berusaha mengambil kotak kue miliknya untuk memastikan keadaannya.

"Hati-hati!" seseorang menarik tangan Giana sebelum sebuah sepeda berjalan ke arahnya.

Setelah memastikan sepeda itu lewat, Giana berjalan kembali menghampiri kuenya yang sudah tidak berbentuk lagi akibat sepeda tadi yang melintas.

Gadis itu berjongkok, memunguti sisa-sisa kue yang tercecer keluar.

"Sayang banget" ujarnya

"Apanya yang disayangi?"

Giana mendongak, menatap asal suara yang bertanya padanya tadi. Pandangannya sedikit menyipit, karena sinar matahari yang tepat berada di atasnya. Namun masih dapat dilihatnya wajah tampan yang kini menatapnya dengan raut yang tampak penasaran.

Karena tak kunjung menerima jawaban, laki-laki itu ikut menunduk dan dengan cepat membereskan kuenya yang kemudian dibuangnya ke tempat sampah yang tak jauh dari tempatnya. Sedangkan Giana hanya mengamati tindakan laki-laki itu dengan perasaan heran. "Apakah sekarang dia tengah bermimpi?" Pikirnya.
Menurutnya mana mungkin seorang Najandra ada di depannya?

"Kenapa masih di situ?" ucap Naja kembali. Kemudian dia menarik Giana duduk ke sebuah kursi panjang di dekat mereka.

"Coba lihat tangan kamu" ucap Naja lagi

"Ngapain?" tanya Giana namun menuruti perkataan Naja.

Naja mengambil beberapa lembar tisu di kantong celananya untuk membersihkan tangan Giana yang kotor.

"Makasih" ucap Giana setelah Naja selesai membersihkannya.

"Masih sedih?" tanya Naja lagi yang melihat raut wajah gadis itu

Giana terdiam. Bukan karena tidak bisa menjawabnya namun dia benar-benar tidak terbiasa dengan sikap yang sekarang Naja tunjukkan padanya.

"Kue dari siapa sampai sesedih itu?" tanya Naja lagi

"Dari diri sendiri. Karena aku bukan idola kampus yang sering diberi hadiah sama orang" ujarnya sedikit menyindir

Naja tertawa mendengar jawaban dari Giana yang agak sarkastik baginya.

"Aku juga nggak pernah dikasih hadiah sama orang" balas Naja yang seketika membuat Giana berdecih.

"Iya, soalnya kan kamu buang!" sindirnya lagi

Anggap saja Giana mencurahkan kekesalannya saat dua tahun lalu. Masih ingat, kan? Surat miliknya yang dengan entengnya dibuang oleh Naja?

"Aku minta maaf"

Giana terkejut bukan main, sampai kedua bola matanya membulat sempurna. Apakah Naja bisa membaca pikirannya? Atau ternyata dia mengetahui pemilik surat itu adalah Giana?

"Aku minta maaf atas sikap aku saat di kafe waktu itu" jelas Naja

"Ooh, nggak papa kok. Lagian kita juga nggak bisa memaksa orang lain bakalan suka sama kehadiran kita" balas Giana dengan perasaan penuh lega.

Terhitung cukup lama mereka berdua hanya duduk terdiam dengan pikiran masing-masing. Kemudian Giana dengan tiba-tiba berdiri, "Kalo gitu, aku balik dulu ya. Makasih buat bantuannya tadi" ucap Giana kemudian dengan buru-buru berjalan meninggalkan Naja yang tampak kebingungan.

Unrequited loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang