Part 40

108K 8.5K 253
                                    

Happy reading 💕

^^^

Suara ketukan pintu yang terus menerus membuat Nabella terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Biru….ada apa malam-malam ke kamar aku" Tanya Nabella seraya merapikan tatanan rambutnya yang berantakan.

"Nana, gua mau minta bantuan lo" Wajah Biru terlihat gusar dan penuh kekhawatiran.

"Minta tolong apa?"

"Gua boleh pinjem ponsel lu, sebentar aja please" Melihat wajah Biru yang memohon membuat Nabella akhirnya mengiyakan.

"Tunggu sebentar, aku ambil dulu"
Setelah mengambil ponsel, Nabella menyerahkannya pada Biru. "Kamu mau pinjem buat apa?"

"Gua mau telpon seseorang, lo ada pulsa kan?" Nabella mengangguk "Oke bagus, sebentar gua mau telpon dulu"

Nabella mengerutkan keningnya, kemana hilangnya wajah gusar Biru. Kenapa wajah bodohnya kembali lagi, apa pria itu memang cepat dalam merubah ekspresi.

Nabella menunggu Biru yang menelpon cukup jauh darinya, terlihat Biru memang sedang berbicara dengan orang lain. Tapi siapa orang yang Biru telpon di jam 23.30 malam.

Biru berjalan dengan wajah sumirang, dia nyengir kearah Nabella seraya menyerahkan ponsel pada pemiliknya.

"Makasih Nana"

"Kamu telpon siapa?"

"Tukang pulsa" Nabella dibuang cengo "Ngapain telpon tukang pulsa?

"Ya…ya mau beli pulsa, pertanyaan apaan kaya gitu. Aneh"

"Kamu bawa ponsel ke tempat rehabilitasi? kamu tau kan disini peraturannya nggak boleh bawa ponsel? Kamu ngelanggar aturan itu namanya Biru"

"Tapi Atlas bawa nggak masalah" Mencari pembelaan dan lagi-lagi membawa orang lain, sekarang menjadi tumbal adalah Atlas

"Lagian kalau gua nggak bawa gimana gua bisa tau kabar si buta, salah dia nyuruh gua rehab. Jadinya ribetkan"

Nabella menggeleng tak paham, Biru sangat mencintai perempuan itu. Tapi berkali-kali, Biru mengatakan perempuan itu buta. "Nggak boleh ngomong kaya gitu" Tegur Nabella "Iya maaf"

"Dah ah gua mau tidur, bye Nana. Terima kasih Sucan, good night. Jangan lupa mimpiin gua….. eh maksudnya Atlas"

^^^

"Atlas bangun" Nabella menggoyang-goyangkan punggung Atlas berulang-ulang kali.

"Atlas bangun atau aku tinggalin kamu sekarang" Ancam Nabella

"Iya ini aku bangun" Atlas langsung membalikan badan menjadi telentang, namun matanya masih terpejam.

Nabella membuang nafas lelah "Atlas dimana ponsel kamu?" Tanya Nabella yang berhasil membuat kedua mata Atlas terbuka lebar

"Apa…aku nggak bawa ponsel" Gugup, tatapan datar Nabella membuat Atlas gugup.

Nabella menarik kursi lalu duduk menghadap Atlas "Atlas, kamu tau peraturan disini apa kan?" Atlas mengangguk dengan posisi yang masih tiduran "Terus kenapa melanggar?"

Atlas bangun, pria itu duduk menyila menghadap Nabella "Aku sengaja, biar aku tau gimana perkembangan soal permasalahan aku dan siapa yang membunuh ibu dan ayah"

"Walaupun aku udah tahu siapa yang jadi dalang atas kecelakaan ibu dan ayah, tapi aku ingin tahu apa kakek akan diam saja. Dan membiarkan mereka berkeliaran? Apa hanya aku yang akan dihukum? Sedangkan mereka tidak? Ponsel itu yang bikin aku tahu apa yang terjadi Bella"

ATLAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang