SHE | CH-13

9.9K 1.3K 46
                                    

"Adek. Darimana aja ... Udah gelap kok baru pulang?" Regi berdiri diteras. Menatap Elbio yang tengah berjalan pelan kearahnya.

"Dali lumah Bintang."

Menggandeng tangan Elbio, menuntunnya untuk masuk kedalam rumah. "Kok baru pulang?"

"Tadi tidul sebental dilumah Bintang."

Regi menghela nafasnya. Ya, sebentar versi Elbio itu aneh.

"Papa nyariin tuh daritadi."

"Papa mana?"

"Lagi nonton televisi sama Gani."

Kepala Elbio mengangguk. Kedua kakak beradik itu berjalan beriringan menuju ruang keluarga.

"Papa," Elbio memanggil Henry yang tengah mengusap kepala Gani. Pria itu menoleh.

"Kok baru pulang?"

Elbio manggut-manggut, ia langsung duduk disofa bersama kado yang diberikan Bintang tadi berada dipelukannya.

Mendongak. "Tadi El dikasih kado."

"Kado?"

"Iya, kata Bintang kalna El udah sembuh, makanya dikasih kado."

"Bilang terimakasih nggak?" Sahut Regi.

"Bilang," Sambil mengangguk. "El mau buka kadonya sama papa."

"Yaudah, coba buka."

Elbio langsung menyobek kertas yang membaluti mainan entah apa itu, merasa tak sabar untuk melihat mainan yang diberi Bintang. Bintang baik, dan El suka.

"Wahhh," Sepertinya mulut Elbio tidak bisa rapat karena sangking takjubnya. "Yey ... Bagus, papa."

Elbio mengangkat mainan itu tinggi-tinggi. Sebuah mainan pancing dan tiga ikan sebagai pelengkap. Elbio memangku mainan pancing tersebut sembari menatap kagum. Ini, sangat keren.

"Papa liat ... bagus, kan?"

Henry mengangguk dan mengecup kepala Elbio. "Dijaga baik-baik, oke?"

"Oke!"

Hari ini, Elbio merasa bahagia. Sangat. Senyuman manis anak baik itu terus terukir dibibirnya, menandakan bahwa hari ini adalah hari yang indah.

***

Hari terakhir masa orientasi siswa diwajibkan memakai seragam olahraga lagi. Mereka akan melakukan jalan santai.

Elbio sudah berada dibarisan, ia sudah digandeng oleh Luky dan Febian. Padahal, tidak digandeng pun Elbio bisa berjalan sendiri.

"Gigimu kering nanti."

Mendongak menatap Luky, Elbio menyengir terlebih dahulu. "Luky, El seneng."

"Seneng kenapa kalo boleh tau?" Sahut Febian.

Tampak berfikir. "Enggak tau, tapi lasanya seneng aja."

Elbio, si anak baik itu merasakan senang tanpa alasan?

Febian menggelengkan kepalanya. Membiarkan Luky mengobrol dengan Elbio, ia lebih memilih mendengarkan peraturan yang dibacakan oleh OSIS.

"Kalo sekarang kamu pake bajunya siapa?" Pertanyaan dari Luky membuat Febian kembali memusatkan perhatiannya pada Elbio.

Elbio menunduk melihat kearah bajunya sendiri. "Pake punya Abang, ini selagam Abang pas kelas satu," Jari telunjuknya berada dibibir yang mengerucut.

Febian membenarkan baju Elbio yang melorot hingga bahu. Bajunya besar, apalagi celana. Seperti baju dua kali oversize.

Say Hello, El [Completed]Where stories live. Discover now