SHE | CH-18

10.1K 1.5K 52
                                    

"Kenapa, hm?"

"Temen adek jahat sama El," Adunya. Elbio menyembunyikan wajahnya didada Regi.

"Nakalin adek gimana?"

Elbio menggeleng dipelukan Regi. Rasanya tidak sanggup mengungkit kembali krayon dan balonnya yang rusak. Elbio lebih merasa sakit hati karena krayonnya yang rusak daripada saat Sanja membanting tubuhnya.

Regi terus menepuk punggung Elbio. Membuat anak itu nyaman dan tertidur dipelukan abangnya.

"Tidur anaknya, gi," Ucap Ferel memberitahu.

Mengangguk. "Biarin aja, kecapekan nangis kayaknya," Menatap Elbio. "Kenapa adek gue bisa nangis kayak gini, ya? Apa temen-temen Gani bully dia?"

"Bully anak baru? Lagian adek Lo OSIS."

"Iya, rasanya nggak mungkin," Timpal Julian.

Ferel menambahi. "Bukan nggak mungkin kalo liat perlakuan Gani ke El. Lagian yang El sebut buakn Gani, tapi temennya."

"Temennya yang ngebully, gitu?"

Mengangguk. "Bisa jadi."

"Kenapa nggak ngecek cctv aja?"

***

Kedua tangan Regi mengepal erat begitu melihat tayangan cctv. Dimana Elbio yang tadinya tersenyum senang karena dihampiri sosok remaja yang tak lain ada Sanja.

Regi tau, pasti Elbio berpikiran kalau Sanja ingin mengajaknya berteman.

Terlihat Sanja mengambil dan mematahkan krayon adiknya Lalu dimana Sam menginjak balon yang dibelikannya tadi pagi.

Kilatan amarah kian terlihat ketika melihat tubuh adiknya dibanting begitu saja. Regi sontak menatap sedih ketika melihat reaksi Elbio. Meski dulu ia tak terlalu dekat dengan Elbio, mencubitnya saja regu tidak pernah.

"Tega banget," Celetuk Wili. "Mereka harus dapet hukuman nggak si?"

"Lebih dari hukuman," Ujar Regi tanpa ekspresi. Setelah mengatakan itu, Regi langsung pergi.

"Marah banget kayaknya si Regi."

"Pak, boleh dikirim pas bagian ini nggak?"

***

Regi terus menciumi wajah Elbio yang masih tertidur pulas. Regi menidurkan adiknya di UKS agar lebih nyaman.

Sebenarnya ini sudah jam pulang sekolah, tapi Regi memutuskan untuk menunggu Elbio bangun dengan sendirinya. Regi juga mengizinkan Elbio kepada guru dan memberitahu asalannya.

Keempat remaja yang terlihat dicctv saat ini masih didalam ruang bimbingan konseling. Regi tidak tau. Yang pasti ia berharap mereka akan diberi sanksi, sepadan dengan yang mereka lakukan pada adiknya.

Regi tidak peduli jika itu ada Gani.

Melihat mata bulat adiknya terbuka perlahan, Regi tersenyum.

"Abang," Merentangkan kedua tangannya kearah Regi dan diterima dengan baik. Regi menggendong Elbio.

"Masih lesu, ya. Mau makan?"

"Sosis bakal," Gumam Elbio dengan mata tertutup. Seperti, mengigau?

Terkekeh. "Kita pulang ya, buka dulu dong matanya."

Say Hello, El [Completed]Where stories live. Discover now