Part 13

177K 11.8K 211
                                    

Happy reading ❤️‍🔥

~~~

Hari kamis 13 April 20xx, dalam sebuah konferensi pers kepolisian memberitahukan bahwa wanita berusia 34 tahun dengan inisial M.P resmi menjadi tersangka atas kasus pembunuhan berencana bersama ketiga tersangka utama dan dua tersangka lainnya yang ikut andil dalam kasus pembunuhan tersebut.

M.P diduga menjadi dalang dan otak dalam kasus pembunuhan yang menimpa Arturo Dexter dan Binara Dexter.

Majelis hakim juga sudah mengeluarkan surat penetapan kapan sidang dilakukan. Sidang pertama akan diberlangsungkan pada tanggal 18 April 20xx.

Pengacara yang memegang kasus Arturo dan Binara juga sudah mempersiapkan semua barang bukti dan saksi atas kasus yang menimpa klien.

Atlas menatap penuh amarah kala melihat berita pagi ini. Tangannya mengepal kuat, rahangnya mengeras bahkan tatapannya begitu tajam dan gelap.

Foto kedua orang tuanya terpampang jelas di layar tv hingga gambar mobil yang digunakan ayah dan ibunya juga diperlihatkan kembali. Kondisi mobil yang terlihat begitu parah membuat Atlas mengingat kembali bagaimana kondisi ibu dan ayahnya saat di bawa ke rumah sakit.

Atlas hanya bisa menahan rasa amarah dalam dirinya hingga perasaan sesak kembali muncul di area dadanya. Namun, Atlas tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan rasa sedih hingga mengeluarkan air mata. Bahkan Atlas lupa kapan dia terakhir menangis atas kehilangan orang yang begitu berarti dalam hidupnya.

Nabella, perempuan itu tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya berdiri tepat di belakang atas seraya menatap punggung lebar Atlas yang setia berdiri sambil mendongak menatap layar tv yang berada di ruang khusus untuk menonton tv.

Nabella tahu bagaimana perasaan Atlas sekarang. Karena Nabella juga pernah merasakan hal yang sama dalam kasus yang hampir sama dengan pria di depannya. Kehilangan orang yang kita sayang memang semenyakitkan itu.

Atlas membalikan tubuhnya dan menatap lekat wajah Nabella. Perempuan itu tersenyum lembut seakan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Cukup lama Atlas memandangi wajah Nabella. Dan selama menatap wajah cantik itu, perasaan marah yang menggebu-gebu itu seketika memudar.

"Hug me please" pinta lirih yang keluar dari mulut Atlas

Nabella terkejut dengan suara lirih dan tatapan mata Atlas yang memancarkan kekosongan dan rasa lelah. Padahal beberapa saat sebelumnya mata Atlas hanya memancarkan amarah.

"Hug me please Nana"

Nabella berjalan mendekat lalu sedikit berjinjit untuk memeluk Atlas dengan melingkarkan kedua tangannya pada leher pria itu.

Atlas langsung menerima dengan membalas pelukan hangat itu, dia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Nabella seraya menikmati wangi yang timbul di bagian leher perempuan itu.

Nabella mengelus lembut pundak Atlas tanpa mengatakan apapun. Dia hanya mencoba menenangkan Atlas dengan cara mengelus pundaknya.

Pria itu semakin mengeratkan pelukannya, tubuh keduanya semakin menempel. Atlas tidak mengerti dengan perasaannya sekarang tapi yang pasti bukan tanpa alasan Atlas meminta sebuah pelukan pada Nabella. Ia ingin memastikan apa jantung dan perasaan menggila ini berasal dari ia dekat dengan Nabella atau hanya karena narkoba yang dirinya konsumsi.

Namun, Atlas sekarang mengerti. Bukan karena narkoba jantung berdetak cepat dan bukan karena narkoba perasaan aneh dalam dirinya semakin menggila. Tapi, semua itu karena dia menyukai Nabella.

ATLAS (End)Where stories live. Discover now