THE QUEEN

1.9K 223 4
                                    

"Besok jangan ada yg kemana mana," kata Ayah saat makan malam.



Freen dan Rose mendongak, lalu menatap Ayah heran.



"Memang kenapa Yah?" tanya Rose.



"Besok aku ada kuliah, lalu latihan basket."



"Bolos saja kuliahnya," kata Ayah tak peduli.



Freen menganga lebar. Ayah menyuruh Rose untuk bolos kuliah. Pastilah hal ini sangat darurat. Mungkin besok Ayah akan mengadakan acara pemancungan bagi Freen, dan Rose wajib bolos kuliah supaya tidak melewatkannya.



"Bolos? Memang ada apa sih?" desak Rose, seakan setengah mati tak mau kehilangan satu hari kuliah demi hal yg tidak benar-benar penting.



"Pokoknya bolos saja. Nanti juga kamu tahu," Ayah menutup percakapan itu, lalu kembali melahap makan malamnya.



Freen segera memutar rencana pelariannya.




============================



"Freen! Bangun! Sudah jam berapa ini?" seru Ibu sambil mengetuk pintu kamar Freen dengan keras.



Freen tersentak, lalu terbangun. Dengan segera, dia meraih alarm nya. Jam itu ternyata mati diangka tujuh. Sialan. Rencana pelariannya yg sudah dipikirkan secara matang lenyap sudah. Freen harus menghadiri upacara pembantaian ini. Freen bangun dengan seribu satu kutukan, sebelum membuka pintu untuk ibu. Ibu terlihat sangat rapih, juga heran.



"Kenapa kamu baru bangun jam segini? Ayo cepat mandi!" teriaknya histeris lalu mendorong Freen kedalam kamar mandi. Tapi, sebelum sempat masuk kamar mandi, bel berbunyi.



"Biar aku-"



"AHH!" seru Ibu membuat Freen kaget, sekaligus memutus kalimatnya.



Freen menatap Ibu yg terlihat panik.



"Sudah tidak usah mandi, duduk saja disana!" serunya panik, lalu menarik Freen ke ruang tamu yg luar biasa ganjil.



Tak seperti biasanya, ruang tamu itu penuh dengan pita, balon, juga makanan. Yg paling terlihat aneh adalah kue besar dengan angka dua puluh diatasnya. Cukup lama waktu yg dibutuhkan Freen untuk menyimpulkan bahwa ada seseorang yg berulang tahun. Saat melihat Rose yg tampak berbunga-bunga , dia menyadari bahwa hari ini ulang tahun Rose. Dan oh, benar, dirinya juga.



"Selamat ulangtahun!" seru Ibu sambil mencium kedua pipi Freen.



Freen sendiri belum bergerak, masih shock dengan keadaan yg kacau itu.



Tak lama kemudian Ayah muncul dari pintu depan, lalu menyalami Freen dengan canggung, seolah Freen baru saja berhasil membaca sebuah buku sampai selesai. Freen lantas duduk disebelah Rose yg tak tampak ingin menyelamatinya.



"Freen? Kenapa melamun? Tidak senang?" kata Ibu.



"Senang." Freen berbohong.



Sebenarnya dia masih sangat terkejut. Seluruh paket ini, hari Senin, Ayah belum berangkat ke kantor, Rose bolos kuliah, kue besar berangka dua puluh, hari ulang tahunnya, semuanya membuatnya luar biasa bingung.



"Tadi siapa yg telfon, Yah?" tanya Rose.



"Hah? Oh, bukan siapa-siapa. Hanya tukang susu." kata Ayah cepat.



Freen memandangnya tajam. Jelas saja bukan tukang susu. Freen malah baru mendengar kalau keluarga ini berlangganan susu.



"Kalian tidak saling kasih selamat?" tanya Ibu lagi, berusaha membelokkan arah pembicaraan.



THAT SUMMER BREEZE (END)Where stories live. Discover now