7. Asisten Pribadi

9.1K 455 19
                                    

Seperti biasa di pagi hari yang dipenuhi oleh tugas sekolah yang akan di kumpulkan di jam pertama, ransel hitam milik Sagara lebih banyak peminatnya ketimbang bakso, nasi goreng serta cireng yang ada di kantin. Para penghuni kelas berbondong-bondong ingin menyambar tas milik Ketos itu, diketuai oleh dua makhluk astral. Siapa lagi kalau bukan Tommy Devano dan Reza Calvin.

Tommy dan Reza melempar cengiran yang sangat membosankan bagi seorang Sagara. Dengan helaan napas, Sagara memberikan ransel hitamnya kepada dua orang itu. Dengan senang hati seraya sedikit membungkuk, Tommy dan Reza menerimanya. Lalu membawanya kabur ke belakang bangku. Murid yang satu partai, tidak mengerjakan tugas sekolah di rumah berlari mengekori Reza dan Tommy. Buku serta pulpen telah mereka sediakan sedari melihat Sagara berjalan santai di koridor.

"Harap bersabar, pembagian rata!" Reza mengangkat sebelah tangan agar tidak ada yang mendesak dan menabrak tubuhnya saat membuka ransel milik Sagara.

Anak-anak menarik bangku, membentuk lingkaran di meja. Buku tugas terbuka dan berjejer di atas meja, menunggu buku tugas Sagara. Sudah seperti anak burung menunggu induknya memberikan makanan saja.

Reza membuka resleting tas. Saat meraba buku, tanpa sengaja tangannya menyentuh sesuatu. Sengaja ia mengangkat tinggi ransel, memasukkan kepala ke dalamnya. Keningnya berkerut melihat benda melingkar bulat dengan permata putih di atasnya. Kening Reza berkerut. Ia ulurkan tangan menyentuh benda itu. Satu nama terukir indah di bagian sisi dalam benda itu.

Sontak. Kepala Reza bergerak mengamati punggung Sagara yang tengah duduk di bangku bagian depan. Degup jantungnya membuncah, ingin berteriak kencang saking syok-nya. Demi apa, sahabatnya tidak memberitahu hal menggemparkan seperti ini? Sejak kapan? Sagara benar-benar keterlaluan. Teganya anak itu membohongi dirinya dan Tommy. Apa-apaan seperti ini. Reza berdecak kesal sekaligus marah. Suasana hatinya tidak menentu. Maka, ia sembunyikan benda itu. Akan ia introgasi Sagara di lain hari.

"Lama banget sih, Za. Keburu Pak Nandon masuk. Bisa mampus kita ditampar sama buku tebalnya." Gadis berkacamata bulat menopang dagu dengan wajah lesu. Guru matematika yang bernama Pak Nandon itu sangat terkenal dengan kekejaman tanpa kata ampun.

"Sabar, gue lagi nyari ini." Reza berbohong. Nyatanya ia telah menemukan buku tugas matematika Sagara. Memastikan tidak ada yang melihat gelagat anehnya, buru-buru Reza menyembunyikan benda itu, memasukkan ke dalam saku celana bagian depan.

Tommy menopang kepala dengan tangan sebagai penyangga. Sesekali ia menguap menandakan ia tengah mengantuk. Semalam main game sampai larut. Ia baru tertidurpukul lima pagi. Dengan teganya, mamanya datang ke kamar dengan sebelah tangan memegang panci, satu lagi memegang sendok. Dua benda itu saling beradu menciptakan suara yang sangat memekakkan telinga. Tidak ada pilihan lain, Tommy memilih bangun, melangkah gontai menuju kamar mandi.

"Ivana!!!" Beberapa dari anak kelas berlari mengejar Ivana. Selain Sagara, Ivana juga pintar. Pemegang peringkat kedua di kelas ini setelah Sagara yang merupakan peringkat pertama.

"Eeits! Gue belum selesai. Semalem gue ketiduran!" Wajah Ivana memelas. Kedua bola matanya berotasi mencari keberadaan Sagara. Dengan senyum manis, ia melangkah mendekat pada cowok itu.

Kedua pundak anak-anak kelas merosot ke bawah mendengar jawaban dari Ivana. Kemudian kembali ke meja, tempat mereka semula. Hanya buku tugas Sagara yang bisa menyelamatkannya kali ini. Mengisi bangku masing-masing, setelahnya memacu tangan menyalin jawaban ke buku tugas.

"Gara, bantu gue jawab soal kedua, dong." Ivana mendudukkan diri di samping Sagara. Dengan cepat ia keluarkan buku tugas matematika.

"Bukannya lo bisa jawab semua soal? Kemaren aja bisa!" jawaban telak membuat Ivana langsung terdiam. Sagara tidak mengerti dengan tingkah gadis di sampingnya ini. Ketika guru menjelaskan materi, Ivana bisa menjawab semua soal. Setelahnya berpura-pura tidak mengerti dengan soal yang diberikan.

TOUCH YOUR HEART (TERBIT) Where stories live. Discover now