SHE | CH-00

23.4K 1.7K 121
                                    

Halo✌🏾

Ekhem! Entah gimana dan alasan apa aku nggak tau, tapi aku kepikiran buat menciptakan tokoh Elbio dengan sikap dan sifat sedemikian.

Cerita ini mungkin akan kasar untuk kedepannya, aku peringatkan kalo nggak suka jangan dibaca😊.

SEPENUHNYA FIKSI📢

Dan, kalo dari cerita ini buat nggak nyaman atau ada salah, atau nggak layak dibaca boleh komen, cerita ini akan langsung diunpub.

Terimakasih💚

***

Sosok remaja bernama 'Elbio' menangis keras didepan pintu rumahnya. Tadi, anak itu dimarahi habis-habisan oleh sang ayah karena mencoret-coret motor adik bungsunya menggunakan krayon.

Elbio menangis kencang, kedua tangan mungilnya memegang erat krayon yang sempat dilempar oleh papanya.

Anak itu terus menangis, wajahnya penuh air mata. Juga, air liurnya yang terus menetes karena terlalu lama menangis.

Dibalik pintu, Henry-- sang ayah memejamkan kedua matanya. Tak tega. Apalagi saat pria itu mengintip dari jendela, melihat anaknya menangis tanpa henti. Tapi, itu salahnya sendiri. Mengapa harus nakal sampai membuat bungsunya kesal?

"Papaaaa," Teriak Elbio memanggil sang ayah. Anak itu terisak hebat, nafasnya tersengal-sengal. Kaki kecilnya ia hentakkan karena tak mendapatkan respon dari sang ayah.

"Aden," Panggil Satya--Satpam dirumah Prabu. Laki-laki itu berjalan mendekati Elbio, lalu merendahkan tubuhnya menyamai tinggi Elbio.

"Mau gendong?"

"Mau papa!" Jerit anak itu, tangisannya kian mengencang.

Satya tidak mendengarkan ucapan Bio, ia langsung menggendong tubuh Elbio dengan mudah.

Elbio yang dasarnya hanya ingin papanya langsung memberontak ingin turun. Ia menjerit tidak mau.

Hati nurani Henry mengalahkan ego. Ia buka pintu besar berwarna putih itu, lalu berjalan mendekati Satya yang tampak kerepotan menggendong putra keduanya.

Henry langsung mengambil alih Elbio, menggendong anak itu dan menatapnya.

Sedangkan Elbio, tangisannya langsung terhenti. Namun masih terisak.

"Masih mau nakal?" Tanya Henry sambil mengusap air liur Elbio yang menetes.

Dengan cepat Elbio menggeleng.

"Kalo nakal, papa nggak mau gendong kamu lagi."

"Enggak nakal," Balas Elbio lirih.

"Satya, kembali bekerja," Satya mengangguk, lalu undur diri.

Henry berjalan memasuki rumahnya bersama Elbio digendongannya.

Diruang tamu, Elbio melihat kakak dan adiknya sedang bermain game. Dan Elbio tidak diajak.

Elbio menatap papanya. "Bio mau main itu," jemari kecilnya menunjuk objek yang dimaksud.

Say Hello, El [Completed]Where stories live. Discover now