82. Broken promise

4 2 0
                                    

Keduanya muncul di depan pintu kamar sebuah hotel.
Ana tadi menyebut hongyi karena ana mencoba menyebut nama li namun gagal.
Li yang marah pasti membuat tameng hingga ana tidak bisa teleport muncul di depannya.

Ana menatap galak hazel yang tersenyum padanya.
"Ngapain loe ikut!"

"Gue bosan, mau jalan-jalan.. Kalau urusan loe udah beres jangan lupa ajak gue pulang"Hazel bergerak cepat meninggalkan ana.

Ana menatap punggung hazel yang menjauh..
Melihat hazel membuat gue teringat soobin.
Ana menghela nafas berat.

Ana mengetuk pintu.
"Hongyi"Panggil ana.

Hongyi yang mendengar suara lalu membuka pintu.
"Loh ana, li di kamar sebelah"

"Oh"Ucap ana.
"Apa gue ganggu?"

"Nggaklah"Hongyi tersenyum menutupi rasa gugupnya.
Hongyi ingat pesan linyi, ana nggak akan bisa baca pikirannya kalau pikirannya kosong atau fokus pada hal lain.
"Masuklah"

Ana masuk ke dalam.
"Gue mau bertanya soal linyi, linyi udah tau semuanya.. Gue khawatir terjadi sesuatu padanya karena gue nggak bisa menghubunginya"

"Linyi baik-baik aja, dia lagi di luar negeri" Hongyi bicara sesuai dengan apa yang di suruh linyi.

"Oh luar negeri"ana tertegun.

"Dia lagi menenangkan dirinya, dia juga mengundurkan diri dari pekerjaannya"Hongyi memberitahu.

"Dia pasti mau menghindari gue makanya pergi keluar negeri"

Linyi berteleport muncul di hadapan ana dan hongyi.

"Li"Ana tersenyum.

"Kerjaan kita beres kapan?"Tanya linyi tidak mempedulikan ana.

"Sudah selesai kok"Ucap hongyi.
"Kita udah cek lokasi dan menemui pemilik tanah..tinggal tanda tangan"

"Kalau gitu gue balik duluan"Ucap li berteleport.

Ana ternganga..
Buset gue patung apa ya..
Gue nggak di anggap sama sekali batin ana kecewa.

Hongyi menepuk bahu ana pelan.
Hongyi bingung harus memihak siapa dirinya terjebak di tengah-tengah.
"Ana semangat"

Ana tersenyum tipis.
"Kalau gitu gue juga pamit"Ana berteleport.





Rumah li.

Ketika ana muncul di rumah, linyi sedang duduk di ranjang membaca buku.

"Apa loe marah karena gue memberitahu linyi semuanya.. Maaf gue tau loe nggak suka kalau gue mencemaskan linyi"

Li alias linyi tidak menghiraukannya dan fokus membaca buku.

Ana naik ke tempat tidur lalu duduk di atas paha linyi.
Ana merebut bukunya dan melemparkannya sembarangan.

"Loe"Linyi yang mau marah tidak jadi karena ana menatapnya sambil tersenyum.

Jantung linyi berdebar kencang.
"Gue lagi baca buku"Gerutunya.

"Gue lebih menarik daripada bukunya"Ana memajukan tubuhnya, tersenyum menatap wajah li.
"Loe suka gaun yang gue pakai?"

"Biasa aja, gue nggak suka warnanya"
Linyi tegang.
Aduuh..
Linyi menelan ludah.
Kenangannya saat bersama ana muncul kembali dalam ingatannya.
Hanya beberapa hari mereka sempat menikah dan semua hancur begitu saja.

Ana masih cantik seperti dulu..
Tidak ada yang berubah.
Namun sekarang dirinya adalah li.
Li berpesan agar ana tidak boleh tau kalau dirinya adalah linyi.
Kalau ana tau, cincin pernikahan mereka akan menghilang.

Ana imagination loveWhere stories live. Discover now