58. Give up

5 4 0
                                    

Parkiran Rumah sakit.

"Bukannya loe ada syuting kenapa jemput gue?"Tanya linyi.

"Nggak apa masih ada waktu"Ucap hongyi.

Linyi masuk ke mobil.

"Tumben si achen nggak ikut?"tanya linyi.

"Achen dapat tugas dari wei long"
Hongyi mengemudikan mobilnya keluar parkiran.

"Oh"Linyi memeriksa ponselnya.
"Menurut loe kalau gue nembak ana dia bakal terima nggak ya"

Ucapan linyi membuat hongyi mengerem mendadak.

Kepala linyi hampir terbentur dashboard.
"Woi, gue baru keluar dan nggak mau masuk rumah sakit lagi"Protes linyi.

"Maaf"Ujar hongyi melajukan kembali mobilnya.

"Kenapa juga loe kaget, loe kan tau gue menyukai ana atau loe menyembunyikan sesuatu dari gue"Selidik linyi.

Apa linyi sedang menyindir gue batin hongyi.
Jangan-jangan linyi tau kalau gue udah pacaran sama ana.
Gue harus jujur, gue udah lelah menyembunyikannya.

Hongyi menepikan mobilnya.

"Linyi maaf, Gue sekarang pacaran sama ana"Ucap hongyi cepat.

Hongyi menunggu reaksi linyi.

Linyi mematung sesaat sebelum berkata marah.
"Pembohong!"

Linyi keluar dari mobil lalu berlari kencang ke arah taman kota.
Hongyi mencoba mengejar namun linyi terlalu cepat menghilang.

"Linyi"panggil hongyi.
Aduh bagaimana ini..

Hongyi lalu menelepon ana.

"Na, linyi udah tau dan dia marah, gue bingung musti bagaimana.. Apa, Loe akan bicara dengannya, baiklah gue tunggu kabar dari loe lagi"
Hongyi menaruh ponselnya di jok mobil.

Semoga ana bisa membuat linyi nggak marah lagi batin hongyi.

Hongyi memarkirkan mobilnya lalu memutuskan mencari linyi.



Taman.

"Loe di sini, hongyi khawatir sama loe"Ucap ana duduk di sebelah linyi.

Keduanya duduk tepat di bawah pohon besar.

Linyi tidak menjawab.

"Linyi yang gue kenal itu baik hati dan bijaksana.. Itu yang membuat gue dulu menikah dengannya"Ucapan ana membuat linyi menatap ana.

"Gue beda ya sama linyi yang ada di dimensi loe karena itu loe memilih hongyi"Ucap linyi.
"Gue nggak perlu menyatakan perasaan gue kan, loe pasti udah tau kalau gue menyukai loe"
Ana kan bisa baca pikiran gue selama ini batin linyi.

Ana tersenyum.
"Loe dan linyi yang di dimensi gue sama kok dan gue juga menyukai loe"

Linyi terperangah.
"Lalu kenapa loe memilih si pembohong itu"Gerutu linyi.

"Karena saat ini gue lebih menyukai hongyi"ana menatap linyi.
"Tapi kalau loe merasa terganggu gue berhubungan dengan hongyi, gue akan menyerah dan memutuskan hubungan gue dengannya"

Linyi ternganga.
"Apa.."
Semudah itu..

"Demi persaudaraan kalian gue akan melakukan apapun"Ucap ana bersungguh-sungguh.
Ana menghela nafas berat.
"Selama ini gue hidup sendiri, gue nggak punya saudara, melihat persaudaraan kalian membuat gue iri.. Karena itu jika loe nggak merestui gue dengan hongyi.. Gue akan pergi menjauh"

"Kalau gue melarang hubungan kalian, gue akan jadi orang yang paling egois, tidak akan ada lagi linyi yang baik hati dan bijaksana dalam pikiran loe"Linyi menunduk.
"Gue juga sebenarnya udah tau kalau hongyi menyukai loe tapi si bodoh itu memang telat menyadarinya"

Ana imagination loveWhere stories live. Discover now