LDR

3 3 0
                                    

Sudah berhari-hari semua aktifitas dilewatkan oleh seorang gadis kecil manis. Tepat hari ini kepergian seseorang yang ia cintai akan meninggalkan nya untuk meneruskan pendidikan nya.

Terlihat seorang pria paruh baya sedang menunggu anak sulungnya itu untuk keberangkatan nya hari ini. Tepat suara derap langkah seorang menuruni anak tangga.

Farzel yang melihat itu pun langsung beranjak dari duduknya "Sudah siap? Sekarang kita ke bandara." Ucapnya pada faizal.

"Saya ingin berpamitan terlebih dahulu dengan teman-teman, apakah anda bisa sabar sebentar tuan farzel malendra?" Sarkas Faizal.

"Baik lah untuk ini saya izinkan setelah itu cepat kembali dan kita akan berangkat." Ucapnya lalu beranjak ke ruang kerja nya.

Sang bunda yang melihat itu pun menghampiri anaknya "Gapapa, temui teman-teman mu lebih dulu untuk berpamitan lalu cepat kembali ayah pasti menunggu." Ucap Pamela mengelus punggung Faizal.

"Iya, nico pergi dulu Bun." Pamitnya mencium tangan sang bunda.

Disisi lain seorang gadis kecil manis sedang berkutat di meja rias hari ini dia akan mengantarkan sang kekasih berangkat ke bandara.

"Feeling gue kenapa ga enak ya?" Ucapnya pada diri sendiri.

"Ra?" Sapa arel memasuki kamarnya. Ara merasa di panggil pun menengok.

"Kenapa?" Tanya nya menutupi kegelisahannya.

Arel yang melihat gerak gerik sang adik seperti itupun tahu "Apa yang buat lo gelisah gini?" Tanyanya membuat ara tersentak.

"Gue ga tau." Jawabnya. Membuat arel menghela nafas pelan.

"Gapapa, sementara doang Ra." Ucapnya paham maksud kegelisahan Ara.

"Tapi, gue takut feeling gue bang." Ucapan ara membuat arel terdiam.

"Jangan biarin otak lo overthinking berlebihan, belum juga Faizal berangkat." Ucapnya lalu beranjak keluar dari kamar ara.

Saat langkah kaki Arel menuruni anak tangga, ia melihat sang tante sudah duduk manis di meja makan "Gimana rel? Oh iya kalian naik mobil ke bandung?" Tanya sang tante.

"Tante tau sendiri Ara dia udah ada feeling ga enak untuk kepergian Faizal, naik motor biar cepet." Ucapnya.

"Wajar sayang, apalagi perempuan itu memang kalo sudah mempunyai feeling seperti itu biasanya memang terjadi rel." Ucapan sang tante membuat arel mendelik.

"Maksud Tante?" Tanyanya membuat sang tante menghela nafas.

"Maksud Tante bukan mendoakan hal buruk yang terjadi, tapi feeling perempuan jika ingin di tinggalkan oleh laki-laki nya biasa lebih bertepatan dengan hubungan mereka." Jawaban dari sang tante membuat arel pun terdiam.

"Bang, ayo nanti telat!" Ajak ara menuruni anak tangga.

Dilain tempat, Faizal sudah bersama teman temannya disini lah mereka berada markas.

"Belum dateng?" Tanya faizal pada teman-temannya.

"Belum, lagi di perjalanan zal." Jawab fardan.

"Sabar, gue yakin pasti dateng tepat waktu." Sahut rivel menepuk pundak faizal membuatnya menghela nafa pelan.

"Gue cuma di kasih waktu sejam, karena take off nya sejam lagi." Ucapnya.

"Arel udah otw daritadi zal." Sahut nizam.

"Disini udah pada kumpul semua?" Tanyanya.

"Udah lengkap." Jawab agaskar.

"MAAF MENGGANGGU WAKTU KALIAN UNTUK HARI INI. GUE DISINI MAU PAMIT SAMA KALIAN SEMUA, GUE SEBAGAI WAKIL DARI GENG MOTOR SILENT BOOM MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH UNTUK KALIAN KARENA UDAH MENERIMA GUE DISINI SEBAGAI WAKIL KETUA. GUE MINTA SAMA KALIAN SEMUA TETAP MENJAGA PERSAUDARAAN KITA. DAN GUE MINTA TOLONG UNTUK TIDAK ADA PENGKHIANAT DIANTARA KITA. GUE GA AKAN PERNAH LUPA SAMA KALIAN SUATU SAAT GUE AKAN BALIK KESINI LAGI!" ucap lantang Faizal.

𝟒'𝐅𝐀𝐕Where stories live. Discover now