SHE | CH-21

18.4K 1.8K 210
                                    

Elbio merasa terusik karena rasa dingin diwajahnya. Anak itu menggeliat. Perlahan kedua matanya terbuka.

Ia menguap lebar. Dapat dilihat sang papa yang mengusap wajahnya menggunakan tisu. Karena Elbio masih merasa lesu, ia hanya diam sambil berkedip menatap wajah papanya.

"El udah mandi?" Dibalas gelengan oleh Elbio.

"Papa lap, ya? Nanti lengket, nggak enak tidurnya."

"Mau mandi."

"Nggak usah mandi, papa lap aja."

Menghentakkan kakinya kesal. "Mau mandi ail," Rasa lesu bangun tidur dan dipaksa untuk sesuatu yang tidak mau itu rasanya sangat menjengkelkan.

Henry mengangkat Elbio. Menahan belakang kepalanya dan berjalan mendekati jendela.

"Liat kan, udah gelap?"

Elbio lihat. "Mau mandi ail."

"Dilap juga pake air, El."

"Nggak mau nggak mau," Kepala Elbio menggeleng brutal membuat Henry sedikit kualahan.

Tanpa sengaja Henry menekan leher Elbio, membuat Elbio langsung menangis kencang. Salah siapa bergerak heboh.

"Sakiiiiitt."

"Nah kan, makannya anteng."

Tidak belajar dari kejadian beberapa detik tadi, Elbio kembali menggeleng. "Mandi pake ail," Mohonnya dengan air mata yang mengalir.

"Dilap juga pake air, Elbio!"

"Nggak mau."

Henry menghela nafasnya. Lebih memilih mengalah daripada drama Elbio semakin panjang. Waktu istirahatnya terpaksa ditunda.

Sambil menggendong Elbio yang masih menangis lirih, Henry menyiapkan air hangat yang pas agar Elbio tidak kedinginan. Meski agak sedikit repot karena El berada digendongannya.

Setelah dirasa airnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, Henry duduk dikloset duduk dengan Elbio dipangkuannya.

Henry mengusap air mata Elbio terlebih dahulu menggunakan kedua Ibu jarinya. Kemudian melepas pakaian yang Elbio kenakan.

Mengusap punggung polos Elbio. "Ini masih sakit?"

Elbio mengangguk jujur sembari merapatkan tubuhnya pada Henry. Jujur saja, setelah kejadian tadi tubuhnya memang sakit. Tapi, semakin lama rasa sakitnya semakin bertambah.

Henry beranjak, telapak besarnya masih setia mengusapi punggung sang putra. Berharap sedikit mengurangi rasa sakit yang dirasa putranya.

Perlahan Henry menurunkan Elbio kedalam bak mandi dewasa. Henry mengguyur badan Elbio sedikit demi sedikit dari tangannya.

"Bebek El?" Anak itu mendongak menatap Henry. Kedua kakinya terjulur lurus kedepan.

Henry meraih bebek karet diember kecil yang terletak samping kakinya. Lalu menyerahkan mainan itu. Mainan yang berumur sama dengan sang pemilik, mainan yang selalu menemani Elbio mandi. Sejak Elbio belum bisa duduk sendiri, hingga sekarang.

Dengan senang Elbio memainannya didalam air. Sesekali menekan mainan itu dan menimbulkan suara.

Suara air dan bebek karet seperti suara candu yang harus Henry dengar sehari sekali.

Membiarkan Elbio fokus dengan mainannya, Henry membasuh wajah Elbio terlebih dahulu.

"Papa."

"Hm?"

"Kenapa El jadi anaknya papa, ya?"

Dahi Henry langsung berkerut. "Kenapa tanya gitu?" Menuangkan sedikit sampo ke tangannya, lalu mengusak kepala putranya.

Say Hello, El [Completed]Where stories live. Discover now