KUTUB ES

22 11 3
                                    

Hari ini adalah hari senin dimana hari yang sangat dibenci oleh semua siswa siswi SMP Highschool Bandung.

"Pagi!!" Sapa ara saat menuruni anak tangga.

"Pagi juga ra!" Sapa abangnya dan juga what—Elvan?

"Ko lo disini?" Tanya ara padanya.

"Jemput lo." Jawab elvan santai, ia sudah meminta izin kepada abangnya untuk pergi sekolah bareng ara.

"Tap—" Ucapan ara terpotong.

"Dia udah minta izin buat pergi sekolah bareng lo." Ucap arel tau maksud yang ingin ara ucapkan.

"Oh. Bunda ayah mana?" Tanya ara pada mereka.

"Sibuk lagi, setelah kemarin ngasih tau kita tentang pernikahan bang azkar." Ucap arel membuat ara tak percaya ortu nya itu sangat tidak peduli sekali dengan anaknya.

"Jadi? Nanti gue kelulusan juga mereka ga hadir?" Tanya ara berharap yang ia fikirkan tidak terjadi lagi seperti ia lulus sd saat itu.

"Iya. Bahkan pernikahan bang azkar juga mereka ga akan hadir, di wakilin sama om aban." Jawab arel membuat ara terkejut, bukan terkejut karna tidak bisa hadir di hari kelulusan nya tapi di pernikahan abangnya itu.

"Bangg?" Ara yang menatap azkar tau perasaan abangnya pasti sangat sakit, azkar menghela napas berat.

"Iya bener yang arel bilang ra. Gapapa masih ada om aban, mereka lagi sibuk banget." Ucap azkar.

"Nanti kelulusan kamu juga kalo abang ga sibuk, abang datang sama istri abang. Atau arel yang hadir." Ucap azkar yang meyakinkan adiknya itu agar tidak merasa sedih karna kejadian nya terulang lagi.

"Iya bang tau ara. Ngerti ko." Jawab ara lembut ya lembutnya mereka paham bahwa ara kecewa.

"El ayo berangkat udah siang!!" Ajak ara kepada elvan.

"Sarapan dulu ra! Gue ga mau berangkat sebelum lo sarapan!" Ucap elvan.

"Nanti di sekolah el ini udah siang keburu di tutup gerbang nya el." Jawabnya, elvan menghela napas lalu pamit.

"Gue pamit ya bang." Pamit ara lalu keluar mendahului elvan.

"Bang thank's ya udah izinin, gue berangkat dulu assalamualaikum." Pamit elvan sopan pada abang ara.

"Jagain adik gue! Waalaikumsalam."  Ucap mereka bersamaan.

(⁠☆⁠▽⁠☆⁠)•(⁠☆⁠▽⁠☆⁠)

Saat di perjalanan, elvan yang melihat ara dari spion nya pun ia membuka suara.

"Ra?" Panggil elvan membuat ara tersadar dari lamunan nya.

"Kenapa?" Tanya nya.

"Cantik." Ucap elvan membuat ara heran.

"Iya makasih." Balasnya.

"Ga ada niatan buat komitmen sama cowo ra?" Tanya elvan hati-hati.

"Gue mau tapi belum ada yang bisa buat gue percaya dan ilangin trauma itu." Ucap ara membuat elvan semakin yakin untuk mendekatkan ara.

"Kalo ada yang bisa gimana?" Tanya elvan meyakinkan ara.

"Ya ga gimana-gimana." Balas ara.

(⁠☆⁠▽⁠☆⁠)•(⁠☆⁠▽⁠☆⁠)

Saat mereka memasuki sekolah, tatapan semua orang disitu tertuju pada dua insan tersebut yang baru saja datang membuat heboh sekolah.

"Wanjayy!! si elvan bareng ara anjing?" Terkejutnya david.

𝟒'𝐅𝐀𝐕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang