-46-

422 79 40
                                    

Tiga tahun kembali berlalu, dan semua berjalan sebagaimana mestinya.

"iya Lis, iyaa. Gue pasti dateng, lo tenang aja kenapa sih?" kata Abbyanza sebal pada ponselnya yang terhubung dengan Lilis, pasalnya setiap hari Lilis selalu merecokinya dengan pertanyaan yang sama. Tangan Abbyanza bergerak cepat mengetik sesuatu di laptopnya, mengerjakan pekerjaannya agar cepat selesai.

Di sebrang sana, Lilis terdengar cekikikan.
"ya mana tau kamu lupa gitu 'kan, soalnya kamu sibuk terus"

Abbyanza mendengus malas.
"iya, gue emang sibuk. Tapi lo jangan khawatir, orang sibuk ini pasti dateng di acara penting lo"

"wajib itu mah, kalo ngga dateng siap-siap aja aku sama si Fahrul ngelabrak kamu disana"

"calon suami lo itu antek-anteknya gue kalo lo lupa" sindir Abbyanza yang membuat Lilis tergelak

Iya, jadi minggu depan Lilis akan melangsungkan pernikahan bersama Fahrul. Jangan tanya bagaimana awal mula kisah cinta mereka berdua dimulai, karena semuanya tentu ada campur tangan Abbyanza.

"iya deh, tapi maaf nih bu bos, bentar lagi salah satu antek-anteknya bu bos jadi bawahan saya juga"

Abbyanza tertawa, mengingat betapa bucinnya oknum bernama Fahrul yang dulu terkenal sebagai preman dari desa tetangga sebelah pada sahabatnya, Lilis. Semua perkataan Lilis, pasti akan dituruti oleh Fahrul.

Manisnya, Abbyanza jadi iri.

"gue bener-bener ngacungin jempol buat lo, Lis. Lo bisa bikin si Galak Fahrul jadi bucin setengah mampus sama lo, dan gue turut bangga akan hal itu" puji Abbyanza yang selalu merasa takjub akan kisah cinta Lilis sama Fahrul.

Lilis cengengesan,
"ah ngga juga" ucapnya malu-malu
"dia ga sebucin a' A-"

"eh gimana, paketan skincare yang gue kirim udah sampe belum?" sela Abbyanza dengan cepat, sengaja memotong kalimat Lilis yang akan menyebutkan nama yang malas didengar oleh telinganya.

"iya ih udah, banyak banget loh ini. Kamu ga salah kirim?" tanya Lilis dengan heboh, pasalnya Abbyanza mengirim satu kotak berukuran besar berisi macam-macam skincare.

"ya ngga dong" jawab Abbyanza kalem
"eh iya, ntar tiap hari akan ada orang-orang gue yang bakal datang kerumah lo. Mereka akan melakukan perawatan terbaik buat tubuh lo"

"Abbyanza, kamu ngga perlu loh ngelakuin ini. Ini berlebihan buat aku, takutnya-"

"no no, ini ngga berlebihan, sayang. Gue mau ntar lo jadi pengantin paling cantik dan paling bersinar yang pernah ada" sela Abbyanza dengan semangat

"tapi ini semuanya pasti ngeluarin uang yang ngga sedikit, 'kan? Aku takutnya ngga bisa ganti"

Abbyanza terkekeh
"lo lupa, sahabat lo ini bos besar sekarang? Bukannya sombong apa gimana, tapi ini ga ada apa-apanya buat gue. Apalagi ini gue lakuin buat lo, sahabat terbaik gue"

Mendapati Lilis yang tidak merespon, Abbyanza mengernyitkan dahinya.
"Lis, lo masih disana?"

Terdengar Lilis yang menarik ingus
"iya"

"lo nangis?" tanya Abbyanza heran

"aku ga bisa berkata-kata lagi, bersyukur banget aku punya temen kayak kamu" kata Lilis dengan suara parau

Abbyanza mengulas senyum tipis
"lebay lo"

"makasih yaa, Abbyanza" kata Lilis dengan tulus

"iyaaaa, udah ah masa calon pengantinnya galau" gurau Abbyanza yang membuat Lilis terkekeh.

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang