5. Bayi Besar Mama

10.9K 567 85
                                    

Mata Monica dan Darius sesekali melirik pada Sagara dan Acia secara bergantian. Saat ini mereka tengah sarapan pagi. Tentu dengan menu ayam kecap dan kerupuk rasa ikan. Acia dan Sagara sangat menyukai menu itu. Sang suami juga termasuk.

Hari ini hari libur. Monica tidak pergi mengajar. Hanya Sagara yang nanti sore akan ke sekolah, mengikuti eskul basket. Sementara Darius akan tetap berangkat ke kantor. Ada beberapa berkas yang harus ia tandatangani.

Sebelah tangan Acia memegangi kerupuk. Makannya sangat lahap pagi ini. Masakan Monica sangat enak, memanjakan lidahnya. Daging ayam yang menyatu dengan kecap sudah menjadi kesukaannya sedari kecil.

Sagara mengumpat pelan di dalam hati melihat betapa rakusnya gadis berpipi bulat itu. Mulutnya yang ceriwis begitu asik mengunyah ayam dan kerupuk yang dibeli Monica kemaren. Sagara yang menemaninya ke supermarket. Acia hanya bisa makan tanpa bisa membantu. Andai saja di meja makan saat ini tidak ada papa dan mamanya, akan Sagara kurangi ayam kecap gadis itu. Sagara mendengus kesal dalam hati ketika Monica memberi Acia ayam kecap sebanyak dua potong saat akan memulai sarapan.

"Nanti Sagara pulang jam berapa habis eskul basket?" tanya Darius.

"Belum tau, Pah." Sagara menoleh pada Darius. Kemudian fokus pada nasi dan ayam kecapnya.

Darius manggut-manggut. Tatapannya beralih pada Acia. Istri dan putranya terkadang lebih banyak menghabiskan waktu di luar, begitu juga dengan dirinya yang sibuk dengan pekerjaan. Acia sering sendirian di rumah tanpa bisa melakukan apapun. Pasti itu sangat membosankan. Darius dan sang istri sudah berencana untuk membelikan Acia ponsel. Dengan begitu Acia bisa main game atau mendengar musik di kamar. Acia juga lebih mudah berkomunikasi dengan Sagara dan istrinya.

Monica meneguk air setelah ia menghabiskan sarapan. Melihat sang suami juga selesai sarapan, Monica segera beranjak berdiri untuk mengambilkan tas milik suami yang masih berada di kamar. Darius juga menyusul sang istri, menyisakan Acia dan Sagara. Sepasang suami istri itu belum menghabiskan nasi yang ada di piring.

Kesempatan emas bagi Sagara ketika papa dan mamanya meninggalkan meja makan. Dengan iseng ia menyentuh lutut Acia menggunakan kakinya. Ketika gadis itu menatapnya sambil mengunyah ayam, Sagara memberikan tatapan tajam.

"Dasar rakus. Lo cuma boleh ambil ayam kecap satu potong, jangan dua. Balikin," ujar Sagara judes.

"Enak aja. Ini Bunda yang kasih Acia dua. Bilang aja Kak Sagara iri. Kak Sagara cuma ngambil satu. Ini tuh ganti ayam kecap Acia yang dibawa kabur sama kucing." Acia menutupi ayam kecapnya yang ada di pinggir piring menggunakan sebelah tangan.

"Yang dibawa kabur sama kucing udah gue ganti, ya. Balikin. Itu punya gue. Lo masih kecil nggak boleh makan banyak." Sagara mengulurkan tangan ingin menjangkau ayam kecap Acia, namun lebih dulu ditepis oleh Acia.

"Kecil apanya. Acia udah gede. Umur Kak Sagara sama Acia nggak beda jauh. Kata Bunda cuma setahun lebih. Jangan panggil Acia anak kecil Kak Sagara," jawab Acia sinis.

"Tetep aja lo pendek. Balikin nggak!" Sagara tetap kukuh ingin mengambil ayam kecap milik Acia.

"Sagara, jangan ganggu Acia."

Mendengar suara Monica membuat Sagara sekaligus Acia menoleh. Sagara mengembuskan napas berat, sementara Acia menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Tidak akan ada yang bisa merebut ayam kecap yang sudah jadi miliknya. Monica yang baik hati dengan sukarela memberikan ayam kecap dua potong ke dalam piringnya. Kata Monica, Acia harus makan banyak. Makanya Acia dengan senang hati menuruti itu semua.

Baik Acia atau pun Sagara kembali lanjut menghabiskan sarapan milik masing-masing. Monica mengantar sang suami ke depan. Sebelumnya Darius telah berpamitan pada Sagara dan Acia. Keduanya mengangguk dengan serempak, mengatakan 'hati-hati di jalan.'

TOUCH YOUR HEART (TERBIT) Where stories live. Discover now