AMARA SABILASYA

57 13 13
                                    

Pagi yang cerah matahari yang menyinari jendela kamar ara, bundanya berjalan ke arah tangga untuk menuju lantai atas ke kamar anaknya berada. Untuk membangunkan ara dan arel yang saat ini belum bangun juga sedari tadi.

"Araaa bangun liat udah jam berapa ra, nanti telat sekolahnya abang udah nungguin di bawah!!" Teriak bundanya tersebut.

"Iyaaa bundaaa ini ara bangun nih." Teriak ara karna berisik dengan bundanya pagi-pagi sudah mengomel.

"Ck, kebiasaan banget bunda masih pagi juga gue kan masih ngantuk. Ah udah deh gue harus siap-siap nanti abang juga ngomel kaya bunda." Ucap ara yang berbicara pada dirinya sendiri.

"Elvanoo bangun sayang, udah siang el nanti terlambat ayah dan abang kamu sudah nunggu di bawah untuk sarapan!!" Teriak bunda.

"Arghh bunda apa sih pagi-pagi udah teriak." Ucap arel yang sangat pusing mendengarkan teriakan bundanya itu sedari tadi.

"IYAAA BUNDAAA NANTI EL KE BAWAH." Teriak arel pada sang bunda agar berhenti mengomel.

Saat ingin turun ayza berteriak kembali agar putra dan putrinya itu benar-benar bangun. "AWAS YA KALIAN KALAU SAMPAI GA TURUN LIAT AJA." Teriak sang bunda mengingatkan dengan mengancam.

"IYAAA BUNDAAA INI ARA EL UDAH SELESAI!! BUNDA TUNGGU DI BAWAH AJA!!" Teriak mereka bersamaan, lalu keluar dari kamar masing-masing.

Dan yang di tunggu-tunggu akhirnya mereka sekarang duduk di meja makan untuk sarapan bersama.

"Pagiii semua, bang ayo berangkat sekarang gue telat nanti." Ucap ara pada semua

"Sarapan dulu ra. Ini hari senin lo mau upacara nanti pingsan." Ucap azkar mengingatkan adiknya itu.

"Benar ra, kamu sarapan dulu nanti sakit perutnya. Kamu juga nanti kumat lambungnya bahaya!!" Ucap sang bunda membenarkan perkataan azkar.

"Ah kelamaan gue kalo makan tar aja di sekolah, ayo bang buruan!!" Ara yang sudah siap berangkat sedang berpamitan dengan ortunya.

"Bun, yah kita berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Teriak ara setelah berpamitan saat keluar rumah.

"Bun, yah. Azkar berangkat ke kantor assalamualaikum." Ucap azkar langsung keluar rumah.

Saat di perjalanan, azkar membuka suara untuk menghilangkan keheningan.

"Ra." Saut azkar.

"Paan?" Tanya ara dengan alis sebelah kirinya di angkat.

"Gapapa, abang cuma ingetin belajar yang rajin yang bener. Nanti lulus SMP mau lanjut SMA apa SMK?" Tanya azkar pada sang adik.

"Eumm ara maunya SMK bang, kalo SMA tuh nanti ga ada pengalamannya. Kan kalo SMK tuh ada PKL tuh bang jadi ada pengalaman nanti." Ucap ara.

"Yaudah nanti abang cari SMK favorite buat kamu, kamu juga bisa masuk lewat jalur prestasi juga." Ucap azkar yang mengingat adiknya itu mengikuti eskul pencak silat dan basket.

"Ehh ga usah bang. Ara ga perlu SMK favorite yang penting lingkungannya ga toxic aja." Tolak ara.

"Yaudah. Turun dah sampe!!" Azkar yang menyuruh ara turun mobil.

"Thanks ya bang. Gue masuk dulu ati-ati bang." Ara yang saat turun berpamitan untuk sekolah kepadanya.

(⁠☆⁠▽⁠☆⁠)•(⁠☆⁠▽⁠☆⁠)

Saat menginjakan kaki di sekolah, ia sudah di kagetkan oleh dua sahabatnya itu.

"Cewe kiw!! Hehe." Ucap nabila sambil merangkul ara.

𝟒'𝐅𝐀𝐕Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt