Jodoh pilihan Guru^[TAMAT]

Last

"Dhuha! Adeknya jangan dimainin kek gitu" Tegur seseorang wanita yg memakai gamis maron nya yg sedang mengipasi panggangan

"Dedenya gemes buna! pengen dhuha gigit" Gemasnya sambil mencubit' pipi bayi didepannya

"Dhuha kesini nak, temenan sama Arsel" panggil seorang pria berjalan menghampiri bocah itu lalu menggendongnya

"Ihhh, dhuha udah besal, nggk usah digendong!!" Berontaknya sambil memukul' bahu pria itu yg adalah ayahnya

"Nah main sama arsel ya, jangan ganggu zoya lagi" Pesan ayah nya, sedangkan bocah yg bernama dhuha itu menatap bocah laki' didepannya dengan tatapan yg sulit diartikan

"Allo alsel" Sapanya mendadah anak laki' yg sedang menangis dipangkuan ayahnya

"Tuh, dia sapa kamu sel, ayo sapa balik" Ucap seorang ayah dari arsel

yg disapa menghentikan tangisnya , mengerjapkan beberapa kali sebelum akhirnya memberikan senyuman pada dhuha

"Alo" sapanya kembali

"Nama kamu alsel ya?" Tanya dhuha

Bocah itu menggeleng membuat dahi dhuha mengernyit " Telus?"

"Alsel, pakai L" koreksinya walaupun hampir sama dengan Yg disebutkan dhuha

"Benel, Alsel kan?"

"Bukaaann, nama aku tuh Alsel bukan Alsel, pakai L!" Geram bocah itu sedangkan dhuha menghembuskan nafas lelah.sedari tadi orang tua dari anak' itu tertawa gemas melihat tingkah laku anak mereka

"Anak lo belum bangun ca?" Tanya syifa. yapp! nama anak syifa dan gus iwan adalah Dhuha, dan arsel tadi anaknya dea dan Arya sedangkan 

"Belum"

"Aneh banget ya, padahal yg dulu hoby tidur dikelas Syifa sama hana kenapa jadi anaknya ica yg ngantukan?" Heran Dea geleng' kepala

"Namanya juga bayi de" sahut hana melirik sekilas

"Anak gw, ica, sama dea cowo, anak lo doang yg cewe, hati' ya ntar jadi tomboy" Ucap syifa menakut'i

"Nggk bakal gua biarin anak gua punya jiwa laki!" sahut hana yakin

"Kita liat aja nanti kedepannya"

Sekian lama mereka BBQ an akhirnya tiba waktunya kembali kerumah masing'

"kalian hati' dijalan, jangan lupa satu sama lain ya" Pesan syifa

"OKEY!" Sahut para ibuk' sambil memeluk satu sama lain, sedangkan para bapak' hanya bisa menghembuskan nafas kasar, mereka sudah pegal berdiri didepan mobil sambil menggendong anak masing'

"WOI! Cepetan elah! cape nih" Teriak arya prustasi

"Sabar!" Sahut dea dengan mata tajamnya

"Ho'oh.. ama banget" gerutu El