Langkah Awal

584 69 5
                                    

Selamat malam minggu ☺️
Chapter ini aku buat lumayan panjang looh
Selamat membaca....
Dan jangan lupa vote dan commentnya yaa biar aku tambah rajin updatenyaa 😂










Tepat pukul dua siang, kelas yang dihadiri Giana selesai. Dia bergegas memasukkan kembali laptop dan bukunya ke dalam tas. Seharusnya kelas tadi sudah selesai setengah jam yang lalu, namun karena jamnya diundur jadilah baru selesai sekarang.

"Lo laper nggak Gi?" tanya Donna yang duduk di sebelahnya

"Sedikit. Kamu laper?" tanya Giana kembali

Donna mengangguk, "Gue belum makan siang soalnya biasanya kalo habis makan malah bikin ngantuk. Tapi ternyata gara-gara belum makan jadi kelaperan kayak gini" curhat Donna dengan wajah yang dibuat memelas

Giana terkekeh mendengar jawaban yang Donna lontarkan, "Yaudah, kalo gitu ayo ke kantin!" ajak Giana yang sudah selesai berkemas dan disambut bahagia oleh Donna

"Gi, lo beneran nggak ada pacar?" tanya Donna sembari memeluk lengan Giana. Mereka berdua kini tengah berjalan menuju kantin

Giana mengangguk, sebagai balasan dari pertanyaan Donna. "Kenapa? Kamu mau nyariin buat aku?"

"Gimana mau nyariin, gue aja masih sibuk nyari buat diri sendiri" gumam Donna sembari mengerucutkan bibirnya yang membuat Giana tertawa melihatnya.

"Masa nggak ada sih yang deketin lo? Padahal ya Gi, seandainya kalau gue cowok udah ngejar-ngejar lo dari lama" oceh Donna dengan semangat

"Untung kamu cewek ya Na" canda Giana yang dibalas cubitan di lengannya oleh Donna

"Menurut gue, lo itu cewek paling keren yang pernah gue temui. Lo inget kan dulu saat makan bersama buat penyambutan mahasiswa?" tanya Donna yang kemudian diangguki oleh Giana

"Gue inget Bella kena body shaming sama beberapa orang karena saat itu dia masih gemuk. Dan nggak lama lo bikin mereka diam sama ucapan lo saat itu. Bahkan gue masih inget kata-kata lo sampai sekarang" ujar Donna

"Kalian tau nggak kalau perilaku kalian itu sangat menjijikan? Atas dasar apa seenaknya menilai orang lain? Entah orang itu gemuk atau kurus, apa hubungannya sama kalian? Kalian yang ngasih makan? Apa kontribusi kalian sampai berhak mengatakan hal buruk sama dia? Kalian pikir keren kayak gitu? Bagi aku nggak, justru kalian terlihat seperti orang rendahan. Nggak tau malu!"

Giana tertawa mendengar Donna yang meniru ucapannya saat itu, "Ya gimana, aku kesel aja sama orang-orang yang kayak gitu" ujarnya

"Gue juga kesel Gi, tapi saat itu karena mereka senior jadi gue nggak berani" ungkap Donna

"Saat itu sebenernya gue sama Bella mau ngucapin makasih sama lo. Tapi pas itu lo udah pulang" tambahnya

"Sebenarnya saat itu aku juga agak takut tapi kalo nggak ada yang balas, pasti mereka nggak bakalan berhenti"

"Makanya gue bilang lo keren banget Gi" ucap Donna yang kini memeluk erat Giana

Setelah mendapatkan makan siang menjelang sore mereka, Giana dan Donna menghampiri meja yang masih kosong sembari membawa nampan. Keduanya meletakkan makanan mereka masing-masing. Kantin saat ini terlihat cukup ramai, karena sepertinya banyak mahasiswa yang senasib seperi mereka, yaitu telat makan siang. Sebenarnya kantin yang mereka datangi berbeda dengan kantin yang biasa mereka datangi. Karena sebelumnya Giana bicara setelah makan akan pergi mengembalikan buku ke perpustakaan, jadilah mereka pergi ke kantin yang dekat dengan perpustakaan. Karena itu, orang-orang yang disana terlihat sangat asing bagi mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unrequited loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang