SHE | CH-20

11.4K 1.4K 81
                                    

"ABANG TULUN," Elbio bergerak heboh diatas motor. Regi langsung menghentikan motornya karena terasa akan oleng jika membiarkan Elbio terus bergerak.

"Apa sih, dek?"

"Tulun."

"Ha? Rumah masih jauh kalo adek mau tau."

Menunjuk kebelakang. "El liat mpus sedilian disana, El jadi mau nangis lasanya."

"Ya namanya juga kucing liar. Biarin aja."

"Mau bawa pulang."

"Mana kucingnya?" Regi membalikkan badannya. Regi menyipitkan kedua matanya ketika melihat kucing yang dimaksud Elbio. Kucing cantik berwarna putih, dengan ekornya yang pendek. Anak kucing? Tapi sudah cukup besar kalau dilihat-lihat.

"Adek mau bawa pulang?"

Mengangguk heboh. "El kasian kalo pus nya sendili, kalo malem gelap. Nanti tidulnya dimana?"

"Kucing mah tidur dimana aja juga merem, dek."

"El mohon, bawa pulang."

Jurus memohon. Regi langsung menyetandar motornya, membiarkan Elbio tetap duduk diatas motor selagi Regi mengambil kucing yang dimaksud Elbio.

Elbio langsung merebut kucingnya begitu saja ketika Regi baru saja kembali. Mengusap bulu halus itu pelan. "Kelennya."

"Pegangin yang bener kucingnya, jangan sampe jatuh."

Mengangguk mantap. Satu tangan Elbio memeluk tubuh kucing, satunya lagi memeluk tubuh Regi agar tidak terjungkal. Untung saja kucingnya tidak sebrutal yang Regi pikirkan.

Motor Regi harus putar balik untuk membeli pakan kucing. Untung saja Elbio. Jika itu Gani, beda cerita.

***

Kucing yang diberinama obiobio oleh El kian terlihat cantik setelah dimandikan. Disemproti parfum, diberi kalung, dan kini kucing itu tengah memakan pakannya.

Elbio tengkurap didepan kucing yang tengah makan itu. Elbio terlampau excited melihat kucing barunya makan.

Regi menggelengkan kepala. Ditariknya kedua kaki Elbio agar sedikit menjauhkan wajahnya dari Obi.

"Jangan deket-deket."

Mendongak. "Kenapa? El mau liat Obi makan."

"Dari jauh juga keliatan. Liat, Abang dari sini aja keliatan."

Elbio mendudukkan dirinya, merangkak mendekati Obi dan langsung memangkunya. Membuat kucing itu bersuara karena acara makannya terganggu.

Elbio memeluk erat leher Obi. "Ululu, Obi gumuy."

Regi berjongkok didepan Elbio. "Kalo gendong kucing kayak gitu, kucingnya kecekik, mati nanti," Membenarkan posisi Obi. "Kayak gini yang bener. Paham?"

"Paham," Lirihnya. "Maafin El, Obi. El udah nyakitin Obi."

Senyuman kecil tertarik dibibir Regi. Diusapnya kepala sang adik untuk sekedar memberikan ketenangan, bahwa itu tidak masalah dan wajar saja terjadi. Elbio juga belum tau.

"Abang."

"Apa?"

"El mau tunjukin Obi ke adek."

"Nggak usah," Cegah Regi langsung.

"Kenapa?"

"Gani geli sama kucing, nanti malah kucingnya yang dilempar emang mau?"

Menggeleng keras. "Nggak boleh, nanti Obi sakit."

Say Hello, El [Completed]Where stories live. Discover now